Selama darahku masih mengalir
Cintaku pasti takkan pernah berakhir
Saya teringat dua baris lirik lagu “Arti Cinta” yang dipopulerkan Ari Lasso, di Cilegon, Banten, 27 September 2017. Cintalah yang membuat para kader Demokrat bersemangat menjalankan “Gerakan Serbu Ranting” (gagasan Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Dr Hinca IP Pandjaitan). Mereka bagai tak mengenal lelah mendatangi sudut-sudut terjauh negara. Cinta menghilangkan sekat antara partai politik daan konstituennya; antara Demokrat dengan rakyat.
Tak ada jarak. Yang ada hanyalah saling percaya, bahwa Demokrat dan rakyat sesungguhnya bertujuan sama: mewujudkan kesejahteraan di Bumi Pancasila.
Gerakan Serbu Ranting adalah akronim “Gerakan Mendatangi Seratus Ribu ranting”. Asumsinya ada sekitar 83 ribu ranting (struktur Demokrat setingkat kelurahan atau desa di Indonesia). Belum lagi anak ranting (setingkat RW) dan cucu ranting (setingkat RT).
Gerakan Serbu Ranting di Cilegon, diawali setelah Hinca Pandjaitan dan rombongan memperingati HUT Partai Demokrat ke-16 di Kantor Partai Demokrat Banten, Serang. Para kader utama Demokrat, antara lain, Jackson Kumaat (Ketua Tim Nasional Gerakan Serbu Ranting), Ketua Divisi Keamanan Internal DPP-PD Rudi Kadarisman, Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP-PD Hilda Thawila, Sekretaris Departeman Agama DPP-PD Elvira Kaunang, Koordinator Depkopolhukam DPP-PD sekaligus Plt Ketua DPC-PD Cilegon Muhammad Haris dan lainnya, tampak bersemangat menemani Hinca Pandjaitan bergerilya lapangan di RT 01 RW 01, Kelurahan Purwakarta, Kecamatan Purwakarta, Cilegon.
Menjelang pukul 15.30 WIB, Hinca dan rombongan memasuki wilayah Kota Cilegon. Di situlah saya mulai melihat panji-panji Partai Demokrat berkibar gagah dan megah. Memasuki Kecamatan dan Kelurahan Purwakarta, kibaran panji-panji Demokrat semakin memenuhi pinggiran jalan.
Hinca dan rombongan akhirnya tiba di RW 01 Kelurahan Purwakarta. Ratusan masyarakat dan simpatisan Partai Demokrat gegap gempita menyambut kedatangan mereka. Saya melihat ada puluhan pengendara motor (ada yang bilang mereka adalah para ojeg motor) yang dengan bangga mengibarkan panji-panji Demokrat di atas motor. Aksi mereka membunyikan klakson semakin menghangatkan suasana.
Muhammad Haris tampak bergerak ke sekelompok demi sekelompok masyarakat. Agaknya, meski belum setahun sebagai Plt Ketua Demokrat Cilegon, ia sangat mengenal masyarakat Kelurahan Purwakarta, termasuk para sesepuhnya.
Kedatangan Hinca ke Kelurahan Purwakarta bermaksud untuk semakin mendekatkan Demokrat dan masyarakat. Hinca juga ingin meresmikan Pimpinan Ranting Partai Demokrat Kelurahan Purwakarta. SBY telah berulangkali mengatakan, ranting dan anak ranting sesungguhnya ujung tombak pemenangan Demokrat.
Dalam sambutannya Hinca menyampaikan salam dari SBY kepada masyarakat Kelurahan Purwakarta, Banten. Ia mempercayakan pembinaan kader Demokrat se-Cilegon kepada M Haris.
Hinca mengaku, ia terharu melihat sambutan gegap gempita masyarakat Cilegon, khususnya di Purwakarta, terhadap Demokrat. Ia telah menjalani banyak kegiatan Partai Demokrat se-Nusantara. Tapi kehangatan warga di Purwakarta terasa berbeda.
Ratusan bendera dan panji Demokrat yang berkibar menjulang ke angkasa, adalah bentuk penghargaan rakyat yang mestinya dibalas kader Demokrat dengan semakin memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Hinca menyampaikan, kesejahteraan kader terdepan (di tingkat ranting) menjadi perhatian besar Demokrat. SBY dan Hinca telah menggagas agar para Pimpinan Ranting Demokrat se-Indonesia bisa meningkat kesejahteraannya. Bagi Demokrat, tidak ada alasan seseorang berpartai kemudian kehilangan kesejahteraannya. Justru setelah berpartai seseorang meningkat kesejahteraannya.
Dalam konteks itu, Demokrat membangunkan tempat pencucian motor; dan memberi bantuan mesin air dan mesin semprot kepada Ketua Ranting Demokrat Kelurahan Purwakarta, Banten. Artinya, Pimpinan Ranting Demokrat Kelurahan Purwakarta resmi menjadi pengusaha mikro atau kecil dengan bantuan tersebut.
“Tentu Demokrat mempertimbangkan geografis dan demografi dari pimpinan ranting se-Indonesia. Demokrat melihat potensi yang ada di suatu wilayah. Bantuan yang diberikan sangat vatiatif karena setiap daerah kan sangat variabel,” kata Hinca Pandjaitan.
Variabel itu pula yang membuat Timnas Gerakan Serbu Ranting memberikan bantuan dan pelatihan pengolahan kolam lele di Bogor dan Cianjur. Atau bantuan bibit dan pengelolaan pepaya di daerah lainnya.
Semuanya melihat potensi yang ada di suatu daerah. Prinsipnya yang sama: kader Demokrat dan rakyat harus sejahtera. Ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan. Itu hal pokok yang diperjuangkan Demokrat sebab Demokrat berpolitik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, dalam bingkai empat konsensus kebangsaan (Pancasila; UUD 45; Bhinneka Tunggal Ika; dan NKRI).
Pimpinan Ranting Demokrat se-Indonesia berkewajiban pula untuk menyisihkan sebagian pendapatannya kepada masyarakat. Terkait dengan pembangunan masjid di Kelurahan Purwakarta, Hinca mengatakan, sebagian dari penghasilan cuci motor hendaknya diberikan kepada masjid atau beragam kegiatan sosial lainnya.
Hinca mengingatkan bahwa para ketua ranting harus memperkenalkan profil dan pemikiran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada masyarakat karena AHY adalah sosok yang telah matang memimpin negeri ini. Mantan perwira militer berkarier cemerlang itu memiliki wawasan dunia dan memiiliki visi besar: terwujudnya Indonesia Emas di 2045.
Hinca menginfokan bahwa sedikitnya 50 orang meninggal setiap hari karena dampak buruk narkoba di dunia. Karena itu para kader tingkat ranting menjadi garda terdepan mencegah peredaran narkoba di lingkungan terkecil masyarakat, bagi Demokrat tidak ada toleransi apa pun untuk narkoba. Racun pembunuh anak bangsa itu harus dipunahkan dari muka bumi.
Hinca juga meminta agar para kader tingkat ranting Demokrat se-Cilegon yang dipimpin M Haris meningkatkan raihan politisnya. Demokrat saat ini hanya memiliki satu kursi di DPRD Kota Cilegon, harus menambahnya secara signifikan di Pemilu Serentak 2019.
“Kalian adalah para panglima terdepan Demokrat,” Hinca menegaskan dalam bahasa lugas.
Usai memberikan arahan kepada para kader Demokrat yang disaksikan ratusan warga, Hinca Pandjaitan dan para petinggi Demokrat memakaikan kaus “Demokrat Keliling Nusantara” dan membareti para Ketua PAC dan Ketua Ranting. Setelahnya Hinca mengajak mereka menghormat kepada warga dengan cara menundukkan badan dan kepala.
Hinca menegaskan para kader harus menghormati rakyat karena Demokrat hadir dan ada disebabkan keinginan rakyat. Demokrat selamanya mengabdi pada rakyat. Kader Dempokrat harus mampu melayani rakyat sebaik-baiknya. Kader Demokrat juga mesti mendengarkan aspirasi rakyat dan menyampaikannya secara berjenjang. Mulai dari tingkat ranting naik ke Pimpinan Anak Cabang atau PAC lantas ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk diteruskan ke wakil Demokrat di DPRD kota atau kabupaten. Jika masalah belum juga selesai maka dinaikkan ke DPD untuk diteruskan ke DPRD provinsi. Bahkan jika memang sangat berkaitan dengan kehidupan rakyat nasional maka aspirasi akan diambil alih DPP untuk diperjuangkan melalui FPD DPR-RI.
Ketua Timnas Gerakan Serbu Ranting Jackson Kumaat kemudian memberikan bantuan dari Demokrat kepada Ketua Ranting Demokrat Kel Purwakarta. Bantuan itu berupa mesin air dan mesin semprot pencucian motor. Demokrat juga akan membangunkan tempat pencucian motor bagi ranting tersebut. Ini adalah bentuk perhatian Demokrat pada para kadernya.
Setelah menberikan bantuan kepada ketua ranting, Hinca dan rombongan melanjutkan pemberian bantuan ke masjid setempat, yang saat itu tengah dikembangkan. Hinca menyatakan janganlah melihat jumlah bantuan yang diberikan tetapi ini adalah wujud dari kedekatan tanpa jarak antara Demokrat dengan rakyat.
Hinca tak berlebihan. Saya menyaksikan di papan pengumuman masjid yang melaporkan keuangan masjid secara terbuka, tercatat pada 23 September 2017, Plt Ketua Demokrat Cilegon telah pula memberikan bantuan sebesar Rp3 juta. Artinya bagi Demokrat, sampai kapan pun, para kader akan menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Bukankah kebaikan harus dilakukan berulang-ulang?
Kelar sudah acara di Kel Purwakarta, Cilegon. Selanjutnya, Hinca dan rombongan segera berangkat menuju Kantor DPC-PD Kota Cilegon di Jalan BBS III, Blok G, No. 21, Ciwaduk, Cilegon.
Saat itulah, di tengah perjalanan, SBY dan Ibu Ani menelepon Hinca Pandjaitan. Keduanya mengapresiasi kunjungan Hinca ke Cilegon dan menitipkan salam pada masyarakat serta kader Demokrat. Hinca menyampaikan apresiasi dan salam itu pada seluruh kader yang mendampinginya mengunjungi Cilegon.
Baru saja tiba di halaman Kantor Demokrat Cilegon yang berlantai dua dan bernuansa biru, banyak kader bergumam “kantornya sangat mirip dengan Kantor Demorat Kota Depok”
Memasuki ruangan kantor, kemiripan itu semakin terasa. Standar sebuah kantor partai politik yang siap menampung aspirasi rakyat tampak nyata. Ada ruang tunggu yang cukup luas untuk para pengunjung, mesin pendingin ruangan, toilet yang nyaman. Nyaris seluruh dinding dipenuhi foto kegiatan Demokrat dan para kadernya. Di dinding pula tampak ditempelkan poster SBY, Hinca dan Haris. Di bawah poster tertulis tekad “Sampai Kapan Pun Jembatan Selat Sunda akan Kami Perjuangkan”. Sebuah tekad yang, kata Hinca, menunjukkan jelasnya program jangka panjang Demokrat Cilegon.
Ada pula tripod poster AHY yang tampak gagah. Sosok tergolong muda tetapi berjiwa matang dan berwawasan dunia, menunjukkan Demokrat berhasil melaksanakan regenerasinya dengan baik.
Di lantai kedua, ruang rapat didominasi biru. Kursi hingga dinding berwarna biru. Hinca lantas menggelar rapat di ruang itu. Sekjen paling egaliter di negeri ini kemudian mempersilakan hadirin bicara satu demi satu. Mulai dari Hilda yang kader utama hingga Yuliana Yusuf kader dari Pandeglang Banten (yang datang ke Cilegon untuk studi banding). Bagi Hinca, struktur dan hierarki adalah cara memudahkan manajemen dan kepemimpinan, bukan untuk menimbun penghormatan. Mendengar suara kader mulai tingkat ranting hingga pusat adalah cara memahami persoalan negara dan masyarakat di akar rumput.
Dalam diskusi itulah terungkap bahwa kemiripan bangunan Demokrat Cilegon dengan Depok disebabkan terjalinnya sinergis yang sangat baik antara M Haris dan Rudi Kadarisman, yang juga Plt Ketua Demokrat Depok. Secara rendah hati Haris mengatakan ia berguru kepada Rudi Kadarisman bagaimana mengelola sebuah kantor Demokrat di tingkat kota.
Rudi Kadarisman memang mendapat pesan khusus dari SBY dan Hinca untuk membangun sebuah kantor Demokrat ideal sekaligus struktur kepengurusan utuh di tingkat kota. Mendapat kepercayaan itu, Rudi kemudian membangun sebuah kantor Demokrat berstandar nasional dalam nuansa biru, di lokasi strategis. Saat ini, Kantor Demokrat Depok adalah contoh standar bangunan kantor Demokrat tingkat kota/kabupaten. Di kepengurusan, struktur Demokrat berdiri hingga level RT atau cucu ranting.
Begitupun, menanggapi pujian Haris, Rudi menimpali dengan mengatakan bahwa Haris adalah seorang murid yang hebat. Ia mampu menimba pengetahuan dan capaian melebihi gurunya. Haris adalah sosok haus ilmu yang mau menyimak dan melaksanakan semua yang diajarkan dan dipercayakan. Ia bekerja dalam diam.
Jackson Kumaat, setelah mengapresiasi kinerja M Haris, menilai, Gerakan Serbu Ranting memang bukan gerakan biasa. Lewat gerakan itu para kader memahami denyut nadi masyarakat seutuhnya. Lewat kunjungan itu para kader memahami beragam persoalan di titik terbawah lapisan masyarakat. Lewat gerakan itu pula para elite Demokrat memahami beratnya perjuangan para kader di tingkat ranting dan akar ranting. Pemahaman ini menimbulkan kesolidan antar kader Demokrat. Semuanya memahami bahwa untuk mencapai kesuksesan para kader harus mengeratkan tali persaudaran.
Jackson juga sungguh berterimakasih karena telah mendapatkan kepercayaan langsung dari SBY dan Hinca sehingga ditunjuk sebagai Ketua Timnas Gerakan Serbu Ranting. Secara terus-terang, ia katakan, bukanlah hal gampang mendapatkan kepercayaan itu sehingga akan menjaganya sungguh-sungguh.
Malam terus bergerak. Warna langit menjadi semakin gelap. Diskusi usai sudah.
Haris lantas mengajak rombongan menikmati kuliner tradisional di sebuh restoran melegenda dan terkemuka di Cilegon. Setiba di sana, Hinca meminta agar meja-meja disusun memanjang sehingga seluruh rombongan menyatu. Dan, sembari menikmati hidangan tersedia, Hinca dan para kader kembali berbincang hangat.
Bagai tidak ada batas antara pimpinan dan yang dipimpin. Semuanya berjalan alami. Penghormatan diberikan karena memang kualitas yang dimiliki seorang pemimpin. Hierarki yang ada dipatuhi sungguh-sungguh karena lewat cara itulah sistem pengorganisasian berjalan baik.
Saya kembali teringat lirik terakhir “Arti Cinta; Ari Lasso”:
Temukanlah arti cinta sejati di dalam cintaku
Tiba-tiba saya tersadar telah jatuh cinta di Kota Cilegon. Jatuh cinta yang matang pada Demokrat karena upaya membangun peradaban.
(Didik L. Pambudi)