Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menerima Penghargaan Ten Outstanding Young Persons (TYOP) dari Junior Chambers International Indonesia di Hotel Sheraton Gandaria City, Sabtu malam (26/8). (Foto: TheYudhoyonoInstitute)

Jakarta: Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima Penghargaan Ten Outstanding Young Persons (TYOP) dari Junior Chambers International Indonesia (JCI Indonesia). Penghargaan tersebut diserahkan di Hotel Sheraton Gandaria City pada malam penganugerahan, Sabtu (26/8).

AHY menerima penghargaan TYOP untuk kategori “Contribution to Children, WorldPeace, and Human Rights” karena kontribusi dan usahanya dalam menjaga dan membawa perdamaian di daerah konflik Lebanon pada saat bertugas sebagai United Nation Peacekeeper. Selain itu, dalam bentuk pemikiran dan tulisannya, sampai saat ini AHY juga selalu menyuarakan tentang perdamaian.

Malam itu, AHY yang juga anggota JCI Indonesia, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperjuangkan perdamaian dunia.

“Perdamaian dimulai dari Anda, saya, dan kita semuanya yang berada di ruangan pada hari ini. Sekarang dan selamanya,” AHY menyerukan.

Di hadapan ratusan anggota JCI Indonesia dan tokoh muda lainnya, AHY menceritakan pengalamannya berada di tengah sengitnya perang dan situasi yang mencekam.

“Pertama kalinya saya datang di Lebanon, saya melihat negara yang rapuh dengan jejak-jejak perang di dalamnya. Bangunan, jalanan, dan infrasturktur lainnya hancur, perempuan dan anak-anak hidup dengan penuh ketakutan, serta ribuan pengungsi yang tercerai berai. Sungguh menyedihkan,” kenang AHY.

Sebagai Perwira Seksi Operasi Batalyon Infanteri Mekanis dalam Operasi Perdamaian UNIFIL (The United Nations Interim Force in Lebanon), Kontingen Garuda XXIII-A yang bertugas pada masa itu, AHY mendedikasikan penghargaan TYOP itu kepada seluruh anggota yang terlibat dan tergabung dalam operasi perdamaian tersebut.

“Saya dengan bangga mendedikasikan penghargaan ini untuk semua anggota militer Indonesia, anggota korps diplomatik, dan anggota non militer yang telah mengabdi dan tergabung dalam pasukan operasi perdamaian Garuda sejak misi pertamanya di tahun 1957 di Mesir sampai sekarang (dari Lebanon, Darfur, Kongo dan beberapa zona konflik lainnya),” AHY menyampaikan.

“Mereka telah memberikan kontribusi melalui upaya mereka dalam menjaga perdamaian dan menjaga masyarakat sekitar dari ancaman tragedi kemanusiaan,” AHY menambahkan.

Dari pengalaman tersebut, AHY mempelajari betapa mahalnya arti dari perdamaian.

“Izinkan saya untuk membagi pelajaran terbesar yang saya dapatkan sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian. Perdamaian tidak dapat dipertahankan dengan bala tentara saja. Perdamaian dapat tercapai melalui adanya pemahaman, kepercayaan dan kooperasi,” terang AHY.

“Perdamaian dimulai dengan tindakan yang dipandu dengan prinsip moral dan etika masyarakat sehari-hari. Bagaimana kita memperlakukan tetangga kita, orang yang berpapasan dengan kita di jalanan, sesama murid dan guru di sekolah, dan juga kolega di tempat kita bekerja,” kata AHY disambut tepuk tangan para undangan yang hadir malam itu.

Senator Presiden JCI Indonesia Aldo Tobing dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan.

“Kami mengucapkan selamat kepada para penerima TOYP ini dan mudah-mudahan nanti dapat diikutkan pada penghargaan TOYP Internasional pada World Congress mendatang. Harapan kami yang menerima penghargaan ini dapat terus memberikan kontribusi yang positif bagi bangsa dan negara,” harap Aldo.

Di akhir acara, AHY yang didampingi istrinya, Annisa Pohan, beramah tamah dengan undangan yang hadir sembari memenuhi permintaan untuk foto bersama.

Turut menerima Penghargaan TOYP lainnya antara lain, petinju legendaris Indonesia Chris John, Gubernur Jambi Zumi Zola, aktor internasional Joe Taslim, wirausahawan lingkungan Kevin Kumala, pengusaha startup Jonathan Sudarta, dan beberapa tokoh muda lainnya.

Hadir pula dalam acara ini, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Pendiri JCI Jayakarta Alexander Tio.

(Rilis)