Oleh: M Zakiy Mubarok*)
Saat menyampaikan pidato HUT Partai Demokrat, kemarin, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan, di Rumah Cikeas, 16 tahun silam, SBY dan sejumlah sahabatnya menggagas berdirinya Partai Demokrat, merumuskan Manifesto Politik (yang memperkenalkan ideologi, jati diri dan platform perjuangan partai), menciptakan bendera dan mars Partai Demokrat.
Pada kesempatan yang sama, SBY juga menggambarkan jejak perjuangan politik Partai Demokrat, baik suka maupun duka, pasang maupun surut, yang tak pernah sepi dari berkah dan musibah, tantangan dan ujian.
Jejak perjuangan politik Partai Demokrat menggambarkan, pada tahun 2004, saat usia partai ini baru tiga tahun, Partai Demokrat berhasil masuk 5 besar dalam Pemilu sekaligus mengantarkan SBY menjadi Presiden Indonesia. Berikutnya, di tahun 2009, Demokrat menjadi pemenang pertama, dan SBY terpilih kembali sebagai Presiden Indonesia. Prestasi politik yang sangat luar biasa.
Tapi di 2014, Partai Demokrat dengan lapang dada harus menerima kekalahannya dalam Pemilu. Sebagai seorang negarawan, SBY mengakui dan langsung mengucapkan selamat kepada partai-partai pemenang papan atas, dan juga kepada Jokowi dan Jusuf Kalla yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Atas jejak perjuangan politik itu, dalam satu penggalan kalimat cakep SBY mengatakan, “sometimes we win, sometimes we learn”.
Sebagai kader yang sedang berproses di Partai Demokrat, saya memaknakan penggalan kalimat Pak SBY itu sebagai motivasi untuk jangan pernah menyerah dan berhenti berjuang. Peristiwa keberhasilan dan kegagalan adalah akumulasi dari satu titik perjalanan menuju titik berikutnya. Keberhasilan dimaknai sebagai konsekuensi untuk tiada letih berjuang. Kegagalan dimaknai sebagai pembelajaran dan pengalaman. Ketidakberuntungan, adalah jalan lain menuju kesuksesan berikutnya.
Itu mengapa, di awal pidatonya, SBY seperti sedang mengingatkan kepada seluruh kader, juga masyarakat. Bahwa didirikannya Partai Demokrat tak sekadar dijadikan kendaraan politik yang mengantarkannya menjadi Presiden RI. Tetapi Partai Demokrat berdiri di atas landasan atau pijakan ideologi, platform, visi dan misi yang jelas dan terukur. Landasan dan pijakan inilah yang senantiasa harus dipelihara, dijaga, dan dirawat, oleh seluruh kader sebagai syarat mutlak menumbuhkan harapan dalam diri kader Partai Demokrat. Harapan yang terus tumbuh dalam diri kader, menjadi sebab utama bagi Partai Demokrat untuk bergerak dan hadir di tengah-tengah masyarakat secara berkelanjutan.
“Demokrat Peduli dan Memberikan Solusi” adalah pilihan cerdas yang dipilih oleh Partai Demokrat. Dalam satu kalimat ini tersimpan ekspresi nyata dari harapan besar yang tidak akan berarti apa-apa tanpa aksi. Aksi yang terus menerus dan berulang-ulang dengan berbagai dinamikanya. Seperti kata Ramadhan Pohan, partai politik yang baik adalah yang tidak pernah tidur.
Maka sangatlah wajar jika selaku Ketua Umum Partai Demokrat SBY menginstruksikan lima hal kepada kader Demokrat untuk melakukan upaya dan tindakan nyata mengatasi 5 permasalahan besar rakyat yaitu, ciptakan lapangan kerja untuk rakyat, tingkatkan daya beli rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, teruskan gerakan pemberantasan korupsi dan dukung penuh KPK, pastikan kesejahteraan rakyat makin merata dan tegakkan hukum secara adil dan tidak tebang pilih.
Lima identifikasi permasalahan bangsa yang pas dengan lima solusi yang pantas dan cerdas. Lima hal itulah yang saat ini sedang menjadi harapan rakyat Indonesia. Dan saya yakini, lima hal itu dapat menarik perhatian dan simpati masyarakat. Kalau tidak, tak mungkin pernyataan dan solusi SBY itu dipelintir dan disimpangkan dari makna yang sebenarnya oleh lawan-lawan politik yang justeru makin “demam” dengan obat mujarab SBY itu.
Jika kader Demokrat, khususnya yang ada di kursi eksekutif dan legislatif, sungguh-sungguh menerjemahkan instruksi tersebut, maka 2019 kita akan saksikan jejak sejarah kemenangan Partai Demokrat.
Selamat Ulang Tahun, Pak SBY.
Mataram, NTB, 10 September 2017
*) Ketua Divisi Pengembangan Kemitraan Masyarakat DPD Partai Demokrat NTB