Ambon, Maluku: Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Maluku, Elwen Roy Pattiasina mengingatkan tim seleksi pusat maupun di daerah, agar dalam proses perekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus memprioritaskan putra daerah di Maluku.
Hal ini dikatakan Pattiasina karena berdasarkan informasi yang diperolehnya, Selasa 12 September 2017, peserta tingkat sarjana yang mengikuti test dengan sistem CAT di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, hanya baru satu calon dari Maluku yang lolos. Itu pun bukan putra asli Maluku.
”Ini kan sangat ironis. Minat putra-putri Maluku yang melamar untuk ikut seleksi kan ribuan. Masa hanya satu saja yang lolos,” dia menyesalkan.
Ia berharap sistem rekrutmen CPNS yang terpusat di kementerian jangan sampai mendiskreditkan putra-putri Maluku, karena kalau mau dilihat dari segi kualitas, putra-putri Maluku tidak kalah dibandingkan kualitas di daerah lain.
”Yang kami tidak inginkan, formasi untuk Maluku akan diisi oleh orang dari luar. Padahal, yang mengetahui seluk beluk dan sosial kemasyarakatan di Maluku adalah anak-anak Maluku sendiri. Karena itu, kami mengharapkan agar tim seleksi bisa bijaksana dalam hal ini,” tandas Pattiasina.
Hal ini, lanjut Ketua DPD Demokrat Maluku ini juga harus berlaku pada sistem perekrutmen di semua kementerian yang baru dibuka secara resmi pada tanggal 11 September 2017.
Pattiasina juga mengimbau kepada generasi muda Maluku, khususnya para pencari kerja yang sementara mengikuti seleksi CPNS agar bisa mempersiapkan diri dengan baik.
”Persyaratan administrasi harus dipersiapkan dengan baik. Demikian juga dengan kompetensi diri, baik menyangkut pengetahuan umum maupun pengetahuan di bidang keahlian masing-masing. Semuanya harus dioptimalkan sebaik mungkin. Dengan begitu ada kesempatan bersaing dengan pencari kerja lain, dan formasi untuk Maluku bisa diisi oleh anak-anak kita sendiri,” imbuhnya.
Hasil penelusuran pada 12 September, seleksi berupa tes dengan sistem CAT untuk CPNS di Kementerian Hukum dan HAM bagi sarjana tengah berlangsung.
Karena tes menggunaan sistem computerisasi on line, maka tes dilakukan bergilir. Selesai mengerjakan soal-soal secara online, peserta sudah langsung bisa mengetahui lulus atau tidak.
Hingga sore kemarin, dari belasan peserta yang sudah mengikuti tes, hanya satu orang dari Maluku saja yang lulus. Itupun dari identitasnya diketahui bukan putra asli Maluku.
(febby koenoe/dik)