Saat ini Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu anak muda yang diprediksi menjadi pemimpin Indonesia masa depan. Sosok yang cerdas dan penuh prestasi tersebut mulai mencuri perhatian masyarakat, setiap kali turun ke daerah-daerah, AHY mendapatkan sambutan hangat. Banyak harapan tertumpu pada putra sulung Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Pasca keikutsertaannya pada Pilkada DKI Jakarta lalu, nama AHY semakin moncer dan diperhitungkan dalam kancah politik nasional. Potensi yang dimiliki AHY dianggap terlalu kecil hanya mengelola Jakarta, seperti yang disampaikan Jaya Suprana dalam acara yang digagas Rmol beberapa waktu lalu.
Nama AHY saat ini bahkan mulai disandingkan baik dengan Prabowo ataupun Jokowi. Pasca kunjungan Prabowo kerumah SBY di Cikeas, AHY disebut bakal mendampingi Prabowo dan terjadi koalisi antara Gerindra dan Demokrat. Foto keduanya bersanding juga telah ramai berseliweran di media sosial. Ada yang setuju dan tidak jika keduanya disandingkan.
Lalu saat AHY datang ke Istana bertemu dengan Jokowi untuk mengantarkan undangan peresmian The Yudhoyono Institute, muncul lagi kabar kalau pertemuan ini menjadi sinyal kalau Jokowi akan menggandeng AHY dalam Pilpres mendatang. Dukungan untuk pasangan ini juga ramai di media sosial, dan dianggap perpaduan yang pas.
Dengan usia yang baru menginjak 39 tahun, AHY memang memberikan warna baru dalam perpolitikan Indonesia. Meski usianya muda, tapi dia tidak awam dengan dunia politik. Lebih dari 10 tahun SBY memimpin Indonesia, tentu dia dapat belajar banyak dari sang ayah.
AHY Maju di Pilpres 2019 atau 2024?
Meski banyak yang mendukung AHY maju pada Pilpres 2019, tapi ada juga yang menyarankan untuk menunda hingga Pilpres 2024. Pilpres 2019 dianggap AHY masih terlalu muda, dan tingkat kepercayaan publik terhadap AHY masih belum tinggi. Karena itu AHY disarankan mengikuti Pilpres 2024 saja, supaya masih ada waktu untuk terus belajar.
Tahun 2024 dianggap saat yang tepat bagi AHY untuk memimpin Indonesia. Dengan usia menginjak 45-46 tahun, AHY dianggap telah mempunyai kematangan dalam segala hal. Dan waktu menjelang tahun 2024 tersebut, AHY bisa terus melakukan pendekatan kepada masyarakat, sekaligus pembuktian pada orang yang masih meragukan kemampuannya.
Tapi ada pula pihak yang mendukung jika AHY maju di Pilpres 2019 dengan status sebagai Cawapres saja. Siapapun yang akan menggandeng AHY akan mendapatkan keuntungan, baik dari sisi pemilih ataupun jaringan yang dimiliki SBY dan Demokrat. Jika UU Pemilu yang baru saja disahkan tidak mengalami perubahan, maka besar kemungkinan kandidat yang maju nanti hanya dua pasang. Jika itu terjadi maka sosok yang paling diunggulkan bertarung adalah Jokowi dan Prabowo.
Peluang untuk bergabungnya AHY ke kedua kubu bisa saja terjadi. Melihat mulai mencairnya hubungan antara SBY-Mega dan SBY-Prabowo membuat kemungkinan berkoalisi sama besar. AHY diuntungkan punya keterikatan emosional dengan beberapa daerah basis pemilih, orangtuanya (SBY) asli Jawa Timur. Dia lahir di Jawa Barat dan tinggal di Jakarta. Artinya keterikatan emosional daerah yang pemilihnya banyak itu terhadap AHY cukup kuat. Itu makanya AHY menjadi sosok yang paling menguntungkan jika mau jadi Cawapres.
Kecuali Prabowo mau mengalah dan memberikan peluang kepada kandidat lain untuk maju menghadapi Jokowi pada Pilpres mendatang. Dengan kondisi itu, bisa saja AHY yang didaulat untuk menjadi calon presiden. Dengan sisa waktu dua tahun lalu, maka AHY harus terus bergerilya meyakinkan masyarakat kalau dia layak untuk memimpin 2019 mendatang.
(Sita Fajriah/kompasiana)