Oleh: Farkhan Evendi*)
Pada pertengahan bulan April lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) membentuk Satuan Tugas Lawan Covid-19. Namun dari proses penyusunan kepengurusan Satgas Lawan Covid-19 DPR RI tersebut memberikan hasil yang tidak terduga, lantaran ternyata ada dua fraksi yang tidak dilibatkan dalam struktur kepengurusan yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Peristiwa ini tentu mengejutkan publik, sehingga memunculkan banyak spekulasi. Ada yang menyebut hal itu dikarenakan Demokrat dan PKS merupakan partai paling responsif membantu rakyat menghadapi bencana Covid-19, sehingga tidak dilibatkan dalam Satgas. Namun, apapun faktanya, peristiwa ini tentu bisa membuat kita semua mengernyitkan dahi, karena dalam situasi krisis dan kondisi rakyat yang sedang kesusahan begini sikap sebagian partai bukannya saling mendukung tetapi malah tetap saja suka membangun blok politik.
Meski demikian, keseriusan Demokrat dalam membantu rakyat menghadapi krisis tidak lantas berhenti hanya karena tidak masuk dalam kepengurusan Satgas Lawan Covid-19 DPR RI. Demokrat justeru terlihat lebih sistematis dan massif dalam melakukan kerja kemanusiaannya melawan Cocid-19 bersama rakyat. Hal itu terlihat jelas misalnya ketika melihat upaya yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam mengonsolidasikan sumberdaya partai di seluruh Indonesia untuk bergerak membantu rakyat secara terus menerus hingga hari ini.
Maka tak heran jika hal itu juga yang membuat Demokrat mendapat penghargaan dari Pemprov DKI, karena dinilai responsif dan telah banyak membantu rakyat. Leadership kuat yang dimiliki AHY terbukti telah menggerakkan mesin Demokrat dengan lincah dari Sabang sampai Merauke untuk membantu rakyat. Itu merupakan bentuk tanggung jawab moral, sosial, dan politik Partai Demokrat, hingga membuatnya bercahaya di tengah kabut tebal bernama Covid-19 yang membuat gelap langit Indonesia.
Semangat pertanggungjawaban semacam ini perlu untuk terus dijaga, agar rakyat bisa merasakan langsung kehadiran partai disetiap waktu, menghimpun segenap kemampuan untuk menjaga dan melindungi rakyat disaat tertimpa musibah. Dalam situasi normal, peran partai untuk melindungi rakyat salah satunya dilakukan melalui upaya pengawasan terhadap aliran uang rakyat yang dimanfaatkan oleh negara. Untuk hal ini, Partai Demokrat dengan tegas juga telah mempersoalkan beberapa kasus yang dianggap perlu untuk diurai dan segera diselesaikan seperti kasus Jiwasraya dan Asabri, melalui Fraksi Demokrat di DPR.
Partai Demokrat akan terus berjuang untuk membangun Indonesia, selain karena masih banyak ide-ide dari Presiden ke 6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang baik dan harus diterjemahkan secara nyata, arah pembangunan bangsa ini juga perlu dikawal menggunakan fondasi yang telah digariskan oleh Partai Demokrat yang kini dipimpin oleh AHY.
Upaya Partai Demokrat melangkah menuju kemenangan juga disambut dengan hadirnya organisasi sayap yaitu Bintang Muda Indonesia yang dengan langkah sistematis dan masif hadir untuk memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan Partai Demokrat memperjuangkan harapan rakyat.
Politik kritisisme dan kerja nyata adalah cahaya yang lahir dari semangat membara dalam menjaga tanggung jawab sosial dan politik Partai Demokrat menuju Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan demokratis.
Hari ini Partai Demokrat menerjemahkan tanggungjawab sosial dan politik melalui upaya untuk memulihkan jaminan kesehatan rakyat dengan menolak kenaikan iuran BPJS. Selain itu dalam aspek ekonomi, Partai Demokrat berharap agar program kartu prakerja bisa menjangkau angkatan kerja di pedesaan. Sehingga tidak hanya berbasis pelatihan digital yang sebagian besar hanya bisa dijangkau oleh mereka yang berada di perkotaan. Partai Demokrat juga sedang mendorong agar ada revitalisasi peran RT/RW dan Desa secara lebih sistematis untuk mencegah penyebaran Covid-19.
*)Ketua Umum Bintang Muda Indonesia