Bus AHY: “Kantor berjalan” Komandan Kogasma Demokrat (Foto AHY Team)

 

Pukul 6 pagi WIB (16/3), sebuah bus besar dikawal dua SUV bertuliskan Kogasma Command Center, melaju dari Jakarta menuju Kota Bekasi. Di belakang bus besar ini ada juga bus ukuran kecil dan mobil truk serta ambulance dan mobil SUV lainnya.

Tak sulit untuk menebak siapa pemilik rangkaian kendaraan ini, karena di semua kendaraan tadi ada foto Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan tulisan “AHY untuk Indonesia”.

Sejak pagi itu pula, netizen yang berpapasan dengan Bus AHY mulai meramaikan jagat maya dengan berbagai komentar: “Itu Bus AHY”, “AHY mau kemana?”, “Itu AHY mau ke Bandungkah?” “Bangga ya ikut Bus AHY?” Tak lupa, banyak juga diantara mereka yang mencoba meng-“capture” Bus AHY dengan menggunakan ponselnya, lantas menggugahnya di akun media sosial mereka.

Ketika Bus AHY tiba di Kota Bekasi, beberapa awak media bahkan meminta izin untuk membedah isi Bus warna hitam yang berdimensi lebar 2,5 meter, panjang 12 meter dan tinggi 3,75 meter ini.

Lantas, apa fungsi Bus AHY dan seperti apa penampakan di dalamnya?

Bus AHY, selain berfungsi sebagai sarana transportasi, juga berfungsi sebagai “kantor lapangan” atau “kantor berjalan”. AHY sendiri biasa menyebutnya sebagai “Komando Mobil”.

Saat ditanya apa fungsi sebenarnya dari Bus AHY, dengan sigap ia memaparkannya. Dalam budaya kerja militer, ada tiga jenis kantor. Pertama, kantor permanen dalam bentuk gedung tetap, dinamakan Komando Utama (Kout) atau lazim disebut headquaters. Kedua, kantor sementara yang dibangun jauh dari Kout untuk tujuan jangka pendek, dinamakan Komando Taktis (Kotis). Sedangkan ketiga, kantor berjalan yang terus begerak mengikuti perjalanan seorang Komandan, dinamakan Komando Mobil. Artinya, di mana pun, selalu ada tempat bagi Komandan untuk bekerja. Inilah yang disebut sebagai pelayanan totalitas untuk rakyat.

Di bus yang berfungsi sebagai Komando Mobil ini, selain didukung oleh seperangkat staf Tim AHY dan dari unsur Kogasma (Komando Tugas Bersama), AHY juga kerap mengundang para Kepala Daerah, Ketua Parpol di daerah dan para wakil rakyat untuk berdiskusi tentang persoalan masyarakat selama perjalanan berlangsung.

Bus AHY ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, Kabin AHY, terdiri dari ruang pengemudi dan 2 kursi VIP dengan reclining seat, tepat di belakang pengemudi dan satu kursi VIP di sebelah kirinya, serta dua kursi kecil tepat di depan kursi VIP. 3 kursi VIP ini salah satunya diisi oleh AHY dan dua pendamping utama. Sedangkan dua kursi kecil hanya digunakan sementara oleh  staf yang akan memberi laporan dan diskusi dengan AHY.

Jika tidak digunakan, dua kursi kecil ini biasanya akan dilipat untuk memberi ruang agar lebih luas kepada penumpang VIP ini. Di kompartemen pertama juga dilengkapi dengan LED berukuran 32 inch, seperangkat audio dan pengeras suara yang Busa digunakan AHY untuk menyapa warga.

Kompartemen kedua, Kabin Tim AHY, terdiri dari sembilan kursi VIP, dua di kanan dan satu di kiri, sebanyak tiga baris. Juga delapan kursi reguler, dua di kanan dan dua di kiri, sebanyak dua baris. Di kompartemen ini dilengkapi dengan dua layar monitor, pantry dan toilet. Makanan kecil dan minuman ringan hingga kopi dan wedang jahe, siap disajikan dan menemani perjalanan AHY beserta rombongan dalam bus berpendingin udara ini.

Sesekali, AHY akan menutup pintu pembatas antara kompartemen pertama dan kompartemen kedua, apabila ia pikir pembicaraannya dengan para pendampingnya adalah sesuatu hal yang bersifat konfidensial, baik menyangkut strategi atau informasi terbatas lainnya.

***

Bus AHY: “Kantor berjalan” Komandan Kogasma Demokrat (Foto AHY Team)

Perjalanan AHY ke Provinsi Jawa Barat dalam tajuk “AHY Ngariung di JABAR” ini, merupakan perjalanan perdana dari Bus AHY. Mulai tanggal 16 hingga 22 Maret 2018, AHY akan menyambangi 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. Praktis, dalam waktu tujuh hari, AHY akan menyapu seluruh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.

Hari pertama, bus menjelajah Bekasi, Cikarang, Karawang, Purwakarta dan Bandung, sepanjang 174 km dengan waktu tempuh 6 jam perjalanan.

Hari kedua, bus bergerak menuju Cimahi, Padalarang, Cianjur, dan kembali ke Bandung, sepanjang 133 km dengan estimasi waktu tempuh 5 jam.

Hari ketiga, dari Bandung, bus berjalan menuju Soreang, Subang, Sumedang dan berakhir di Majalengka. Jarak tempuhnya 331 Km, dengan perkiraan waktu selama 7,5 jam.

Hari keempat, dari Majalengka, bus bergerak menuju Indramayu, Kota dan Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan terakhir di Pangandaran, dengan jarak 339 Km dan waktunya kira-kira selama 8 jam.

Hari kelima, bus meninggalkan Pangandaran menuju Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Singaparna dan Garut. Ditempuh selama kurang lebih 5,5 jam dengan jarak 174 km.

Hari keenam, setelah bermalam di Garut, Bus akan menuju Sukabumi kemudian Pelabuhan Ratu dengan jarak 214 km dan estimasi waktu 4 jam.

Hari terakhir atau hari ketujuh, dari Pelabuhan Ratu, Bus berjalan menuju Bogor, Cibinong dan Depok, sepanjang 135 km dengan waktu tempuh kira-kira 5.5 jam.

Dus, perjalanan AHY dan rombongan ke 27 titik Kabupaten dan Kota di Jawa Barat untuk berinteraksi dengan masyarakat selama tujuh hari ini, akan menempuh jarak sepanjang 1.500 km, dengan perkiraan waktu perjalanan selama 41,5 jam atau lebih dari satu setengah hari penuh.

Jarak yang ditempuh sepanjang 1.500 km ini bila ditarik perjalanan segaris sama dengan perjalanan dari Bandar Lampung ke Denpasar, Bali.

Selain Jawa Barat, direncanakan AHY dan rombongan juga akan menggunakan bus ini untuk menyambangi seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Banten dan DKI Jakarta.

Dalam catatan safari politik di Indonesia, rasanya belum pernah ada seorang politisi yang mendatangi masyarakat di 27 kabupaten dan kota selama tujuh hari berturut-turut. Inilah yang menurut AHY, menjadi pembeda dirinya dengan para politisi lainnya.

“Saya merepresentasikan anak muda, yang haruslah enerjik, berani dan penuh stamina. SIAP untuk bekerja dan melayani masyarakat, kapan saja dan di mana saja.”

(rilis/dik)