Jakarta: “I love you full!”
Begitulah teriakan Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (akrab disapa Agus atau AHY) saat bergerilya di wilayah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (10/1/2017).
Kehadiran AHY di wilayah itu memang disambut ribuan warga yang menyatu bagai lautan.
Awalnya, AHY datang dengan mengendarai bajaj biru. Setiba di lokasi, ia segera disambut Ketua Banteng Biru Nojeng dan pertunjukan Reog Ponorogo. Putra sulung Presiden ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu pun lantas didaulat untuk duduk di atas reog.
Selanjutnya, bersama ribuan warga, alumnus terbaik Akmil TNI tahun 2000 itu berjalan menuju pangung kecil yang berada di daerah pemotongan ayam, pinggiran Kali Sunter. Sepanjang jalan menuju panggung, berkisar 100-an meter, AHY terpaksa berjalan pelan dan kerap berhenti karena para warga berebut menyalaminya.
Di atas panggung, pemilik tiga gelar master itu bertanya,”Apakah Bapak Ibu ingin Jakarta berubah lebih baik; lebih maju; lebih makmur; lebih sejahtera? Insya Allah semua bisa kita wujudkan.”
AHY menegaskan, Jakarta harus dipimpin pemimpin yang manusiawi; mencintai rakyat. Bukan pemimpin yang hanya bisa menyakiti hati rakyat.
“Jangan sia-siakan kesempatan yang ada di depan mata. Tanggal 15 Februari 2017, coblos nomor?” AHY bertanya.
“Satu!” ribuan hadirin kompak menjawab.
AHY kemudian menegaskan, ia dan Sylvi memiliki program mengurangi kemiskinan, antara lain, dengan BLS; mengembangkan UKM; bantuan usaha bergulir tanpa bunga: Rp50 juta per unit usaha. Selain itu ada program pemberdayaan RT/RW yang besarnya mencapai Rp1 miliar per RW per tahun.
DI Jakarta baru mendatang, AHY tak ingin ada lagi warga yang digusur. Tak ada lagi PKL yang dikejar-kejar karena Jakarta milik kita semua.
“Insya Allah bisa kita wujudkan. Sekali lagi, coblos nomor satu. Jangan salah pilih. Salah pilih sengsaranya lima tahun. Jangan ada kecurangan. Mudah-mudahan kita diberkahi Allah SWT,” ujar AHY di akhir sambutan.
Seanjutnya setelah berbagi kaus, topi, dan menyampaikan sambutan, AHY melakukan stage diving (melompat dari atas panggung) untuk memuaskan keinginan warga yang terus berteriak “lompat-lompat”.
Tindakan spontanitas itu menunjukkan betapa besarnya kepercayaan AHY pada warga Jakarta. Kepercayaan yang segera disambut warga dengan berlomba-lomba menampung tubuh AHY dan kemudian mengaraknya kembali ke atas panggung yang didirikan Banteng Biru.
(didikpambudi)