Oleh: Willem Wandik S. Sos*)

Sangat menarik melihat hasil survei lembaga CISA terkait konfirgurasi politik menjelang Pemilu 2024.

Dalam hasil survei yang menggunakan metode MRS tersebut, elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) justru mengungguli Prabow Subianto. AHY memiliki poin elektabilitas sebesar 15,5%, sedangkan Prabowo Subianto hanya 10,2%.

Meningkatnya elektabilitas Ketum AHY juga semakin diperkuat dengan naiknya tingkat keterpilihan Partai Demokrat yang menduduki posisi kedua setelah PDIP. Partai Demokrat memiliki tingkat keterpilihan mencapai 13,2%, sedangkan PDIP berada pada angka 18,9%.

Sekalipun, Anies Baswedan menduduki posisi pertama dalam survei elektabilitas kandidat Presiden 2024 yang mencapai angka 19,2%, namun posisi Anies saat ini (yang tidak memiliki kursi di Parlemen RI, padahal menjadi syarat mutlak dalam pertarungan Pilpres 2024 mendatang) tentunya, akan mengalami kesulitan untuk mengkonsolidasi pencalonan dalam Pemilu.

Di samping itu, polarisasi koalisi parpol pemilik kursi di parlemen, saat ini, hanya menyisakan Partai Demokrat dan PKS yang masih berdiri konsisten berada di luar pemerintahan. Dimana Partai Demokrat memposisikan diri sebagai partai tengah “moderat” yang mengontrol jalannya pemerintahan.

Dalam aspek lain, Ganjar Pranowo yang saat ini statusnya sedang digoncang isu perpecahan di internal PDIP, justru memiliki elektabilitas di bawah poin Prabowo Subianto.

Tentunya, poin keterpilihan PDIP yang mencapai 19% tidak di topang dengan hasil survei kader internalnya yang juga dapat bersaing dalam bursa pencapresan, sebagaimana dimiliki Anies dan AHY.

Saat ini, mendengar statement Sekjen PDIP yang telah memberikan “batasan”/barrier terhadap Demokrat dan PKS dalam koalisi pencalonan Pilpres 2024 mendatang, tentunya, menjadi kekuatan yang justru memperkuat konsilidasi internal Partai Demokrat. Hal ini didukung naiknya poin tingkat keterpilihan Partai Demokrat dan posisi elektabilitas AHY yang tidak bisa dipandang remeh.

Harapan kita semua, Partai Demokrat, apa pun pilihan yang tersedia dalam membangun koalisi pada Pemilu 2024, sejatinya tidak bisa mengandalkan kekuatan lain, di luar Partai Demokrat. Pemilu 2019 telah mengajarkan bahwa elektabilitas tokoh dan partai, yang nantinya akan menentukan arah koalisi, bukan sebaliknya.

Saat ini, Demokrat memiliki dua “alat tempur”, yaitu naiknya positioning Partai Demokrat dan unggulnya AHY dalam bursa Pencapresan 2024.

Dengan dua “alat tempur” ini, diharapkan, seluruh kader Partai Demokrat terus meningkatkan semangat juang di dapil masing masing. Tidak lengah dengan perolehan survei di hari ini, sampai rakyat benar-benar menentukan pilihan politiknya, pada Pemilu 2024.

Saatnya, Partai Demokrat bangkit, berjuang, menang!

Wa Wa, Matur Nuwun, Horas!

*)Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat