Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia atau LSI menyebut Muhaimin Iskandar dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY bisa mendongkrak elektabilitas PKB dan Partai Demokrat ketika mereka mencalonkan sebagai presiden atau wakil presiden.
“Kedua orang ini sekarang masih on progres sosialisasi, tinggal impact-nya apakah bisa mendongkrak elektabilitas atau enggak,” kata peneliti LSI, Rully Akbar, di Jakarta pada Rabu, 24 Januari 2018.
Menurutnya, belum tentu orang menyukai AHY. Mungkin publik bisa menilai AHY saat menonton debat, atau bisa saja ada yang mempertanyakan calon gubernur yang pernah kalah kenapa menjadi calon wakil presiden.
“Cak Imin, orang belum tahu prestasinya selain jadi Menakertrans. Dua orang ini terus jual diri untuk bisa naikkan suara masing-masing. Ketika sudah naik, sudah punya nama, bisa jadi tawaran menggiurkan, entah 01 (calon presiden) atau 02 (calon wakil presiden) di Indonesia,” kata Rully.
Saat ditanya apa saja yang mereka berdua jual demi meningkatkan elektabilitas diri dan partainya, ia menjelaskan PKB sudah memiliki basis pemilih tradisional seperti NU.
“Terutama di Jatim yang kuat dengan nuansa religi. Kalau Demokrat sama dengan partai-partai lainnya berasaskan nasionalis religius. Dua brand image ini dikedepankan mereka,” ujarnya.
Muhaimin juga berusaha menjual slogan cawapres zaman now atau berusaha menganakmudakan diri. Persoalannya NU hanya besar di Jawa tapi tidak di wilayah lain.
“AHY juga terdongkrak popularitasnya karena Pilgub DKI. Itu poin utama ketimbang kandidat lain. Yang lain belum tentu punya tingkat pengenalan yang sama dengan AHY. AHY expose media tinggi karena DKI, lalu yang lain semua tahu SBY yang dua periode di Indonesia. Ini endorser masing-masing kandidat ini,” Rully menganalisis.
(viva.co.id/wan)