Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat Boyke Novrizon (ist)

Oleh: Boyke Novrizon*)

 

Penurunan ekonomi nasional akibat melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS (saat ini mencapai Rp. 14.000/Dolar AS), bila terus terjadi, imbas negatifnya akan diterima dan dirasakan negara juga masyarakat indonesia ke depan. Hal ini juga  berdampak spiral ke berbagai sektor terutama berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas, bahkan berimbas kuat terhadap pilihan masyarakat dalam Pilpres 2019.

Setidaknya ada 10 dampak negatif secara sosial yang akan dialami masyarakat, apabila Rupiah terus melemah terhadap Dolar AS :

Pertama, pertumbuhan ekonomi melambat dan bisa terjun tajam.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang signifikan karena hanya bisa bertahan di angka 4,6%  s/d  4,7%.

Kedua, Pemutusan Hak Kerja (PHK) meningkat.

PHK terjadi pada industri yang selama ini menggantungkan bahan baku dari impor.

Buruh yang di-PHK juga akan terus meningkat jumlahnya, seiring dengan terus melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS hingga jelang Pilpres 2019.

Ketiga, pengangguran meningkat.

Jumlah pencari kerja setiap tahun sekitar 2,5 juta hingga 3 juta orang, dengan pertumbuhan ekonomi stagnan, dan melemah pada 2016 dan 2017, maka banyak  pengangguran sulit mencari pekerjaan, ditambah lagi dengan buruh yang terkena PHK.

Keempat, inflasi bahan pangan meningkat.

Meningkatnya inflasi di bidang sembako, sangat terkait erat dengan kebijakan masa lalu yang import minded Pemerintah, dalam 4 (lima) tahun terakhir, inflasi sembako setiap tahun mencapai 60%.

Kelima, kemiskinan meningkat tajam.

Jika barang-barang terutama sembako melambung harganya, penghasilan tidak meningkat bahkan tidak mempunyai penghasilan karena di-PHK, maka otomatis kemiskinan semakin meningkat.

Keenam, daya beli menurun.

Ini adalah konsekuensi logis meningkatnya harga-sembako, namun di sisi lain penghasilan masyarakat tidak meningkat. Apalagi  jika  perusahaan bangkrut hingga pengangguran semakin banyak

Kedelapan, gizi masyarakat menurun.

Dampak dari  7 faktor di atas maka otomatis gizi masyarakat memburuk.

Kesembilan, angka putus sekolah meningkat, terutama yang sekolah dan kuliah di swasta.

Kesepuluh, bisa terjadi  depresi akibat beban hidup bertambah berat.

 

Jika pelemahan Rupiah ke Dolar AS sudah mencapai Rp14.000, maka siapa dapat menerka nasib rakyat dan perekonomian bangsa ke depan?

Semoga Indonesia sebagai negara besar yang berdaulat tetap dapat mewujudkan cita-cita menjadi negara kuat karena kita pernah dijuluki Macan Asia.

*)Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat