Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar “Dialog Rakyat Lintas Generasi” dengan sejumlah elemen masyarakat, mulai dari tokoh pemuda, aktivis lingkungan, budayawan, guru, dokter, dosen, pengusaha dan tokoh agama di Joglo Nugroho Ngampin (JNN), Jalan Mgr Soegijopranoto Ngampin Ambarawa, Kabupaten Semarang, Selasa (22/8/2017) siang. (Foto: kompas)

Ungaran: Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengemukakan, Indonesia untuk semua warga negara.

Karenanya, aspek-aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus bisa dirasakan dan dinikmati seluruh warganya, tanpa terkecuali.

Pendidikan harus bisa diakses oleh semua anak bangsa bukan sekelompok masyarakat saja. Bukan hanya milik mereka yang tinggal di kota-kota atau warga yang mempunyai kemampuan secara finansial.

Persoalan pendidikan, sambung AHY, merupakan salah satu yang mengemuka dalam “Dialog Rakyat Lintas Generasi: Menatap Masa Depan Bangsa, Indonesia Seperti Apa Yang Kita Harapkan?” di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Selasa (22/8/2017) siang.

“Oleh karena itu, kita harus memiliki kepedulian dan perhatian khusus untuk bisa memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak yang kurang mampu, padahal mereka punya semangat untuk maju,” tutur AHY.

Selain pendidikan, persoalan lainnya adalah pemenuhan pelayanan kesehatan. Masyarakat menginginkan pelayanan kesehatan cepat dan responsif.

AHY menyampaikan bahwa The Yudhoyono Institute akan terus menggelar pertemuan semacam ini sebagai tradisi untuk memahami permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.

Baginya penting untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung. Sebab berbagai isu yang mengemuka, baik isu tentang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, tenaga kerja, dan beragam masalah sosial lainnya tidak selalu ditangkap media massa.

“Dari forum ini terungkap berbagai persoalan yang mengerucut pada pemenuhan hak- hak berbasis kesejahteraan sosial, keadilan sosial, hingga persatuan dan keamanan bangsa,” ujarnya.

Sebagai bagian dari elemen bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkannya dan ini juga menjadi kewajiban negara untuk bisa memenuhinya.

“Kami tidak hanya berbicara tentang permasalahan tetapi ada optimisme dan keyakinan, bahwa Indonesia punya segala potensi dan kemampuan untuk maju,” ucapnya.

Selain persoalan pendidikan dan kesehatan, permasalahan ekonomi kerakyatan, peluang usaha, peluang kerja hingga masalah pemenuhan hak- hak sebagai warga negara juga disampaikan oleh sejumlah elemen masyarakat yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Yang jelas, masyarakat ingin diperlakukan adil. Baik di mata hukum, maupun adil dalam menangkap peluang-peluang untuk kemajuan. Sesuai dengan misi lembaganya, seluruh aspirasi yang telah diserap dari masyarakat ini akan dikaji dan dan diupayakan solusinya.

“Kita sampaikan saran dan masukan yang baik kepada siapapun yang memiliki kewenangan, kepentingan, dan juga kepedulian untuk bisa memberikan solusi-solusi terhadap berbagai permasalahan dan harapan masyarakat,” ujarnya.

AHY menambahkan, semua elemen masyarakat harus bekerja keras dan membangun kepercayaan diri guna menyongsong Indonesia emas tahun 2045.

Dengan kerja keras dan kepercayaan diri yang besar, cita-cita tentang Indonesia yang maju dan berkeadilan akan segera terwujud. “Waktunya tinggal 28 tahun lagi, kita bisa karena kita bangsa yang besar dan kita mampu karena kita Indonesia,” pungkasnya.

(kompas/dik)