Usmar Hariman (rmol)

Di Kota Bogor yang dijuluki kota hujan, para kader Demokrat terus berbenah dengan cepat. Padahal para kader Demokrat di Kota Bogor baru dua bulan dipimpin ketua baru, pasca-meninggalnya almarhum Adhi Dhalu Putra pada 25 Maret 2017. Adalah Usmar Hariman, yang juga Wakil Wali Kota Bogor, ditunjuk sebagai Plt Ketua DPC-PD Kota Bogor.

Usmar Hariman menerima SK Plt Ketua DPC-PD Kota Bogor yang ditandatangani  Ketua Umum Partai Demokrat Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Dr Hinca Pandjaitan di Kantor Pusat Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Menteng, Jakarta Pusat pada 7 Agustus 2017.

Di bawah kepemimpinan Usmar Hariman, kader Demokrat bergerak cepat. Kota Bogor adalah kota pertama yang menjadi tuan rumah “Gerakan Serbu Ranting” pada 3 September 2017. Di sana, Hinca Pandjaitan dan para petinggi Demokrat  mengunjungi seluruh ranting partai; melakukan pembaretan; hingga menggelar acara “mengubek kolam”. Aktivitas di Kota Bogor membuat Demokrat meyakini “Gerakan Serbu Ranting” adalah satu cara efektif merapatkan barisan dan menggerakkan mesin partai.

Cepatnya gerakan Demokrat  Kota Bogor di bawah kepemimpinan Usmar Hariman dikarenakan ia bukanlah nama baru di Partai Demokrat. Usmar Hariman adalah Ketua DPC-PD Kota Bogor pertama. Ia memimpin Demokrat Kota Bogor 2002-2007. Usmar Hariman adalah sosok awal yang membangun Demokrat di Kota Bogor.

Usmar Hariman menjatuhkan pilihan politiknya pada Partai Demokrat karena kekagumannya pada sosok SBY. Ia melihat SBY adalah pemimpin yang akan membawa Indonesia pada keberhasilan. Hal itu menyebabkan Usmar Hariman terus mengamati aktivitas SBY yang jadi sosok penting di awal-awal Reformasi, hingga SBY duduk sebagai menteri di Pemerintahan Gus Dur dan Megawati.

Jauh hari sebelum banyak masyarakat memahami bahwa SBY berada di balik gagasan dan pendirian Partai Demokrat, Usmar telah meyakininya. Ia paham, partai adalah kendaraan utama perpolitikan nasional.  Ia meyakini, SBY adalah sosok di balik Partai Demokrat, berdasar  info yang ia terima.

Dari keyakinan itu, Usmar Hariman masuk dan memimpin Demokrat Kota Bogor pada 2002, tak sampai setahun setelah Demokrat berdiri.

Keyakinannya tak salah. SBY memang tokoh di balik pendirian Demokrat. Partai moderat berasas Pancasila itu pula yang kemudian mengantar SBY menjadi Kepala Negara dua periode (2004-2009 dan 2009-2014).

Bersama Partai Demokrat, karier politik Usmar Hariman bergerak cepat. Ia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bogor untuk dua periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Pada 2013, Usmar Hariman meninggalkan DPRD Kota Bogor karena berduet dengan Bima Arya di Pilkada Kota Bogor. Pasangan ini dinyatakan sebagai pasangan dengan suara terbanyak dengan perolehan sebanyak 132.835 suara atau 33,14 persen. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menetapkan pasangan Bima Arya Sugiarto-Usmar Hariman, sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih periode 2014-2019.

Kini, pasangan Bima Arya Sugiarto-Usmar Hariman kembali digadang-gadang untuk memimpin Kota Bogor di periode kedua, melalui Pilkada Serentak 2018.

Menyikapinya, Usmar Hariman menyerahkan seluruh keputusan pada DPP Partai Demokrat. Sebagai seorang kader ia memahami dalam politik semuanya sangat dinamis. Semua bisa terjadi.

“Saya dan Bima Arya bisa bersama lagi atau tidak merupakan keputusan DPP Partai Demokrat yang memiliki kajian dan info terpercaya. Yang jelas, saya tidak memiliki masalah dengan Wali Kota. Kami terus melakukan komunikasi politik. Tidak ada parpol bisa maju sendiri mendukung pasangan calon. Koalisi menjadi penting. Bahkan koalisi PAN (partai asal Bima Arya) dan Partai Demokrat saja tidak cukup mengusung Calon Kepala Daerah. Harus ada satu parpol lagi. Kursi Demokrat ada 5 dan PAN ada 3. Masih kurang 1 kursi lagi,” ujar Usmar yang dilahirkan di Bandung, 26 Maret 1963.

Ia menerangkan harus ada dukungan 20 persen kursi parlemen bagi calon kepala daerah di Kota Bogor. Saat ini Kota Bogor memiliki 45 Anggota DPRD. Artinya dibutuhkan dukungan 9 Anggota DPRD Kota Bogor hingga pasangan calon kepala daerah memenuhi persyaratan.

Sebagai politisi senior, Usmar Hariman juga memahami konstelasi atau tatanan politik di Kota Bogor sangat dipengaruhi konstelasi politik nasional bahkan Provinsi Jabar. Apalagi Pilkada di Kota Bogor dan Jawa Barat digelar bersamaan. Karenanya ia menyerahkan semua keputusan perihal Pilkada Kota Bogor pada DPP Partai Demokrat.

Bagi  alumnus  Arsitektur Lansekap Institut Pertanian Bogor tersebut, sebagai Wakil Wali Kota Bogor, yang terpenting saat ini adalah berperan maksimal dalam pembangunan. Sementara dalam kapasitas sebagai Ketua Demokrat Kota Bogor, ia dapat membesarkan partai dengan pendekatan humanis, kerja nyata, mewujudkan tema “peduli dan beri solusi pada rakyat”.

Usmar Hariman menegaskan, sebagai pemimpin ia harus mampu membedakan kerja di pemerintahan dan kerja sebagai kader partai. Prinsip itu membuatnya mengurus partai  usai melaksanakan tugas pemerintahan.

“Saya kerja politik dari sore hingga tengah malam. Saya juga kerap memanfaatkan hari libur jika bekerja untuk partai. Ini saya lakukan agar saya tidak berpihak ke partai mana pun,”  Usmar Hariman menegaskan prinsipnya.

Prinsip yang diajarkan SBY pada kader Partai Demokrat.

(Didik L Pambudi)