Antusiasme masyarakat melihat rombongan SBY yang melewati Cianjur, Kamis (29/11/2018). Sebuah bukti nyata masyarakat merindukan era SBY. (Screenshot Video DPP-PD)

Oleh: Jansen Sitindaon

Cianjur, Kamis sore, 29 November, kemarin. Di tengah gerimis hujan, masyarakat tumpah ke jalan “menghadang” bus Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang melintas di kota tersebut dan meminta beliau turun menemui mereka. Karena kemacetan akan mengular jika bus berhenti dan mengganggu lalu lintas jalan, tidak mungkin itu dilakukan.

Sebagai “pelepas rindu”, dengan mikrofon bus Pak SBY menyapa mereka. Mengarahkan badan kearah jendela, membuka kaca bus dan menjulurkan tangan agar bisa bersalaman dengan beberapa diantaranya sambil bus terus berjalan pelan. Karena keadaan tentu tidak semua bisa salaman. Ada yang berteriak histeris haru. Karena bisa melihat wajah Pak SBY saja secara langsung, walau cuma sepintas mungkin inilah yang pertama kali.

Sebagai orang yang ikut melihat langsung kejadian ini dari dekat, termasuk kejadian yang persis sama terjadi bulan lalu di Klaten Jawa Tengah juga dalam rangkaian kegiatan #SBYTourTheJava, dimana bus Pak SBY juga dihadang masyarakat diminta berhenti, membuktikan Pak SBY masih sangat dicintai rakyat yang pernah dipimpinnya. Rakyat Indonesia yang sangat disayanginya. Rakyat yang sejak dia masih aktif di militer sampai jadi Presiden bahkan sekarang telah jadi mantan Presiden selalu dia perhatikan dan jadikan prioritas dalam pikirannya.

****

Jika Pacitan adalah titik awalnya, di daerah termiskin (pada masanya) di Jawa Timur inilah “kuliah kehidupan” Pak SBY dimulai dan di kemudian hari banyak mempengaruhi kebijakannya. Kemiskinan dan kesulitan rakyat bukan sekedar cerita yang didengarnya dari orang, karena dia sendiri bagian dari rakyat yang sulit itu.

Ceritakanlah sebuah kesulitan rakyat miskin kepada Pak SBY, saya jamin dengan “roso” tidak dengan kalimat yang mengawang-awang, dia bisa secara lancar mengerti persoalan itu dan mencarikan solusinya.

Karena banyak dari cerita itu adalah ceritanya di masa lalu. Cerita di lingkungan hidupnya di Pacitan. Mulai dari soal anak sulit sekolah, sakit tak bisa berobat, pertanian merugi, modal usaha sulit, dll. Tidak salah kemudian, di masa pemerintahannya begitu banyak kebijakan dan programnya yang pro pada rakyat miskin ini. “Pro poor dan pro job” kata pengamat. Seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah), BIDIK MISI untuk anak tidak mampu agar bisa kuliah, BPJS bagi orang sakit agar bisa berobat, PKH (Program Keluarga Harapan), BANTUAN LANSIA, RASKIN (beras miskin), PNPM, KUR (Kredit Usaha Rakyat), dll. Semuanya ditujukan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan negara fokus membantu orang miskin.

Saya pernah mendengar beliau menyampaikan: “soal rakyat tidak mungkin kita serahkan pada pasar. Karena pasar tidak pernah sensitif kepada orang miskin. Harus negara yang turun tangan. Karena negara ada memang untuk mereka”.

Dan itulah yang saya lihat langsung selama perjalanan #SBYTourTheJava yang telah masuk ke puluhan kabupaten dan bertemu langsung dengan puluhan ribu rakyat ini. Ada begitu banyak momen tangis haru, keluh kesah “uneg-uneg” dari rakyat yang disampaikan langsung ke Pak SBY mengenai berbagai persoalan mereka. Sebagai bapak dan juga orang yang dulu pernah berada di posisi susah itu, Pak SBY dengan sabar dan tekun mendengarnya. Dengan keluasan jaringannya, beliau berjanji akan meneruskan segala masalah itu ke pihak terkait dan memperjuangkannya melalui Partai Demokrat yang dipimpinnya. Inilah dasar lahirnya 14 Program Prioritas Demokrat. “Diperas” dari berbagai keluh kesah rakyat yang beliau dengar langsung dari beberapa kali tour perjalanan ini.

Khusus terkait guru honorer, karena disepanjang perjalanan ini juga banyak sekali yang berkeluh kesah kepada beliau terkait nasibnya (ada puluhan guru honorer yang saya dengar langsung menyampaikan persoalan ini, malah ada satu guru honorer di Jogya yang marah-marah ke Pak SBY karena tidak kunjung diangkat, dan dipikirnya Pak SBY masih Presiden.. hehee), beliau berjanji sisa 400 ribuan guru honorer yang belum diangkat ini akan menjadi prioritas utama untuk diperjuangkan Partai Demokrat untuk diangkat kembali secara bertahap. Dulu di zaman pemerintahannya, Pak SBY telah mengangkat 1 juta 70 puluh ribu guru dan pegawai honorer. Masih tersisa 400 ribuan lagi yang belum diangkat dan oleh pemerintahan sekarang tidak dilanjutkan pengangkatannya. Inilah yang beliau perintahkan agar menjadi salah satu prioritas perjuangan utama Partai Demokrat di pemilu 2019 besok.

****

Cukup banyak diktat dan literatur yang pernah saya baca, namun tidak ada satupun penjelasan pasti mengenai apa itu arti Pemimpin Rakyat. Jika tafsirnya adalah: dia berasal dari rakyat, selama memimpin kebijakannya pro rakyat dan berpihak pada yang “papa” dan lemah, serta ketika tidak lagi memimpin dia masih dicintai rakyatnya, di “tour” perjalanan jumpa langsung dengan ribuan rakyat di puluhan Kabupaten inilah saya melihat itu dalam sosok Pak SBY. Mengujinya tentu ketika tidak lagi memerintah, nanti kita lihat apakah Pak Jokowi akan mengalami hal yang sama.

Jika dalam #SBYTourTheJava ini begitu banyak rakyat kangen ingin jumpa SBY, seperti halnya tampak di “Video Cianjur” yang saya posting dibawah, mungkin saja mereka ingat kehidupan mereka dulu lebih baik dari keadaan sekarang.. dan mereka rindu kepada pembuat kebijakannya yang kebetulan lewat menyapa kota mereka.

Sampai jumpa di tour berikutnya #SBYMenyapaPulauSumatera yang akan dimulai pertengahan bulan ini dari Provinsi Riau.

Horasss

#AnakDairiMenujuParlemen
#AnakSidikalangMenujuParlemen
#DemokratNo14

Telah dimuat di
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10213188053561506&id=1400494851