Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keynote speech dalam Webinar Muktamar Ke-3 ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Muda, Sabtu (27/2) sore. AHY mengajak cendekiawan muslim muda Indonesia untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi, bukan konflik dan polarisasi.

“Mari dengan menggunakan semangat kebersamaan, kita bisa menghindari konflik apalagi polarisasi diantara kita karena Indonesia butuh persatuan dan keutuhan untuk bisa maju ke depan,” seru AHY.

Selain memperkuat sinergi dan kolaborasi, AHY juga menjelaskan empat hal lain yang dapat dilakukan cendekia muslim muda Indonesia untuk mewarnai politik nasional.

“Pertama, mari kita terus berpikir kritis. Critical thinking itu diperlukan untuk perubahan dan kemajuan. Selalu mencari tahu, dan selalu melihat sesuatu secara jernih. Kritis bukan berarti pesimis, bukan juga nyinyir, tapi kita bisa menganalisa sesuatu dengan baik. Tapi tidak cukup dengan berpikir saja, suarakan itu dengan lantang di ruang-ruang publik. Jadi berpikir kritis dan berani bersuara,” jelasnya.

Setelah berpikir kritis dan menyuarakannya, AHY mengajak para cendekia muslim muda untuk melanjutkannya dengan aksi nyata dan cepat tanggap merespon berbagai tantangan dan permasalahan bangsa.

“Turun langsung, singsingkan lengan baju kita untuk membantu rakyat secara langsung,” tegas AHY.

Ia kemudian mencontohkan beberapa aksi nyata yang telah dilakukan Partai Demokrat untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan, seperti diantaranya membantu sembako bagi warga yang kesulitan dan bantuan kesehatan saat pandemi Covid-19.

“Selanjutnya, mari kita sama-sama berani lawan hoax, fake news, hate speech, dan segala bentuk disinformasi yang dapat memecah belah bangsa. Merusak kerukunan dan persatuan kita semua. Jangan sampai kita menjadi korban, apalagi menjadi pelaku penyebaran berita-berita bohong dan fitnah,” tambahnya.

AHY kemudian mengajak cendekia muslim muda Indonesia untuk memperkuat pendidikan politik untuk masyarakat dengan visi, misi, dan platform politik yang mendidik, yang benar-benar membawa kebaikan untuk umat dan rakyat Indonesia.

“Kita tahu bahwa visi, misi, dan platform politik itu beragam, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menjelaskannya dengan baik kepada masyarakat,” AHY menerangkan.

Selain itu, AHY juga menjelaskan tiga pilar kekuatan cendekia muda, yaitu fisik, mental, dan intelektual.

“Fisik kita harus sehat dan prima, apalagi di masa yang sulit ini kita harus menjaga agar kita bisa tetap bekerja. Yang kedua, kesiapan dan kekuatan mentalitas yang membaja. Saya sering mengatakan ‘dream big, work hard, never give up’, semangat pantang menyerah. Itu penting dimiliki oleh anak muda. Anak muda yang cepat menyerah, sudah pasti akan cepat kalah,” kata AHY.

“Sedangkan yang ketiga adalah kekuatan intelektual. ICMI Muda harus hadir untuk menyiapkan kader-kader berikutnya. Saya senang mendengar bahwa agenda besar ICMI Muda adalah melakukan regenerasi, kaderisasi. Menyiapkan pemimpin berikutnya karena kita tahu itu adalah pekerjaan utama dari setiap organisasi. Oleh karena itu saya menitipkan dalam mempersiapkan generasi-generasi muda berikutnya, siapkanlah ketiga aspek ini,” pesan AHY.

Mengupas relasi antara cendekia muda dengan politik, AHY menegaskan bahwa pemuda tidak boleh apatis dalam politik.

“Kalau orang-orang baik diam, tidak peduli, tidak mau tahu dan ikut-ikutan dalam politik, jangan salahkan kalau kemudian orang-orang jahat yang tidak memiliki kapasitas, yang menguasai politik dan menguasai kita semua. Saya mengajak serta sahabat ICMI Muda yang memiliki keinginan untuk mengabdi kepada masyarakat dalam tataran yang lebih luas melalui jalur politik, mari kita siapkan diri sebaik-baiknya karena kita membutuhkan orang-orang yang baik yang memiliki kapasitas dan integritas,” terang AHY.

(csa)