“DEMOKRAT SIAP”
PIDATO POLITIK
AGUS HARIMURTI YUDHOYONO
(KOMANDAN KOGASMA PEMENANGAN PEMILU 2019 PARTAI DEMOKRAT)
RAPIMNAS PARTAI DEMOKRAT 2018
SENTUL, 11 MARET 2018
Bismillah hirrahman nirrahim, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua,
Syalom
Om swastiastu
Namo buddhaya
Salam Kebajikan
Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Para Kader Demokrat yang saya banggakan,
Saudara-saudaraku rakyat Indonesia yang saya cintai,
Tahun depan, tepatnya tanggal 17 April 2019, insya Allah bangsa Indonesia akan kembali mengukir tonggak sejarah yang baru. Di hari itu, akan digelar pemilihan umum, sebuah perhelatan akbar demokrasi yang sangat penting.
Di hari tersebut, rakyat Indonesia akan menjatuhkan pilihannya, siapa yang hendak diberikan mandat dan amanah untuk memimpin negeri ini 5 tahun ke depan. Kita akan memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang akan mengemban tugas 5 tahun berikutnya.
Rakyat juga akan memilih wakil-wakil mereka di parlemen, baik sebagai anggota DPR RI dan DPD RI, maupun anggota DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Mereka-mereka yang mendapatkan kepercayaan rakyat itulah yang akan menentukan nasib, dan masa depan, bangsa dan negara kita selanjutnya. Apakah Indonesia Kita menjadi lebih baik, sama saja, atau justru lebih buruk.
Harapan kita tentu, Indonesia menjadi jauh lebih baik.
Itu pula harapan saudara-saudara kita rakyat Indonesia, di manapun berada. Sebuah harapan yang harus dipenuhi, dan tidak boleh dicederai.
Partai Demokrat, partai yang kita cintai, juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk ikut menyukseskan Pemilu 2019, agar Pemilu tersebut berlangsung secara adil, damai, dan demokratis.
Partai Demokrat juga telah menyiapkan kader-kader terbaiknya, yang diyakini bisa mewujudkan aspirasi dan harapan rakyat kita. Kader yang memiliki integritas, kapasitas, dan akseptabilitas yang tinggi. Mereka-mereka yang bertanggung jawab, yang mencintai rakyatnya, serta sanggup bekerja keras bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Bukan yang hanya mengejar kekuasaan, dan kepentingan pribadi semata.
Karenanya, tema pidato yang ingin saya sampaikan dalam kapasitas saya sebagai Komandan Komando Tugas Bersama Pemenangan Pemilu 2019 Partai Demokrat adalah: “DEMOKRAT SIAP”.
Saya ulangi, “DEMOKRAT SIAP”.
Demokrat siap untuk bekerja keras, memajukan kehidupan rakyat yang kita cintai bersama, jika… Demokrat mendapatkan mandat dan kepercayaan rakyat. Sebagaimana yang Demokrat lakukan di 10 tahun era pemerintahan Presiden SBY dulu.
Demokrat juga siap untuk kembali meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat; siap untuk menjaga tegaknya demokrasi dan kebebasan yang bermartabat; dan siap untuk mewujudkan kehidupan yang adil, baik politik, hukum maupun sosial. Juga kehidupan yang rukun dan damai di antara sesama anak bangsa.
Sejarah mencatat, 4 Agenda Utama ini pula – soal Keamanan & Perdamaian, Kesejahteraan, Demokrasi, dan Keadilan – yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh dan diwujudkan dalam masa pemerintahan Presiden SBY, yang didukung penuh oleh Partai Demokrat.
Singkatnya, Partai Demokrat siap untuk menjadi peserta Pemilu di tahun 2019, dengan harapan: Demokrat Menang; Rakyat Maju, Adil dan Sejahtera.
Saudara-saudara…
Saya teringat perjalanan saya ke Monumen Gong Perdamaian di Ambon, Januari lalu dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia Timur.
Monumen ini mengingatkan saya dan ribuan orang yang hadir saat itu tentang betapa mahalnya biaya yang kita harus tanggung sebagai bangsa, jika perdamaian dan persatuan diantara kita yang bhinneka ini terkoyak.
Kesejahteraan, demokrasi dan keadilan, hanya bisa berjalan di atas landasan perdamaian bangsa ini, warisan yang juga kita nikmati dari 10 tahun pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden SBY.
Hadirin yang saya hormati, Kader Demokrat yang saya cintai…
Saat ini, di berbagai sudut kota dan desa di negeri ini, terpasang baliho dan spanduk Partai Demokrat yang bertuliskan: “Yang Sudah Baik, Lanjutkan; Yang Belum Baik, Perbaiki”.
Itu slogan Partai Demokrat.
Mengapa Partai Demokrat mengangkat slogan dan tagline itu?
Ya, karena Indonesia yang kini menjadi salah satu negara besar di Asia, yang sejak tahun 2008 menjadi negara anggota G-20 dengan peringkat ekonomi nomor 16 di dunia, adalah Indonesia yang dibangun dan dimajukan oleh para pemimpin dan pemerintahan dari generasi ke generasi.
Terlepas dari segala kekurangan dan ketidaksempurnaannya, setiap Presiden dan pemerintahan pasti memiliki andil, capaian, dan prestasinya masing-masing. Setiap Presiden telah meletakkan landasan, kebijakan, dan program yang membawa manfaat dan kebaikan bagi rakyatnya.
Presiden Jokowi saat ini bisa membangun infrastruktur secara signifikan, khususnya sektor pekerjaan umum dan perhubungan, serta bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan, karena Presiden SBY telah meletakkan fundamental ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang kuat, termasuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi, meningkatnya pendapatan perkapita, serta berkurangnya kemiskinan dan pengangguran.
Presiden SBY bisa memperkuat ekonomi nasional, demokrasi, dan kerjasama internasional, karena 5 tahun sebelumnya, pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati telah berhasil melakukan konsolidasi politik pasca krisis, serta menormalisasi kehidupan bangsa, termasuk melakukan perbaikan awal ekonomi dan keamanan kita.
Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati bisa melakukan hal-hal positif itu, karena Presiden Habibie berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis besar, dan telah meletakkan landasan reformasi dan demokrastisasi di negeri kita.
Presiden Habibie bisa melakukan hal-hal penting itu karena Presiden Suharto telah melakukan pembangunan nasional di berbagai bidang, termasuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dan ketika Indonesia berada di ambang konflik dan perpecahan hebat, beliau memilih untuk mengundurkan diri sebagai Presiden demi kebaikan bangsa kita.
Pemerintahan Presiden Suharto memiliki prestasi dan hasil nyata dalam pembangunan bangsa, kerena negeri tercinta ini telah diselamatkan oleh Presiden Sukarno dari berbagai serangan asing dan rongrongan kaum separatis yang ingin meniadakan eksistensi Indonesia Merdeka. Di samping itu, Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat, antara lain atas kegigihan, dan jasa besar Bung Karno.
Inilah mata rantai sejarah, apa saja yang dilakukan oleh para pemimpin dan generasi bangsa, dari masa ke masa. Di sini pulalah tergambar makna “Keberlanjutan dan Perubahan” atau “Continuity and Change”. Yang baik, dilanjutkan; yang belum baik, diperbaiki.
Jika hal-hal yang baik itu tidak dilanjutkan, maka negara dan rakyat akan merugi. Perjalanan bangsa kita bisa maju-mundur, atau kembali ke garis awal, atau mencari-cari sesuatu yang sebenarnya sudah dimiliki. Seperti pepatah: “Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan”.
Hadirin yang saya muliakan, Kader Demokrat yang saya banggakan…
Sementara itu, di berbagai penjuru tanah air juga ada slogan Partai Demokrat yang lain, yang berbunyi: “Yang Penting Negara Adil, Rakyat Sejahtera”.
Apa arti dari slogan itu?
Artinya, meskipun amat banyak aspirasi dan harapan rakyat kepada negara, kepada pemerintah dan para pemimpinnya, tetapi yang paling utama adalah rakyat ingin negaranya adil.
Adil dalam kehidupan politik, termasuk dalam pemilihan umum. Adil dalam penegakan hukum, yang dilakukan tanpa tebang pilih. Adil dalam pembangunan ekonomi; jangan sampai yang kaya makin kaya, sedangkan yang miskin tetap miskin. “No one should be left behind”.
Rakyat juga ingin taraf hidupnya makin baik. Rakyat ingin cukup pangan, cukup sandang, dan rumah yang layak. Rakyat ingin pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan, serta jaminan sosial yang baik. Rakyat ingin punya masa depan, serta bebas dari rasa takut. Termasuk takut tidak mendapatkan pekerjaan, dan bahkan takut untuk berbicara.
Rakyat akan sangat sedih, kecewa, dan marah, manakala nasib dan masa depannya merasa diabaikan. Sungguhpun negara kita semakin maju dan modern, kalau rakyat merasa nasibnya diabaikan, maka mereka, utamanya golongan miskin dan kurang mampu, akan memandang negara, pemerintah, dan pemimpinnya tidak adil.
Inilah pemahaman Partai Demokrat tentang apa yang diharapkan rakyat.
Pemahaman ini kami dapatkan dari pertemuan dan dialog dengan rakyat, yang saya beserta segenap kader Partai Demokrat terus lakukan, di berbagai daerah, dari waktu ke waktu.
Hadirin sekalian yang saya hormati, para Kader Demokrat yang saya cintai…
Pemerintahan Presiden Jokowi telah berada di tahun kempat. Tahun depan pemerintahan sekarang akan berakhir, dan setelah Pemilu 2019 nanti, pemerintahan terpilih akan melanjutkan amanah rakyat.
Dalam konteks itu, pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya mewakili Partai Demokrat untuk menyampaikan pemikiran dan pandangan tentang bangsa dan negara kita 5 tahun setelah Pemilu 2019, utamanya agenda besar yang patut dilakukan oleh negara dan pemerintah mendatang.
Pemikiran dan pandangan ini pulalah yang tengah, dan akan terus diperjuangkan oleh Partai Demokrat. Ketika Partai Demokrat memenangkan Pemilu 2019 mendatang, dan kembali mendapatkan kepercayaan rakyat, maka pemikiran dan pandangan inilah yang akan menjadi solusi dan kebijakan untuk kami jalankan.
Saudara-saudaraku yang saya cintai dan muliakan…
Partai Demokrat menyaksikan berbagai hasil dan prestasi yang telah dicapai oleh pemerintah. Untuk itu, dengan tulus kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Presiden Jokowi dan pemerintah, dengan harapan segala capaian tersebut dapat dijaga, dan ditingkatkan.
Di sisi lain, Partai Demokrat mengingatkan bahwa sejumlah permasalahan dan kekurangan, masih dirasakan dan dihadapi oleh rakyat kita. Karenanya, Partai Demokrat mendorong pemerintah untuk terus melakukan perbaikan dan bekerja lebih gigih lagi.
Pasca Pemilu 2019, ketika rakyat memberi amanah Partai Demokrat untuk berada dalam pemerintahan, maka Partai Demokrat akan terlibat langsung untuk memastikan situasi dan kondisi Indonesia yang jauh lebih baik. Indonesia yang lebih aman, rukun dan damai. Indonesia yang lebih adil ~ adil bagi semua. Indonesia yang lebih demokratis ~ demokrasi yang berkeadaban. Dan, Indonesia yang lebih sejahtera, dengan taraf hidup rakyat yang makin baik.
Untuk mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik itu, Partai Demokrat berpendapat, ada 5 Sasaran Besar yang harus dicapai oleh negara dan pemerintahan kita.
Sasaran Besar itu adalah:
1) Lapangan pekerjaan tersedia lebih banyak.
2) Pendapatan dan daya beli masyarakat lebih tinggi.
3) Kemiskinan makin berkurang.
4) Hubungan antara negara dan rakyat, serta kerukunan sosial lebih baik.
5) Keadilan, kebebasan dan keamanan lebih baik.
Untuk mencapai 5 Sasaran Besar tersebut, ada 9 Strategi yang harus dijalankan.
Pertama, dilakukan pengurangan dan pelonggaran pajak.
Dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan sektor riil yang belum sepenuhnya pulih, Partai Demokrat berpendapat bahwa diperlukan pengurangan dan pelonggaran pajak, bukan sebaliknya “penggenjotan pajak”. Di sini, termasuk diberikannya insentif fiskal bagi yang sangat memerlukan, khususnya kepada dunia bisnis yang menciptakan lapangan kerja yang sangat banyak; yang meningkatkan ekspor yang sangat signifikan; dan yang menciptakan investasi besar-besaran.
Pada saatnya, melalui kebijakan tax cut dalam arti luas ini, diharapkan sektor riil dan investasi akan makin bergerak, ekspor kita akan makin kompetitif, lapangan pekerjaan tersedia makin banyak, pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat akan meningkat, dan akhirnya ekonomi akan tumbuh lebih tinggi.
Saya berpendapat bahwa tax reforms harus segera dilakukan. Reformasi perpajakan yang membawa kebaikan bagi negara, dunia usaha dan rakyat.
Strategi kedua, melanjutkan pembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintahan sekarang ini harus terus dilanjutkan. Bukan hanya pada sektor pekerjaan umum dan perhubungan, tetapi mencakup semua sektor. Bukan hanya yang berskala besar, tetapi juga yang berskala menengah dan kecil. Bukan hanya dilakukan oleh BUMN-BUMN, tetapi juga oleh swasta. Dan juga bukan hanya menggunakan dana APBN, tetapi juga dana swasta.
Kebijakan ini diharapkan akan membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah yang besar, sehingga akhirnya bisa meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Saya berpendapat, infrastruktur di pedesaan juga perlu terus dibangun dan bahkan ditingkatkan, agar ekonomi rakyat makin bergerak, serta kemiskinan dan ketimpangan makin berkurang.
Strategi ketiga, mengembangkan UMKM dan kewirausahaan.
UMKM dan kewirausahaan dalam arti “entrepreneurship” dan “technopreneurship”, perlu dikembangkan secara besar-besaran. Gerakan ini akan membuka lapangan pekerjaan yang luas, dan akhirnya, juga akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Kita tahu, era “ekonomi baru” ditandai dengan berkembangnya teknologi digital dan banyaknya jenis pekerjaan lama yang digantikan dengan pekerjaan baru. Misalnya, berkembangnya “online business” dan juga “online jobs”. Pengembangan UMKM dan kewirausahaan juga harus disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis tipe baru ini. Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang tepat, sehingga akibat pergeseran lapangan pekerjaan ini, tidak terlalu banyak yang menjadi korban. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bekerja sama dengan dunia usaha dalam pengembangan UMKM dan kewirausahaan ini.
Strategi keempat, menaikkan gaji pegawai, upah buruh, dan pendapatan masyarakat secara umum.
Dalam kurun waktu 5 tahun pasca Pemilu 2019, gaji pegawai, termasuk gaji PNS (ASN), guru, anggota TNI dan Polri, serta upah buruh harus dinaikkan sehingga mereka memiliki daya beli yang lebih tinggi. Golongan menengah dan atas memang tidak memiliki persoalan dengan penghasilan dan daya beli, namun golongan bawah, yang jumlahnya lebih dari 60 juta, saat ini memiliki kesulitan dalam penghasilan dan daya beli mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Dengan kebijakan pengurangan dan pelonggaran pajak, perusahaan-perusahaan diharapkan mampu meningkatkan upah buruh, sehingga penghasilan buruh menjadi lebih layak lagi. Peningkatan upah buruh tentu harus disertai dengan peningkatan produktivitas mereka, sehingga bisa meningkatkan daya saing perusahaan dan perekonomian kita.
Di tahun-tahun mendatang, perekonomian global dan nasional diperkirakan akan makin tumbuh. Termasuk akan ada kenaikan harga-harga barang dan jasa. Rakyat tentu akan menderita jika penghasilan dan daya beli mereka tidak naik.
Strategi kelima, meningkatkan program penanggulangan kemiskinan.
Program-program bantuan kepada kaum miskin dan kurang mampu harus ditingkatkan, melalui bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan sosial, serta bantuan-bantuan lainnya. Dengan demikian mereka dapat hidup lebih layak. Hal ini juga akan mendatangkan rasa keadilan, sekaligus mencegah melebarnya jurang ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin.
Ingat, pasar tidak sensitif terhadap kemiskinan dan keadilan. Ekonomi yang kapitalistik dan termasuk paham Neolib, memang tidak suka dengan subsidi. Pemerintahlah yang harus sensitif dan peduli. Partai Demokrat menolak pandangan bahwa subsidi untuk membantu rakyat itu salah. Tentu subsidi yang dimaksud haruslah tepat sasaran dan dalam batas kemampuan fiskal yang tersedia.
Strategi keenam, meningkatkan dan memperluas layanan kesehatan dan pendidikan.
Akses kesehatan dan pendidikan yang sudah dimulai sejak pemerintahan Presiden SBY diantaranya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), program beasiswa baik dalam maupun luar negeri, seperti program Bidik Misi dan LPDP, pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendidikan dan kesehatan, program BPJS, serta peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga kesehatan perlu ditingkatkan. Program-program ini terbukti meningkatkan kesejahteraan rakyat, utamanya kaum miskin dan golongan tidak mampu. Kita ingin siapapun, dimanapun, dengan latar belakang apapun punya kesempatan yang sama untuk maju dan berkembang.
Di sini, saya memberikan perhatian khusus kepada kaum perempuan Indonesia. Kita semua sepakat bahwa perempuan adalah tiang negara. Maknanya, kaum perempuan memiliki peran kunci dalam kemajuan bangsa, hari ini dan seterusnya. Saat ini, kita melihat semakin banyak perempuan Indonesia yang sukses dan memegang peranan penting, baik dalam pemerintahan dan parlemen, sebagai profesional, akademisi, pebisnis, diplomat, prajurit TNI dan Polri, aktivis, maupun profesi-profesi lainnya. Lebih dari itu, perempuan-perempuan Indonesia juga sangat berperan dalam melahirkan dan mempersiapkan generasi penerus bangsa yang unggul, sehat dan berkualitas. Karena itu, negara harus memprioritaskan kaum perempuan untuk mendapatkan akses dan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan yang terbaik.
Strategi ketujuh, meningkatkan kerukunan antar sesama elemen masyarakat, serta meningkatkan hubungan yang baik dan kemitraan antara negara dan masyarakat.
Hubungan antara negara dan pemerintah dengan masyarakat, termasuk Ormas dan LSM haruslah baik dan harmonis. Indonesia tidak boleh menjadi “Police State”, dalam arti memiliki mentalitas dan mindset yang hanya mengedepankan, dan terlalu mudah menjatuhkan hukuman dan sanksi. Kerukunan dan hubungan baik antar sesama elemen masyarakat yang tergerus tahun-tahun terakhir ini, harus dipulihkan dan bahkan diperkuat. Pemerintah harus bisa mengayomi dan mempersatukan rakyatnya, jangan sebaliknya, justru memisahkan mereka dengan narasi dan tagline apapun. Negara harus melindungi kaum minoritas, tanpa menomor-duakan kaum mayoritas.
Strategi kedelapan, melanjutkan upaya menjaga stabilitas politik dan keamanan publik, dengan tetap memberikan ruang kebebasan yang bertanggung jawab.
Hadirnya pers yang independen, dengan pemberitaan yang faktual, fair dan berimbang sangat diperlukan demi tegaknya demokrasi. Kita punya pengalaman buruk di masa lalu, sejumlah rezim pemerintahan jatuh karena dinilai berlebihan dalam penggunaan kekuasaan, tanpa kontrol sosial yang memadai. Sungguhpun demikian, para pengguna kebebasan, apakah pers dan media massa, politisi, civil society, maupun masyarakat luas, tidak boleh melakukan praktik-praktik yang melampaui batas kepatutannya, seperti menebar berita palsu (hoax), fitnah, black campaign, termasuk ujaran kebencian (hate speech). Ini bertentangan dengan prinsip demokrasi Pancasila, dan hanya akan memecah belah sesama anak bangsa.
Strategi kesembilan, melakukan penegakan hukum secara tegas, adil dan bebas kepentingan politik.
Rasa keadilan adalah sesuatu yang bersifat asasi, yang tidak boleh diabaikan apalagi dihilangkan. Dengan tetap mengedepankan supremasi hukum dan “the rule of law”, harus dicegah penegakan hukum yang tidak adil, apalagi sarat dengan kepentingan politik maupun motif-motif lainnya.
Dalam rangkaian Pilkada tahun 2018 dan Pemilu tahun 2019, negara harus menjadi contoh untuk menegakkan kejujuran dan keadilan dalam kompetisi politik. Negara, pemerintah, serta BIN, Polri dan TNI harus benar-benar netral, tidak berpihak dan independen.
Inilah saudara-saudara, 9 Strategi dan langkah besar yang Partai Demokrat perjuangkan untuk dijalankan oleh pemimpin dan penyelenggara negara di era pemerintahan mendatang.
Hadirin yang saya hormati, Kader Demokrat yang saya cintai…
Dewasa ini dunia memiliki berbagai kecenderungan besar, atau “Megatrends”, yang akan mengubah corak kehidupan bangsa-bangsa sedunia. Salah satunya adalah lompatan teknologi yang luar biasa, yang akan mengubah bagaimana manusia hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain. Kini kita hidup dalam revolusi industri gelombang keempat, atau “Industrial Revolution 4.0”, dimana teknologi digital semakin mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.
Internet of Things (IoT), Big Data, dan Social Media telah menjadikan dunia seolah tanpa batas. Segala informasi dapat diakses dengan sangat cepat, bahkan real-time. Komunikasi pun menjadi semakin terbuka dan egaliter. Realitas ini membuat masyarakat semakin kritis, ekspresif, juga kreatif dan inovatif. Ini juga yang akan menghadirkan berbagai peluang baru di masa depan.
Namun, setiap peluang akan menghadirkan tantangan dan permasalahannya sendiri. Kompetisi antar manusia, antar masyarakat, dan antar negara di era digital ini akan semakin keras. Bahkan, kita juga akan bersaing dengan Artificial Intelligence, serta mesin dan robot super canggih, yang akan mengambil alih berbagai tugas, fungsi, dan pekerjaan manusia selama ini.
Selain itu, akan terus bermunculan “Disruptive Technology” atau “Disruptive Innovation” yang akan mengganggu atau mengancam status quo. Mereka yang tidak mampu dan tidak cepat beradaptasi terhadap “gangguan” dan perubahan zaman tersebut, hanya akan menjadi penonton, bahkan pecundang. Sebaliknya, mereka yang berani keluar dari zona nyaman, serta mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mereka akan sukses, dan keluar sebagai pemenang.
Yang terasa paling signifikan terjadi di Indonesia adalah perubahan dalam lanskap ekonomi kita, termasuk lapangan pekerjaan. Lima tahun terakhir ini, sebenarnya gelombang ekonomi dan bisnis baru telah melanda negeri kita. Banyak di antara kita yang belum menyadari, dan juga tidak siap. Contoh yang paling sederhana, berkembangnya bisnis transportasi online yang menggantikan jasa ojek dan taksi konvensional yang kita kenal dulu. Selain itu, bisnis belanja online juga telah mengancam eksistensi retail store dan supermall. Model bisnis dan aktivitas online seperti ini akan terus berkembang.
Pertanyaannya, apa saja konsekuensi dari ekonomi baru dan bisnis online?
Pertama, banyak yang akan kehilangan pekerjaan. Berarti akan ada pengangguran baru yang jumlahnya bisa besar. Mereka yang bekerja di jenis pekerjaan tradisional merasa tidak aman, frustrasi, dan takut terhadap keadaan.
Kedua, dengan terjadinya pergeseran dan penggeseran pekerjaan tadi, ada yang dapat, tetapi ada juga yang kehilangan pekerjaan. Ini berpotensi pada munculnya konflik dan benturan di antara anggota masyarakat.
Ketiga, dengan tidak meratanya pengetahuan dan penguasaan tentang teknologi digital, maka akan ada komponen masyarakat yang memiliki peluang yang lebih besar, bahkan sangat besar, untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi. Akibatnya, bisa menambah kesenjangan sosial-ekonomi baru di negeri kita.
Keempat, jika pemerintah dianggap tidak mengelola permasalahan ini dengan tepat, termasuk tidak hadirnya kebijakan dan regulasi yang diharapkan, maka masyarakat akan sangat mudah menyalahkan pemerintah. Akhirnya, situasi ini akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpinnya.
Menghadapi ini semua, saya berpandangan, kita semua harus menyiapkan diri untuk dapat terus beradaptasi dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah harus menjadi penjuru, dan mengambil inisiatif yang diperlukan. Transisi ekonomi dan bisnis model baru ini harus dikelola melalui kebijakan dan regulasi, serta melalui pendidikan, pelatihan, dan sosialisasi. Mental, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat, harus dipersiapkan dengan baik. Pemerintah dan dunia usaha perlu membangun kemitraan yang efektif untuk menyiapkan tenaga kerja terampil itu.
Esensinya, kini dan ke depan, Indonesia memasuki era baru. Era baru ini akan menghadirkan tantangan sekaligus peluangnya. Diperlukan kesiapan dan fighting spirit bangsa, untuk kita bisa sukses dan menang, di era globalisasi dan revolusi teknologi ini.
Saudara-saudaraku yang saya cintai dan banggakan…
Terkait dengan hal ini, saya ingin memberi penekanan khusus bagi generasi muda. Diperkirakan pada Pemilu 2019 nanti, jumlah pemilih berusia 17-35 tahun mencapai 52% atau lebih kurang setara dengan 100 juta orang! Ya, 100 juta orang. Angka tersebut lebih dari separuh jumlah pemilih. Mereka adalah generasi Milenial, dan tidak sedikit yang merupakan pemilih pemula.
Kita, Partai Demokrat, harus memenangkan hati dan pikiran anak-anak muda ini, bukan hanya karena secara elektoral jumlah mereka besar, tapi karena merekalah yang menentukan masa depan bangsa dan negara kita.
Ketika berdiri di depan ribuan anak muda di Makassar dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 yang lalu, Saya tekankan bahwa muda adalah kekuatan. Kekuatan dalam pemikiran dan tindakan. Muda juga adalah keberanian untuk melakukan perubahan. Semangat ini yang selalu saya bawa ke berbagai wilayah Indonesia lainnya.
Lalu, apa yang akan kita, Partai Demokrat, tawarkan pada mereka? Kesempatan!
Kesempatan Apa?…
Kesempatan yang setara bagi anak-anak muda untuk maju; kesempatan untuk mengembangkan kapasitas mereka; kesempatan untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri; serta kesempatan untuk memenangkan kompetisi di panggung dunia.
Kita tahu tidak semua anak-anak muda kita, khususnya di wilayah perbatasan dan daerah terpencil, memiliki pendidikan yang memadai untuk masuk ke lapangan kerja. Kita tahu dengan kerasnya persaingan mencari kerja sekarang, mereka yang putus sekolah akan sulit untuk punya kesempatan mendapatkan pekerjaan formal.
Ketika saya keliling Nusantara, mulai dari Pidie, Bukittinggi, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Malang, Tanjung Pinang, hingga ke Sangatta, Lombok, Ternate, Sorong dan Jayapura, salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan pada saya adalah soal kesempatan kerja. Ada kecemasan tentang masa depan mereka, termasuk akibat kabar tentang datangnya para pekerja asing, dan semakin terbukanya perdagangan bebas.
Saudara-saudara sekalian…
Ini salah satu Pekerjaan Rumah kita terkait generasi muda Indonesia ke depan. Kita, Partai Demokrat, harus bekerja keras mencari solusi terbaik agar mereka punya kesempatan yang setara. Agar mereka bisa tegak berdiri, penuh percaya diri karena memiliki kapasitas dan keunggulan untuk menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dengan demikian, bonus demografi yang akan kita alami dalam waktu dekat ini, benar-benar bisa kita maksimalkan untuk membuat lompatan menjadi negara maju.
Kita Partai Demokrat harus berdiri di depan, dan ikut bertanggungjawab, agar kita benar-benar berdaulat di negeri sendiri, menjadi tuan rumah di atas tanah air kita sendiri.
Saudara-saudaraku rakyat Indonesia…
Pada kesempatan ini pula, izinkan saya untuk menjawab berbagai pertanyaan masyarakat terkait langkah saya ke depan.
Bekerja, menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran saya untuk negara sudah menyatu dalam prinsip dan semangat hidup saya. Takdir saya untuk bertransformasi, mengubah seragam hijau menjadi biru tidak berarti mengubah semangat prinsip hidup saya. Pekerjaan saya mengabdi untuk bangsa dan negara belum selesai, dan tidak akan pernah selesai.
Seperti yang sudah berkali-kali saya sampaikan dalam pidato ini, tentang kesiapan dan kesempatan. Saya siap untuk meraih dan memperjuangkan kesempatan saya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi NKRI.
Saya menyadari, Partai kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu bekerjasama dengan Partai lainnya, berkoalisi, agar pikiran dan keringat perjuangan kita bisa menjadi manfaat besar untuk kebaikan bangsa dan negara.
Koalisi, sebagaimana yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat dalam Pembukaan Rapimnas ini, haruslah dilandasi oleh goodwill, atau itikad baik. Sumbangan tenaga dan pikiran kita, Partai Demokrat, dalam koalisi, bukan untuk menumpuk kekuasaan atau sekedar bagi-bagi kekuasaan, tetapi benar-benar didedikasikan untuk kepentingan rakyat yang sama-sama kita cintai.
Selama segala usaha dan ikhtiar dalam kerjasama dengan siapapun nantinya, memastikan jalan kita untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, maka kesempatan itu yang akan saya raih dan perjuangkan.
Partai Demokrat adalah kesempatan.
Partai Demokrat adalah kesempatan bagi negeri ini!
Partai Demokrat adalah kesempatan bagi kaum perempuan!
Partai Demokrat adalah kesempatan bagi anak-anak muda!
Sekali lagi, kita, Partai Demokrat adalah kesempatan!
Oleh karena itu, izinkan saya mengajak segenap rakyat Indonesia untuk bergabung bersama kami, Partai Demokrat.
Mengapa Partai Demokrat? ….
Kepercayaan yang saya terima sebagai Komandan Kogasma ini adalah bukti bahwa Partai Demokrat memberikan kesempatan nyata kepada anak muda seperti saya untuk berkontribusi lebih besar kepada bangsa dan negara.
Partai Demokrat memberikan jalan bagi kita anak muda, dengan kapasitas dan kapabilitas yang kita miliki untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Jauh sebelum saya, 4 tahun lalu, Partai Demokrat mengusung seorang calon kepala daerah hingga terpilih sebagai gubernur di usianya yang baru 33 tahun. Saat ini, Partai Demokrat juga mengusung calon wakil gubernur yang juga berusia 33 tahun. Sekali lagi, Partai Demokrat memberikan kesempatan nyata kepada kita, generasi muda Indonesia.
Kesempatan yang diberikan ini tentu tidak semata-mata karena sekedar usia muda. Tetapi, diiringi dengan potensi, kapasitas dan kapabilitas yang kita miliki dan kita perjuangkan.
Untuk itu, mari bersama-sama kita persiapkan diri untuk merebut kesempatan-kesempatan terbaik bagi masa depan bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Demokrat siap bekerja keras; Demokrat siap berjuang; semua itu untuk rakyat Indonesia.
Akhirnya… Dengan memohon ridho dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,
Hari ini, 11 Maret 2018, kami Partai Demokrat, menyatakan siap memenangkan Pemilu 2019.
Demokrat? SIAP… Demokrat? SIAP… Demokrat? SIAP SIAP SIAP…
Terima kasih.
Tuhan bersama kita.
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
A H Y
AGUS HARIMURTI YUDHOYONO
(KOMANDAN KOGASMA PEMENANGAN PEMILU 2019 PARTAI DEMOKRAT)