Lampung: “Bagi saya yang paling penting adalah anak-anak muda, generasi penerus bangsa haruslah memiliki kapasitas intelektual, wawasan yang tidak sempit. Jangan seperti katak dalam tempurung. Lihatlah dunia secara luas, lihatlah Indonesia secara utuh, lihatlah daerah kita juga secara komprohensif, agar kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik sebelum kita bisa memberikan solusi terhadap permasalahan di negeri ini.”
Pernyataan di atas dituturkan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sabtu (12/5) pagi.
Mengawali rangkaian kegiatannya di Lampung, AHY diundang untuk memberikan kuliah umum dalam acara Dialog Nasional yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna Universitas Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Ribuan mahasiswa pun berbondong-bondong hadir sejak pukul 07.00 agar bisa mendapatkan kursi.
AHY berharap Polinela bisa mencetak dan mempersiapkan kader-kader terbaik bangsa.
“Saya percaya dan berharap, semoga di Polinela ini bisa mencetak dan mempersiapkan kader-kader terbaik bangsa yang hebat dan unggul,” tutup AHY.
Disambut langsung oleh Direktur Politeknik Negeri Lampung, Sarono, AHY datang dikalungkan kain tapis, kain khas Lampung dan disambut Tari Sigeh Pengunten, tari selamat datang untuk menyambut tamu-tamu kehormatan yang hadir. Gerakan tarinya luwes, ramah, dan penuh kehangatan. AHY sangat menikmati tarian khas Provinsi Lampung itu.
Sarono, dalam sambutannya merasa sangat berterima kasih atas kedatangan AHY dan berharap kehadirannya bisa menambah semangat mahasiswa/i Polinela.
“Hari ini kita kedatangan tokoh yang luar biasa, tokoh nasional yang menjadi panutan para pemuda-pemudi masa kini. Saya sangat berterimakasih kepada Mas AHY sudah menyempatkan diri untuk menyapa kita semua di sini. Semoga kedatangannya menambah semangat kita semua,” tutur Direktur Politeknik Negeri Lampung yang disambut tepuk tangan meriah para mahasiswa.
Turut hadir pada kuliah umum pagi ini antara lain, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, Bupati Way Kanan Adipati Surya, Anggota DPR RI Marwan Cik Asan, Anggota DPR RI Herman Khaeron, dan Anggota DPR RI Putu Supadma Rudana.
(dna/csa/rilis/dik)