Wakil Sekjend Partai Demokrat Andi Arief (int)

Oleh: Andi Arief*)

Partai Demokrat sejak Pemilu 2014 memilih sebagai partai penyeimbang. Bukan oposisi dan tidak ikut dalam pemerintahan. Meski di awal pembentukan kabinet dan dalam perjalanannya Presiden Jokowi menawarkan jabatan menteri dan ikut dalam pemerintahan.

Satu pilihan politik, satu perbuatan. Sampai hari ini Partai Demokrat di dalam 5 tahun Jokowi menjabat presiden tetap menjadi penyeimbang dan tidak segan-segan melakukan peringatan atau kritik keras atas kebijakan yang menyangkut rakyat dan arah negara. Kalaupun ada keberhasilan, Partai Demokrat tidak akan malu-malu memuji.

Indonesia sedang mengalami masalah cukup serius saat ini bahkan diperkirakan tantangan ke depan masih cukup berat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) menyebutnya, ekonomi Indonesia sedang menghadapi badai yang sempurna.

Apakah badai bisa diprediksi? Amerika dalam bencana badai besar mampu mendeteksi dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum terjadi agar tidak menimbulkan korban besar. Prinsip dalam kebencanaan, jika sudah terdeteksi lalu masih timbulkan korban besar maka ada yang salah dalam persiapannya atau tidak mempercayai pendeteksian itu yang dalam perangkat ilmu pengetahuan modern diyakini bisa.

Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004 menganggap badai yang akan dihadapi  perekonomian Indonesia bisa datang kapan saja, karena itu ekonomi yang masih ringkih akibat 1998 harus dibangun kembali dengan tetap memperhitungkan jika tiba-tiba badai itu muncul.

Membangun ekonomi dan membangun kekebalan jika serangan datang itulah masa-masa sulit yang memang harus dihadapi. Tugas sejarah Presiden yang paling rumit menghadapi badai yang sempurna agar tidak menghantam “korban tak berdosa”, istilah yang juga dikemukakan SMI pada 2008.

SBY di tahun 2008 mengumpulkan semua menteri, gubernur dan pelaku usaha menyampaikan bahwa setiap ancaman pasti ada jalan keluarnya. Setiap kebijakan menjawab hantaman ekonomi harus berorientasi untuk melindungi agar ekononi harus tetap tumbuh, rakyat miskin harus tetap terurus, pelaku ekonomi terutama yang skala besar tetap memiliki kepercayaan.

SBY dan Partai Demokrat Ingin negara ini semua berlangsung dengan baik. Demokrasi dijalankan, ekonomi makin maju. Karena itu dalam 4 tahun ini Partai Demokrat sering bersuara keras mengkritisi Pak Jokowi terutama soal ekonomi dan demokrasi. Ekonomi kita tidak boleh salah diagnosa dan salah dalam mengambil tindakan  dalam bentuk kebijakan.

Dengan risiko dituduh post power syndrome, dianggap belum move on atau selalu nyinyir pada Pemerintahan Jokowi, namun SBY dan Partai Demokrat memilih menunaikan jalan sejarah untuk mengingatkan secara terang benderang agar Pak Jokowi tidak salah dalam mengelola ekonomi. Langkah ini juga sebagai pertanggungjawaban Partai Demokrat kepada rakyat.

Secara resmi Partai Demokrat sudah 6 kali mengingatkan Pemerintah agar hati-hati mengelola ekonomi dari mulai ambisi membangun infrastruktur, pengelolaan hutang, jaminan sosial dan program buat rakyat miskin dll.

SBY sebagai Ketua Umum Demokrat 4 kali berpidato resmi dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Komandan Kogasma 2 kali mengingatkan hal serupa dalam bagian pidatonya.

Situasi yang ditakutkan Partai Demokrat  soal ekonomi sedikit banyak sudah terjadi. Mudah-mudahan Pemerintah Jokowi bisa mengatasi keadaan termasuk mendengarkan saran Partai Demokrat. Mendengar salah satu saran kami yaitu menunda infrastruktur sudah dilakukan.

1.Tahun 2015, Kongres Demokrat di Surabaya, SBY dan  Partai Demokrat mengingatkan Jokowi untuk pertama kalinya soal mengelola ekonomi

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20150513221902-32-53198/10-rekomendasi-partai-demokrat-untuk-presiden-jokowiĺ

2.Tahun 2016, sesaat SBY dan Partai Demokrat keliling Jawa bertemu rakyat, juga mengeluarkan rekomendasi agar Pak Jokowi menimbang jalan ekonominya

https://m.detik.com/news/berita/3169112/akhir-sby-tour-de-java-ini-rekomendasi-partai-demokrat-untuk-pemerintah

3. Tahun 2016, dalam refleksi Ramadhan, SBY dan Demokrat kembali ingatkan soal infrastruktur, kesejahteraan rakyat dan beban APBN

https://m.detik.com/news/berita/3230687/ini-7-masukan-dan-kritik-sby-untuk-pemerintahan-jokowi-jk

4. Tahun 2017, SBY dan Demokrat kembali ingatkan pengelolaan ekonomi dan ketidakadilan

https://m.detik.com/news/berita/d-3416372/ini-pidato-politik-lengkap-sby-di-dies-natalis-partai-demokrat

5. Tahun 2018, AHY dan Partai Demokrat mengingatkan soal APBN, pemotongan pajak dan pasar yang tidak sensitif pada kemiskinan

https://m.detik.com/news/berita/3910709/ini-pidato-lengkap-ahy-di-penutupan-rapimnas-demokrat

6. AHY dan Partai Demokrat ingatkan soal pengelolaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat sebagai laporan komprehensif hasil kunjungannya ke rakyat di ratusan kabupaten dan belasan  provinsi

http://wow.tribunnews.com/2018/06/12/orasi-ahy-diklaim-membuat-pendukung-jokowi-marah-berikut-isi-pidatonya-lengkap

Jika ada badai yang sempurna maka ada badai yang sederhana. Kalaupun ada badai sempurna, apakah itu untuk terakhir kalinya di masa-masa sekarang.

Statement soal badai yang sempurna dari SMI cukup mengkhawatirkan.

Pertama, ada kesan jalan ekonomi Jokowi memang menentang badai tapi tak memperkirakan kesempurnaannya. Bahasa lainnya salah hitung. konsekuensinya soal kepercayaan rakyat  pada hitungan-hitungan selanjutnya.

Kedua, badai yang sempurna akan menyisakan penderitaan yang juga sempurna. Bagi rakyat yang tergabung dalam 40 persen penduduk yang miskin dan mendekati serta sangat miskin seharusnya itulah perhatian kita.

Besok, ulang tahun SBY dan Partai Demokrat. Tidak akan dirayakan dengan gegap gempita, karena berempati dengan situasi yang sedang dihadapi pemerintah dan rakyat.

Pelemahan rupiah ini bisa merembet ke mana-mana dan rakyat kecil, cepat atau lambat, akan merasakan hal-hal baru akibat pelemahan ini.

Tiga hari lalu, SBY membuat instruksi kepada seluruh kader Demokrat agar: “Bantu rakyat yang sedang mengalami  kesulitan”.

*)Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat