Medan: Generasi millenial dari beragam profesi di Sumatera Utara (Sumut) mendeklarasikan diri sebagai Relawan Cakra AHY. Ini dukungan demi suksesi sosok bernama lengkap Agus Harimurti Yudhoyono yang dipandang mewakili kaum muda di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Deklarasi berlangsung Senin (6/8) sore di Roda Tiga Kafe, Jln Sei Serayu, Medan.
Dalam orasinya, Ketua Cakra AHY Sumut, Herry Siswan Sinaga menyebut masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh perilaku pemilih muda. Hal itu disebabkan tingginya pertumbuhan kaum muda dalam struktur demografi Indonesia.
“Hari ini kami melihat sosok pemimpin muda pada diri AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Dalam diri AHY ada energi positif anak muda Indonesia bangkit. Semangat ini akan kami tularkan ke banyak anak muda hingga pelosok desa,” katanya Herry.
Secara nasional, Relawan Cakra AHY sudah lebih dulu mendeklarasikan diri di Jakarta. Gerakan massal generasi muda bangsa ini berjalan sebangun dengan terus meningkatnya elektabilitas AHY di rentang waktu pendaftaran capres/cawapres AHY yang akan ditutup tiga hari lagi, yakni 10 Agustus 2018.
Sekretaris Departemen Dalam Negeri DPP Partai Demokrat, Ir. H. Abdullah Rasyid, M.E., menyebut sangat logis putera sulung Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memiliki elektabilitas tinggi di gelaran Pilpres 2019. Kalkulasi politik jelang batas akhir pendaftaran capres/cawapres, AHY muncul sebagai satu-satunya perwakilan generasi millenial, setelah Anies Baswedan memberi sinyal ingin tetap menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI sampai akhir masa bakti.
“Generasi millenial, yakni generasi bangsa yang berusia 40 tahun ke bawah, jumlahnya mencapai hampir 45 persen dari jumlah pemilih di Pilpres 2019. Ini yang membuat elektabilitas AHY terus meningkat. Dia sosok yang memiliki potensi untuk menjangkau anak-anak muda sebagai pasar potensial,” ujar Rasyid, saat dihubungi, tadi malam.
Pernyataan politisi nasional asal Sumatera Utara ini bukanlah isapan jempol. Berdasarkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diserahkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), tercatat ada 196,5 juta penduduk Indonesia yang dipastikan memiliki hak memilih dalam Pemilu 2019. Dan, lebih dari 90 juta jiwa di antaranya berusia 17 hingga 40 tahun saat pemilu berlangsung April tahun depan.
“Karena itu, berdasarkan rilis berbagai lembaga survei, termasuk yang disajikan Roda Tiga Konsultan (RTK) baru-baru ini, AHY muncul sebagai sosok pendongkrak elektabilitas bagi Prabowo maupun Jokowi,” tambah alumnus Universitas Sumatera Utara (USU) ini.
Rasyid tidak bersedia menjawab gamblang apakah AHY akan disandingkan dengan Prabowo atau Jokowi. Namun, fakta atas dinamika politik akhir-akhir ini tak dapat dibantah bahwa Demokrat sudah memastikan diri bergabung di koalisi Prabowo.
Jika memang terjadi demikian, apakah komposisi militer-militer cukup ideal meraup suara? Menjawab ini, Rasyid memilih lebih dulu menjelaskan kondisi terkini bangsa. Menurutnya, saat ini Indonesia tengah dilanda krisis dari segala sisi. Dan, persepsi masyarakat mengarah pada pimpinan berlatar militerlah yang mampu mengentaskan berbagai krisis tersebut.
“Negara kita tengah mengalami krisis sosial, integritas, keamanan dan berada dalam kondisi darurat narkoba. Nah, inilah yang secara alamiah membentuk persepsi bahwa cuma sosok berlatar militer yang mampu mengatasi dengan cepat,” pungkasnya.
(Metro24/dik)