Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Abdul Rasyid (dokpri)

Kader Partai Demokrat Abdul Rasyid berlatar pendidikan seperti Bung Karno, seorang sarjana teknik. Layaknya Bung Karno pula, Rasyid lebih tertarik menjadi aktivis politik.

Sejak mahasiswa, Rasyid telah memimpin beberapa organisasi, baik sebagai ketua umum di berbagai Organisasi Intra Kampus, seperti Senat Mahasiswa, juga Organisasi Ekstra yaitu HMI.

Pengalaman menjadi aktivis mengantarkan Rasyid ikut membidani lahirnya Reformasi.
Saat itu ia aktif di lembaga “Think Tank” yang bernama CIDES, sebuah lembaga yang dilahirkan ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia).

Bersama tokoh Reformasi Indonesia Amien Rais, Rasyid berkeliling Indonesia dan kampus untuk menyadarkan rakyat perlunya perubahan politik di Indonesia.

“Pasca-Reformasi, saya mengabdi sebagai Komisioner Penyelenggara Pemilu (KPU) selama 5 (lima) tahun. Kemudian menjadi pembantu Menteri Sekretariat Negara Hatta Rajasa dan dipercaya sebagai Direktur Pengelola Aset Negara di PPKK Kemayoran, sampai akhirnya pada periode kedua Kepemimpinan bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saya diangkat menjadi Staf Khusus Menko Perekonomian. Masa Pilkada langsung, saya berkenalan dengan Mas Agus (AHY) di kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Menjadi tim dan berinteraksi secara tatap mata baik dengan Pak SBY dan juga Mas AHY membawa banyak pencerahan pada pribadi saya. Melihat, mendengar dan ikut berdiskusi menyadarkan saya betapa besar kecintaan dan keinginan keluarga Pak SBY untuk dapat mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia,” Rasyid menceritakan awal ia mengenal SBY, AHY dan Demokrat dengan lebih luas.

Secara politis dan sistem ketatanegaraan yang ada, tentu perjuangan untuk menyejahterakan rakyat harus dilakukan melalui Partai Demokrat.

Rasyid juga sangat mengagumi cara berpikir dan bertindak SBY serta AHY. Demokrat punya masa lalu yang gemilang bersama SBY dan punya harapan masa depan yang cemerlang bersama AHY.

Inilah yang kemudian menguatkan tekad Rasyid untuk bersama berjuang dengan Partai Demokrat.

“Jika AHY Demokrat, aku juga harus Demokrat,” Rasyid menyampaikan slogannya.

Pada masa Pemilu Serentak tahun 2019 ini, Rasyid mengajukan diri menjadi Calon Legislatif untuk DPR RI Partai Demokrat no urut 4 dari Daerah Pemilihan DKI 2, yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri.

Ia mengusung slogan “AHY Demokrat, Aku Demokrat; Peduli Rakyat, Peduli Umat”.

“Mohon doa dan dukungan dari semua saudaraku. Insya Allah Partai Demokrat menang dan Indonesia kembali menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Ikan gabus, ikan sepat. Paling bagus, nomor empat. Bismillah…,” Rasyid memastikan tekadnya.

(Rilis/dik)