Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi kepada pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (14/7) siang, di Kantor Pusat MUI, Jalan Proklamasi 51, Menteng, Jakarta Pusat. Karena jarak yang cukup dekat, hanya beberapa blok saja, Ketum AHY memilih berjalan kaki dari DPP Partai Demokrat ke kantor MUI.
“Maksud dan tujuan kedatangan saya dan jajaran Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat adalah untuk membangun tali silaturahim yang lebih baik lagi antara Partai Demokrat dengan MUI,” ujar Ketum AHY. “Sudah lama sebetulnya kami rencanakan, apalagi kantor kami ini dekat sekali, kita bertetangga. Namun karena dinamika situasi negara saat ini di tengah-tengah pandemi Covid-19, baru kali ini bisa kami wujudkan,” tambahnya.
“Yang jelas, selain silaturahim kami juga membangun semangat kebersamaan, sinergi, dan kolaborasi antara dua institusi yang memiliki peran masing-masing di negara ini. Tentu kami sangat menghormati MUI sebagai lembaga independen yang mengkoordinasikan berbagai organisasi Islam di Indonesia dan juga terus memperjuangkan segala hal yang menyangkut keumatan umat Islam, dan tentunya secara luas untuk masyarakat dan bangsa negara kita,” AHY menjelaskan.
Serupa dengan MUI, Partai Demokrat, terang AHY, juga memperjuangkan aspek yang sama.
“Di sisi kami, secara politik terus memperjuangkan berbagai aspek yang serupa, tentu juga berbicara tentang umat Islam, tentang rakyat dan negara secara keseluruhan. Di sana-sini banyak hal yang bisa dilakukan kerja sama dan saling menguatkan satu sama lain. Contohnya di berbagai isu tertentu kami memiliki kesamaan cara pandang yang tentunya suara MUI bisa kami perkuat melalui suara anggota DPR RI maupun DPRD di berbagai wilayah. Sebaliknya kami juga berharap jika ada perjuangan Partai Demokrat yang senada dengan perjuangan MUI, bisa juga disosialisasikan di akar rumput, terutama di kalangan umat Islam,” kata Ketum AHY.
Secara khusus, dalam pertemuan yang berlangsung hangat selama hampir dua jam, juga membahas RUU HIP yang beberapa waktu lalu menjadi kontroversi di negara kita.
“Alhamdulillah Partai Demokrat dan MUI tegas menolak RUU HIP. Ini merupakan set back historis, yang menimbulkan masalah baru yang tidak diperlukan di negeri kita, di saat kita semua fokus untuk melawan pandemi Covid-19. Jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang kembali bisa memecah belah diantara kita, membentur-benturkan Pancasila dengan Islam, kemudian membawa isu ideologi yang sebetulnya sudah kita tinggalkan di belakang, karena kita mempunyai tujuan besar bersama dimana Pancasila final dan NKRI harga mati. Tapi yang jelas tujuan besar kita tidak sepi dari tantangan ketika kita memproyeksikan diri kita untuk mencapai kemajuan dalam 5-10 tahun ke depan bahkan sampai 2045. Yang jelas, jangan menghadirkan isu-isu baru yang sebetulnya tidak relevan dan kontekstual terhadap kondisi bangsa dan perjuangan kita,” tegasnya.
Waketum MUI KH. Muhyiddin Junaidi kembali menjelaskan tujuan kedatangan pimpinan Partai Demokrat.
“Tujuan utama dari kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat beserta jajarannya ke kantor MUI adalah untuk silaturahim. Kita juga memiliki kesamaan cara pandang dalam beberapa isu yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Semoga kunjungan ini bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Insya Allah,” tandasnya.
Ketum AHY didampingi Sekjen PD Teuku Riefky Harsha, Bendahara Umum PD Renville Antonio, Kepala Departemen Agama dan Sosial Munawar Fuad Noeh, Kepala Badan Pembinaan Jaringan Konstituen (BPJK) Zulfikar Hamonangan, Wasekjen Agust Jovan Latuconsina, dan Direktur Eksekutif Sigit Raditya.
Sementara Waketum MUI KH. Muhyiddin Junaidi didampingi, Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH. Abdullah Djaidi, Ketua Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam KH. Sodikun, Ketua Bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga Prof. Dr. Amany Lubis, serta Wasekjen MUI H. Misbahul Ulum, Dr. Nadjamuddin, Rofiqul Umam Ahmad, MH, dan KH. Sholahudin Al Aiyub.
(adw/csa)