Lambang Demokrat

Jakarta: Partai Demokrat menegaskan mustahil berdiam diri atas beragam kekerasan di “ruang agama” yang timbul dalam tempo waktu tak jauh jaraknya.

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Dr Hinca Pandjaitan melalui akun pribadinya, @hincapandjaitan, Minggu siang.

Serangan yang terbaru (lihat: https://kumparan.com/@kumparannews/pria-bawa-parang-serang-romo-saat-misa-di-gereja-st-lidwina-yogya?utm_medium=post&utm_source=Twitter&utm_campaign=int)  dilakukan seorang  pria pada jemaat dan Romo yang sedang misa pagi di Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta,  Minggu dini hari (11/2). Sebelumnya hitungan hari saja dua ulama dianiaya oleh orang yang diduga tidak waras. Ada kemiripan pola penyerangan yang menyebabkan kematian dan luka parah ini (http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/02/02/p3i2ed440-lima-hari-dua-ulama-dianiaya-apa-motifnya).

“Sulit memang untuk diam dalam situasi seperti ini. Ada tanda bangsa ini sedang mengalami krisis sosial. Saya cemas atas beberapa kekerasan dan penyerangan dalam ‘ruang agama’ yang timbul dalam tempo waktu yang tak jauh jaraknya,” ujar Hinca dalam akun twitternya.

Menyikapi persoalan ini, Hinca Pandjaitan mengingatkan agar aparat hukum terkait bisa bertindak tegas untuk mengungkap berbagai kasus yang terjadi.

“Hukum, silakan kau tegak utk banyak kasus ini. Jangan goyah,” Hinca memotivasi

Hinca menguraikan, beberapa isu kekerasan kepada tokoh ataupun elemen berbagai agama muncul ke permukaan. Perdebatan tentang ini adalah apakah “by design” ataupun memang beberapa individu bangsa kita sulit untuk membuang benci.

Hinca memahami ini adalah masalah besar sehingga Negara harus hadir secepatnya mengusut kasus ini. Sebab bagaimanapun menjadi tugas bangsa dan negara melawan beragam teror kepada berbagai umat  beragama.

“Ini adalah masalah besar. Negara harus hadir secepatnya. Ungkap dan lawan,” Hinca memungkasi.

(didik pambudi)