Jakarta: Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Dankogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) enggan berspekulasi terkait peluangnya diusung maju sebagai bakal calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2019.
Menurut dia, soal maju atau tidak di Pilpres 2019 tinggal menunggu ‘tanggal main’.
Dalam survei Charta Politika, AHY menempati posisi pertama sebagai sosok yang berpotensi mendampingi Presiden Joko Widodo dan berada di urutan kedua bakal cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Kalau [Demokrat] mengusung tergantung capresnya, mengajak siapa, mengusung siapa, menunjuk siapa, saya enggan memantaskan diri,” kata AHY usai menghadiri diskusi Refleksi 20 Tahun Kebangsaan di Jakarta, Senin (21/5).
AHY bersyukur jika hasil survei menunjukkan hal yang positif. Namun, saat ini dia mengaku sedang fokus berkomunikasi dengan seluruh elemen masyarakat.
Menurut AHY, pencalonan sebagai cawapres juga tergantung dari kecocokan visi dan misi dengan capres. Saat ini, dia menyebut sedang mempersiapkan semuanya.
“Karena ketika dibutuhkan oleh negara ini, dan siapapun yang membutuhkan saya sebagai alternatif tentunya harus mempersiapkan dari sekarang. Tunggu tanggal mainnya,” katanya.
Terkait tagar #2019pemimpinmuda yang digaungkan kader Partai Demokrat, AHY menilai hal itu wujud kebebasan berekspresi dan menyuarakan harapan.
“Di antaranya berharap ke depan ada pemimpin muda, ada alternatif dan sebagainya, tentu itu alternatif dari masing-masing kader Demokrat tetapi sekali lagi secara institusi secara kelembagaan, itu Partai Demokrat punya mekanisme yang ditentukan oleh majelis tinggi partai,” ujarnya.
Partai Demokrat, kata AHY, tidak akan terburu-buru mengambil keputusan. Dia yakin Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan majelis tinggi akan mengambil keputusan seusai dengan suara hati kader dan masyarakat luas.
Terlebih, untuk mencalonkan bakal calon presiden di pilpres 2019 dibutuhkan syarat ambang batas presiden sebesar 20 persen, atau harus berkoalisi dengan partai politik lain.
“Walau sekarang semakin pendek waktunya, tapi tetap akan dilakukan kerja politik. Dan saya punya dugaan nanti akan last minute semuanya untuk menentukan pasangannya, capres dan cawapres juga koalisi itu sendiri,” ujarnya.
Lembaga survei Charta Politika merilis nama-nama yang berpotensi untuk bertarung di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan ada tiga nama calon wakil presiden yang stagnan dipilih masyarakat dalam survei yang dilakukan Charta Politika.
Tiga nama yang selalu muncul saat ditanyakan siapa nama wakil Presiden Joko Widodo adalah Agus Harimurti, Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan.
“Nama AHY, Gatot atau Anies yang kita tahu kemudian sering dianggap sebagian pihak punya sisi politik berbeda dengan Jokowi tapi tiga nama itu paling di atas untuk wakil presiden Jokowi,” kata Yunarto.
(CNN Indonesia/dik)