Jakarta: Sikap Erma S Ranik, Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Demokrat, layak diteladani. Perempuan yang mewakili Dapil Kalimantan Barat I itu menerima 2 mahasiwa untuk magang di kantornya di Gedung DPR-RI/MPR-RI. Yang istimewa, satu diantara mahasiswa tersebut, adalah seorang yang berkebutuhan khusus karena tunanetra.
Erma Ranik menjelaskan Fajri Hidayatullah (tunanetra) dan Muhammad Yusuf Priambodo adalah mahasiswa semester VI dari FISIP Universitas Muhamadyah, Jakarta. Keduanya magang di kantor pribadi Erma S Ranik sebagai staf magang.
“Artinya mereka berfungsi sebagai stagf pendukung saya, yang wajib mengikuti semua kegiatan saya baik di kantor DPR maupun di partai politik yang saya ikuti. Mereka mengikuti setiap rapat, sidang dan pembahasan pembahasan lain sebagaimana staf saya yang lain. Menjadi bagian dari sistem pendukung pekerjaaan saya sebagai anggota DPR,” ujar Erma Ranik menjawab pertanyaan tertulis web demokrat, Selasa (6/3).
Erma menjelaskan yang kedua mahasiswa itu lakukan antara lain menganalisis secara singkat RUU yang sedang menjadi pembahasan di Komisi 3 DPR. Mempelajari bahan bahan rapat bersama mitra komisi 3 DPR, dan mempelajari tugasnya sebagai anggota MPR-RI dan tugasnya sebagai anggota Partai Demokrat.
“Mereka masuk dari jam 9 pagi dan pulang menyesuaikan diri dengan jadwal pulang saya. Ya, sekitar jam 22.00,” ujar Erma Ranik yang dikenal luas sangat aktif di parlemen.
Erma menambahkan, Fajri dan Yusuf mulai magang tanggal 5 Maret 2018 yakni hari pertama masa sidang ke-4 usai masa reses DPR. Keduanya akan selesai magang pada 5 April 2018 sehingga genap 1 bulan.
Saat web demokrat menanyakan alasan yang membuat Erma berkenan menerima magang kedua mahasiswa , mengingat satu diantaranya berkebutuhan khsusus, Erma mengatakan tidak ada alasan yang khusus.
“Ini rombongan anak magang kedua yang saya terima. Tahun 2015 lalu, ada anak dari jurusan hukum internasional Universitas Indonesia yang magang 2 bulan di kantor saya. Saya tidak pernah menawar-nawarkan pada anak anak muda untuk magang di kantor. Tapi kalau ada yang meminta kesempatan magang, pasti saya langsung setuju. Saya selalu menyukai memberi kesempatan mempelajari hal hal baru untuk anak anak muda. Saya percaya mereka akan menjadi calon calon pemimpin Indonesia ke depan. Jadi harus diberikan bekal yang cukup,” Erma menegaskan sikapnya memberi jalan bagi generasi muda meraih masa depan.
Erma mengatakan sikapnya ini dilandasi masa lalunya yang tidak pernah mendapatkan kesempatan seperti ini. Ia tidak ingin pengalamannya terjadi lagi. Lewat sikap itu, minimal, Erma bisa membantu beberapa anak anak muda untuk kenal bagaimana pekerjaan sebagai anggota DPR.
“Saya tidak khawatir sama sekali dengan (kebutuhan khusus) Fajri. Saya tidak menganggap dia akan tergantung. Dengan mampunya dia menembus universitas, saya yakin dia mandiri. Penyandang tunanetra seperti Fajri harus mendapat kesempatan. Saya sih pribadi inginnya kelak di DPR ini ada anggota DPR yang berasal dari penyandang disabilitas (berkebutuhan khusus).” Erma menjelaskan.
Bagi Erma, generasi muda harus melek politik.
“Mereka harus paham bagaimana mengatur bangsa dan negara untuk kesejahteraan rakyat. Mereka ini calon-calon pemimpin,” ujar Erma yang sangat berharap, Fajri Hidayatullah bisa menjadi Anggota DPR-RI, kelak.
(didikpambudi)