Suasana Buka Puasa Bersama yang digelar BPOKK DPP-PD di Kantor Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/6). (MCPD/OmarTara)

Jakarta: Keakraban antar-kader dan ajakan indahnya mencintai peradaban mengemuka dalam Buka Puasa  Bersama yang digelar Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOKK) DPP Partai Demokrat. Acara tersebut digelar di Kantor Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/6).

Ketua BPOKK DPP-PD Pramono Edhie Wibowo (PEW) mengatakan, pihaknya menggelar buka puasa bersama (di hari ke-14 Ramadan) dengan para kader, khususnya karyawan Direktorat Eksekutif DPP-PD, untuk semakin meningkatkan keakraban.

PEW menegaskan, seluruh staf BPOKK DPP-PD dan para karyawan harus saling berkomunikasi dengan baik. Para kader juga harus bekerja keras dan saling mendoakan agar Partai Demokrat bisa menaikkan elektabilitas dan memenangkan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Di akhir sambutan, PEW mengharapkan, setelah ramadan usai para kader semakin meningkat kebajikannya setelah berpuasa sebulan penuh.

Usai PEW menyampaikan sambutan, Uztas Iqbal Haqqi Tamam menyampaikan tausiah (ceramah), jelang berbuka puasa.

Dalam tausiahnya, Uztas Iqbal menyampaikan, Bulan Ramadan adalah bulan penuh rahmat atau bulan yang penuh kasih sayang Allah SWT. Dia mengharapkan agar hadirin memahami bahwa Allah SWT sangat penuh kasih sayang pada hamba-hambaNya.

Uztas Iqbal lantas berkisah tentang sufi berhati mulia bernama Al Imam Asy-Syaikh Abu Bakar Asy-syibli. Dikisahkan,  Al Imam Asy-syibli akhirnya wafat dan dimakamkan.

Duduk dari kanan ke kiri, Ketua BPOKK DPP-PD Pramono Edhie Wibowo, Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno, Wakil Direktur Eksekutif DPP-PD Partoyo dan Uztas Iqbal Haqqi Tamam dalam Buka Puasa Bersama di Kantor Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/6). (MCPD/OmarTara)

Di alam barzah (saat ruh manusia telah terpisah dari jasadnya),  Al Imam Asy-syibli mendapatkan kenikmatan luar biasa. Padahal ini baru di alam barzah, belum di akhirat (kehidupan kekal).

Setelah beberapa lama menikmati kebahagiaan di alam barzah, Allah SWT bertanya dengan suara halus pada Al Imam Asy-syibli. Apa ibadah utama yang ia lakukan sehingga mendapatkan kenikmatan luar biasa di alam barzah?

Ketika Al Imam Asy-syibli menjawab salat wajib dan sunah yang ia kerjakan. Allah SWT menjawab, tidak. Demikian pula ketika Al Imam Asy-syibli menjawab ibadah puasa; mencari ilmu hingga berguru pada 400 syaikh; berhaji; umrah berulangkali…  Allah SWT menjawab “tidak”.

Al Imam Asy-syibli akhirnya menyerah, karena ia tak tahu alasannya.

Lantas Allah SWT mengingatkan, saat Al Imam Asy-syibli berada di Baghdad, Iraq. Suatu waktu Al Imam Asy-syibli melintasi jalan setapak. Ia kemudian melihat anak kucing yang basah menggigil karena dihantam hujan semalaman. Al Imam Asy-syibli kemudian menyelamatkannya dengan hati penuh kasih sayang.

Rasa kasih dan sayangnya pada makhluk tak berdaya itulah yang menunjukkan kemuliaan hati Al Imam Asy-syibli. Kemuliaan hati terhadap makhuk ciptaan Allah SWT akan melahirkan peradaban yang indah.  Tanpa disadari Al Imam Asy-syibli, ia telah turut serta menyelamatkan kehidupan; menyelamatkan peradaban.

Ustaz Iqbal berpesan pada hadirin agar penuh kasih sayang dalam kehidupan. Sebab kasih sayang kita pada peradaban akan berbalas kasih sayang Allah SWT yang tak terbatas.

Hadir dalam acara tersebut Direktur Eksekutif DPP-PD Fadjar Sampurno, Wakil Sekjen DPP-PD Andi Timo Pangerang, tiga Wakil Direktur Eksekutif DPP-PD Partoyo; Irawan Satrio Leksono; Daisy Margareth Silano, Sekretaris Komisi Pemenangan Pemilu DPP-PD Ahdi Muqsith, staf BPOKK DPP-PD dan karyawan DPP-PD, serta para Pengurus Harian DPP-PD.

(didik l pambudi)