Oleh: Erma S. Ranik*)
Selamat ultah ke-16 partaiku. Bangga menjadi bagian dari partai yang membawa pesan damai rumah bagi yang berideologi Nasionalis Religius.
Didirikan tahun 2001. Ikut Pemilu 2004, berhasil mendapat kepercayaan rakyat Indonesia sebanyak 7 % dan sukses mengantarkan SBY menjadi presiden pertama yang terpilih dalam pilpres langsung. Ikut pemilu 2009, menjadi partai politik peraih suara 21 persen. Mengantarkan SBY sebagai peraih suara terbanyak pilpres dalam sejarah Indonesia. Suatu lompatan yang tidak pernah terjadi dalam sejarah republik.
Tahun 2010 – 2013 dihantam gelombang luar biasa saat kader kader utama tersangkut korupsi. Saya ingat saya mendaftar sebagai kader pada awal 2013, saat survey menyebutkan bahwa Partai Demokrat hanya di angka tak lebih dari 5 persen. Bahkan bisa hilang dari peredaran. Pemilu 2014, trend ketidaksukaan terhadap Demokrat meningkat tajam. Perolehan suara menurun jauh. Meski hanya tinggal 11 % tapi lebih besar dari Pemilu 2004.
Pemilu 2014 , Demokrat Tidak memiliki calon presiden padahal partai pemenang 2008 dan partai penguasa.
Semua perjalanan 16 tahun adalah pelajaran berharga buat kami. Pernah dapat kepercayaan besar, pernah pula kalah. Kami belajar banyak.
Kini saat bukan lagi partai penguasa, kader datang dan pergi. Partai Demokrat tetap berdiri. Pada akhirnya seleksi alam yang terjadi.
“Bagi yang masih ingin bersama mari kita bangun bersama partai. Bagi yang sudah tidak nyaman di partai ini. Jangan menahan diri pergi”. Suatu pidato pada arahan untuk kader internal disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat SBY pada kami tahun 2015.
Periode kepemimpinan SBY dengan Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan memberi warna baru pada geliat partai ini. Bang Sekjen demikian kami memanggil Bang Hinca, adalah anak muda yang penuh semangat menggerakan mesin partai. Arahan dari Ketua Umum SBY sungguh-sungguh bisa dipahami dan diterjemahkan Bang Sekjen. Sebagai sekjen partai terbesar ke-4, ia tak duduk di kursi nyaman di belakang meja.
Bang Sekjen ini justru tak segan mengubek-ubek daerah terpencil. Menemui Ketua Ranting Demokrat. Kader pemuda Katolik ini tak henti memberi semangat pada kader dan menggelorakan kerja politik untuk Indonesia.
Harus diakui kerja kerja politik ini berbuah sangat manis. Kerja DPP yang diterjemahkan dengan kerja-kerja parlemen anggota DPR/DPRD berbuah manis. Tahun 2017 bergelombang anak-anak muda yang bergabung dan mendaftar sebagai kader Partai Demokrat. Padahal kami bukanlah partai penguasa. Tren ini semoga terus berlanjut.
Perjalanan masih lama. Bagi kami bekerja untuk Indonesia adalah tujuan kami. Pancasila adalah napas kami. Dan telah ditetapkan sebagai bagian mars ketika partai ini didirikan. Tentu saja kami tak sempurna sebagaimana halnya manusia. Namun kami percaya partai politik adalah salah satu jalan bagi rakyat yang ingin bekerja untuk negara.
Kami menyambut dengan sukacita apabila ada bapak/ibu/saudara/i yang berminat menjadi bagian dari Partai Demokrat.
Terima kasih untuk rakyat yang setia pada Partai Demokrat. Mohon maaf untuk semua kekurangan kami. Mari bekerja bersama untuk Indonesia. Kami akan terus menjaga dan mengawal pemerintah Jokowi-JK untuk menuntaskan kerjanya sampai 20 Oktober 2019.
Tabik
*)Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat