Pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prabowo Subianto lalu, akhirnya riuh di dua hari menjelang pendaftaran Capres dan Cawapres. Bukan soal pertarungan sepele, ada soal prinsip.
SBY berprinsip rakyat di atas segalanya. Karena itu dasar membangun koalisi adalah mendengarkan keinginan rakyat yang direkam survei
Logistik memang diperlukan, tetapi sifatnya melengkapi perjuangan mewujudkan keinginan rakyat. Prinsip ini pada awalnya Prabowo setuju dan akan meninggalkan paradigma lama yang dianut Prabowo dalam berperang di pemilu yaitu logistik yang bisa mengatur kehendak rakyat.
Partai Demokrat hampir berhasil menawarkan cara mengutamakan kehendak rakyat ini. Dengan cara Demokrat ini, maka ancaman bentrok politik identitas bisa dihindari, karena dasar perjuangannya menyatukan harapan rakyat atas dasar mengubah nasibnya dan memperbaiki sistem yang bisa mengubah nasib rakyat. Bukan sebaliknya memanfaatkan situasi rakyat yang diametral dalam politik identitas.
Jika peperangan elektoral dimenangkan maka negara lebih otonom dari para pemilik modal, sehingga punya keleluasaan besar mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan rakyat dan membuat pemilik modal tidak bisa seenaknya mengatur negara.
Pemilik modallah yang harus ikut mendukung negara dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan rakyat.
Prabowo berubah sikap di dua hari menjelang pendaftaran Capres dan Cawapres. Memang yang tertangkap publik adalah soal jenderal kardus dan soal mahar ke PAN dan PKS.
Tetapi sebenarnya itu bentuk kekecewaan saya pada Prabowo yang mengambil jalan logistik lebih penting ketimbang kehendak rakyat. Pemilik modal diberi karpet merah untuk kembali berperan nantinya membuat negara ini tidak otonom terhadap pemilik modal.
Padahal inilah prinsip-prinsip yang ditolak oleh rakyat sejak 1998, Ini juga yang menjadi protes para cerdik cendikia terhadap jalan ekonomi Pak Jokowi 4 tahun terakhir soal bagaimana negara bisa lebih otonom terhadap keinginan pemilik modal.
Kalau mau jujur justru Pak Jokowi ketika umumkan Ma’ruf Amin justru seperti ingin menjawab bahwa Ia akan memilih jalan berbeda di periode kedua untuk tidak bisa dengan mudah diatur pasar. Kita tunggu saja jalan mana yang akan menang nantinya.
Partai Demokrat akan tetap mempertahankan prinsip berbeda dalam memenangkan pasangan Prabowo-Sandi.
Jalan berbeda dalam memenangkan peperangan ini bukan semata untuk memenangkan Prabowo-Sandi, tetapi juga ingin mempertahankan kekuatan elektoral Partai Demokrat agar pada saatnya nanti prinsip perjuangan Partai Demokrat mengutamakan rakyat akan kembali bisa menjadi faktor dominan, mudah-mudahan nanti di 2019.
Jakarta, 13 Agustus 2018
Andi Arief
Wasekjen Partai Demokrat