Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pengarahan pada kader dalam Safari Ramadan Partai Demokrat hari ke-2 di Gumaya Tower Hotel, Jalan Gajah Mada, Kembangsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (13/6). (MCPD/OmarTara)

Semarang: Presiden keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pemerintah untuk secara imbang membangun manusia Indonesia.

“Gunakan anggaran untuk kesejahteraan rakyat. Anggaran untuk infrastruktur dan pengurangan kemiskinan harus berimbang,” kata SBY dalam keterangan tertulis, Selasa (13/6) malam.

Ini merupakan dua dari empat saran konkret SBY sebagai penerapan dari sila Keadilan Sosial, dalam konteks saat ini. Dua lagi masukan kepada pemerintah adalah program-program pengentasan kemiskinan tidak boleh dikendorkan apalagi dihentikan, serta setiap kebijakan pemerintah harus sensitif terhadap rakyat miskin.

“Boleh saja subsidi dikurangi tapi rakyat miskin yang terdampak harus diberi kompensasi,” ujar SBY.

Ini semua disampaikan SBY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, dalam sambutan Safari Ramadan menjelang buka puasa bersama pengurus dan kader PD Jawa Tengah. Di hadapan sekitar 500 orang pengurus partai, SBY menguraikan hal ini dalam konteks penjabaran sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

SBY kembali menegaskan bahwa Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah lama ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan bagian integral dari partai Demokrat sejak berdiri tahun 2001. “Pacasila sebagai dasar dan asas partai, kebinekan sebagai pilar partai,” lanjut SBY.

“Simak mars PD yang saya ciptakan, ada kata-kata ‘dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia sentosa” tambahnya yang disambut dengan nyanyi bersama oleh para hadirin.

Melanjutkan untaian pemikiran tentang Pancasila yang sudah dimulai di Cirebon, SBY memanfaatkan kesempatan di Semarang untuk membahas sila keadilan sosial. Menurutnya, ada dua persoalan mendasar yang terkait dengan sila ini, “Yang menjadi persoalan dan tantangan kita saat ini adalah kemiskinan yang masih relatif tinggi, meskipun sejak tahun 2007, masa pemerintahan saya, terus menurun,” katanya.

SBY mengatakan, ketimpangan atau kesenjangan sosial ekonomi makin meningkat. Karenanya secara khusus SBY menggarisbawahi, agar negara memastikan semua rakyat Indonesia makin sejahtera dan makin makmur. “Jangan kaya dan makmur sendiri-sendiri atau hanya kelompok tertentu saja,” tegas SBY.

“Tentu saja tidak berarti kita anti orang kaya, atau melarang orang menjadi kaya, yang tidak boleh jika orang-orang kaya dan sangat kaya, tidak peduli dan tidak mau berbagi dengan yang miskin serta tidak mampu. Yang dilarang, kaya dengan cara korupsi dan cara-cara yang tidak halal,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, SBY meminta para kader Demokrat yang menjadi Gubernur, Bupati dan wali kota maupun wakil-wakil mereka, untuk memastikan program pembangunan di daerah masing-masing memprioritaskan pengurangan kemiskinan dan ketimpangan.

Bagi para kader Demokrat yang menjadi anggota legislatif, SBY menegaskan untuk memastikan para mitra mereka di pemerintahan mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, hingga Bupati dan Walikota untuk membuat masyarakat makin sejahtera serta kemiskinan dan ketimpangan terus menurun.

Buka puasa di Semarang ini merupakan bagian kedua dari rangkaian Safari Ramadan Partai Demokrat 1438 H, yang dimulai di Cirebon, Jawa Barat tanggal 12 Juni lalu. Setelah dari Semarang, SBY dan rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Surabaya dan Malang Jawa Timur.

(metrosemarang/dik)