Jakarta: Calon Gubernur DKI nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hari ini berkampanye di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan. Agus menyusuri gang-gang di kawasan itu untuk bertemu dengan warga.
Agus mulai berkeliling di Pasar Manggis, Menteng Wadas Utara, RT 09 RW 11, sekitar pukul 10.00 WIB, Sabtu (28/1). Agus tampil beda hari ini, yakni mengenakan peci warna merah dan sabuk (ikat pinggang) warna hijau, khas Betawi.
Diiringi gerimis, Agus menyusuri satu per satu gang di pasar dan wilayah sekitar Kelurahan Pasar Manggis. Agus menyapa, bersalaman, dan meladeni permintaan foto dari warga.
“Alhamdulillah, hari ini bisa gerilya. Tadi dialog, mereka harapkan pemerintah memperhatikan, membuka lapangan pekerjaan, mereka sampaikan masih banyak pengangguran. Ingin dikembangkan UMKM. Tentunya saya dan Mpok Sylvi ingin sekali bisa kembangkan UMKM. Spesifik, kami punya dana bergulir yang bisa sejahterakan rakyat,” kata Agus di Pasar Manggis.
Agus juga mengatakan, di sepanjang perjalanan dirinya melihat banyak saluran air yang tidak berfungsi dengan baik. “Program pemberdayaan komunitas RT-RW bisa digunakan untuk program semacam itu. Artinya, semakin baik lingkungannya,” kata suami Annisa Pohan ini.
Lalu, kenapa memilih lokasi Pasar Manggis? “Ya, saya ke mana-mana. Saya upayakan gerilya ke wilayah Jakarta,” jawabnya.
Agus menjelaskan tujuan utamanya melakukan ‘gerilya’ selama masa kampanye adalah mengkonfirmasi segala masukan dan informasi yang dia terima.
“Jadi, jangan sangka saya datang itu hanya cuma cipika-cipiki saja. Saya sudah mempelajari apa yang menjadi permasalahan, isu utama di daerah ini. Misalnya hari ini di Pasar Manggis, secara khusus saya sudah mendapatkan laporan, sudah saya pelajari, kemudian saya konfirmasi di lapangan. Dan ternyata, ya benar, adanya begitu. Dan secara umum selama 3 bulan ini saya mengkonfirmasi yang memang dinyatakan oleh masyarakat sebagai keluhan atau aspirasi mereka,” putra sulung Presiden RI ke-6 (2004-2014) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menjelaskan.
Alasan lainnya, kegiatan ini bertujuan agar dia bisa menyapa langsung warga DKI. “Tidak ada kekuatan selain menyapa langsung masyarakat. Bertemu muka, wajah ketemu wajah, mata ketemu mata, dan shake hand, pelukan, salam tangan, itu kekuatan. Tanpa berbicara pun ada trust building di sana. Saya bisa melihat dari mata mereka, warga, ‘Pak kami ingin perubahan.’ Tadi bahkan mengatakan, ‘Pak di sini banjir nggak? Nggak. Tapi banjir air mata di sini.’ Artinya ini, ini yang omong bukan saya, lo. Saya tidak tahu arti yang lebih spesifik apa. Artinya, intinya mengharapkan perubahan untuk warga, untuk masyarakat, juga untuk Kota Jakarta ini,” Agus menyampaikan.
“Di samping itu, saya dengan tatapan mata, saya ingin memberikan keyakinan saya akan bersama Bapak-Ibu. Saya akan bersama rakyat, saya akan bela hak dan kepentingannya agar mereka lebih baik lagi hidupnya, agar mereka diperlakukan secara adil. Jadi, kalaupun saya tidak mengeluarkan kata-kata, dari pandangan mata, salaman tadi, itu ada transfer of trust, saling percaya dan itu adalah kekuatan. Itu salah seni dalam memenangkan hati dan pikiran rakyat. Dan saya sangat siap untuk setiap saat bersama rakyat. Karena pemimpin tidak ada artinya tanpa rakyat, dan rakyat merindukan pemimpin yang bisa bersama mereka,” Agus memungkasi.
(detik/dik)