
MM Ardy Mbalembout SH MH (MCPD/OmarTara)
“Saya tertarik dengan sosok Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika itu, tahun 2004, saya melihat SBY sebagai ikon Partai Demokrat. Beliau seorang yang demokratis. Pemimpin yang tegas, dan cerdas. Itulah penyebab saya mau bergabung dan menjadi kader Partai Demokrat tahun 2008, setelah 4 tahun mengagumi beliau.”
Pernyataan di atas disampaikan Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat MM Ardy Mbalembout SH MH saat diwawancarai web demokrat di Grand Slipi Tower, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (2/3/2018).
Karier politik Ardy dimulai sebagai anggota Biro Bantuan Hukum Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP-PD. Tahun 2014, ia menjadi pengurus di Departemen Urusan KPK DPP-PD (dipimpin Jemmy Setiawan). Barulah pada perubahan struktural di akhir 2017, Ardy ditunjuk SBY sebagai Pengurus Harian DPP-PD dengan posisi Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP-PD.
“Jabatan sebagai Sekretaris Divisi dan Bantuan Hukum DPP-PD merupakan amanah Pak SBY. Beliau yang langsung menunjuk saya. Saya tentu akan menjaga kepercayaan ini sebaik-baiknya,” ujar Ardy yang meraih sarjana dan master hukum dari Universitas Atmajaya Jakarta.
Ardy kini bahagia dan berbangga hati karena mimpinya sejak 2004, menjadi kader yang dipercaya SBY telah menjadi kenyataan. Ia mengenang betul ketika SBY pernah mengundangnya, minum teh bersama, memeluk, dan menepuk pundaknya.
Wajarlah jika ketika nama SBY disebut-sebut dalam kasus e- KTP oleh pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, Ardy segera berdiri terdepan membela sosok yang dikaguminya. Bagi Ardy, SBY tidak patut mendapat perlakuan seperti itu.
“Negara seharusnya memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada beliau karena telah 10 tahun (2004-2014) memimpin negara. Dalam kepemimpinan beliau masalah penegakan hukum selalu terdepan. Bahkan ketika besan beliau terkena kasus hukum, beliau tetap tidak mau mengintervensi para penegak hukum,” Ardy mengingatkan ketegasan SBY dalam penegakan hukum.
Sebagai praktisi hukum, Ardy, yang 17 tahun berkecimpung di dunia hukum, melihat apa yang dikatakan Firman Wijaya hanyalah fitnah. Tidak alat bukti, termasuk unsurnya sekalipun. Di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) dan kesaksian, nama SBY sama sekali tidak pernah disebut.

Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat MM Ardy Mbalembout SH MH (MCPD/OmarTara)
Indikasi fitnah dari Firman Wijaya, kata pria kelahiran Larantuka Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut, sangat merendahkan martabat SBY dan Partai Demokrat. Hal itulah yang membuat Ardy sangat militan menyikapi tindakan Firman tersebut.
“Sampai lubang tikus pun saya akan kejar Firman Wijaya. Perbuatan saya ini merupakan bentuk kecintaan saya terhadap SBY dan Partai Demokrat. Sebagai kader, saya harus menjaga martabat beliau dan partai,” Kandidat Doktor Hukum Universitas Padjadjaran tersebut menegaskan.
Di sisi lain, Ardy saat ini tengah sibuk menyiapkan pencalonannya sebagai Caleg Dapil NTT I (meliputi 10 kabupaten yakni Ende, Sikka, Ngada, Alor, Lembata, Flores Timur, Nagakeo, Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur) untuk DPR-RI pada Pemilu 2019. Sebagai pakar hukum, Ardy siap mengisi posisi Dr Benny Kabur Harman (BKH) jika terpilih sebagai Gubernur NTT pada Pilkada 2018. Ia mengagumi BKH karena meninggalkan legasi yang baik terhadap masyarakat NTT.
“Beliau senior saya. Dan saya hormat sama beliau. Saya sangat berharap Pak BKH dapat terpilih menjadi Gubernur NTT sehingga ke depannya akan tumbuh kader-kader Demokrat baru untuk menggantikan posisi beliau di Senayan,” Ardy mengharapkan.
Ardy maju sebagai Caleg Dapil NTT I karena provinsi itu sangat tertinggal dibanding daerah lainnya. Banyak orang memplesetkan NTT sebagai “Nasib Tidak Tentu” atau “Nanti Tuhan Tolong” untuk menggambarkan miskinya provinsi tersebut. NTT juga kerap dipandang sebagai daerah tempat pembuangan pejabat. Hal itulah yang memanggil Ardy untuk maju dari Dapil NTT I.
Ia berharap masyarkat NTT memberikan kepercayaan padanya karena jika terpilih Ardy siap mendarmabaktikan diri untuk NTT dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat NTT di parlemen.
“Saya berharapp masyarakat NTT mau menerima saya. Yaki lah kehadiran saya akan membawa perubahan untuk NTT. Saya bisa membangun sinergi yang baik dengan aparat penegak hukum dan pemerintahan di NTT. Kepada para kader Demokrat di NTT, mari bersama membesarkan partai. Apa yang telah dikerjakan dan ditinggalkan BKH untuk kebaikan masyarakat NTT akan saya teruskan,” ungkap Ardy di akhir wawancara.
(Iwan/didik)