Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Dept Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP-PD (ist)

Oleh: Jansen Sitindaon*)

Pernah saya sampaikan dalam sebuah pertemuan, di dunia politik kontemporer Indonesia (pasca-Reformasi khususnya), Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini maqomnya (kedudukannya di kancah perpolitikan—red) sudah di level “seniman politik”. Satu “goresan kuasnya” saja sudah bisa memberi dampak dan jadi pembicaraan. Bukan lagi sekadar politisi biasa, namun jenius politik. Dan di Rapimnas kemarin, kita dan publik Indonesia kembali melihat dan mendapat sajian “karya seni politik” yang sangat indah dan berkelas.

Menurut saya, Rapimnas kemarin adalah puncak dari keindahan seni politik yang pernah ada di Indonesia. Halus, namun impactnya menggoyang semua lini. Semua partai sampai harus melakukan rapat mendadak untuk membahasnya. Dan beramai-ramai memberikan tanggapannya ke publik. Dan semua partai malah jatuhnya jadi pengamat. Padahal mereka adalah pemain bolanya. Pemain yang sebenarnya juga terjun langsung di lapangan politik. Namun 3 hari ini, jatuhnya jadi pengamat semua. Dengan masing-masing tafsirnya.

Rapimnas kemarin, ibarat pertandingan bulu tangkis, tanpa “smash” sama sekali. Tapi permainan bola-bola netting di depan net-nya itu lho yang mendebarkan, saking halus dan indahnya. Dan membuat setiap penonton menunggu, kira-kira bola akan jatuh di mana. Sebelum betul-betul di mana jatuhnya “bola” ketahuan, pertandingan ditutup. Penonton menjadi riuh. Sehingga yang terjadi kemudian, semua penonton terpaksa harus menebak-nebak sendiri hasilnya. Termasuk kita sendiri kader pun ikut menebak. Akhirnya setiap orang membuat analisisnya sendiri.

Ini ibarat karya seni dimana setiap orang punya tafsir sendiri ketika memandangnya. Tidak ada tafsir tunggal terhadap hasil karya lukis seorang maestro. Tiap orang bebas punya pandangan sendiri. Dan bahkan, semakin banyak polemik, pembicaraan dan pandangan terkait pesan yang terkandung dalam karya seni tersebut, itulah membuatnya malah semakin mahal.

Belum selesai pembahasan hari pertama, masuk hari kedua. Dimana Mas Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyampaikan pidato politik.Inilah puncaknya. Pidato itu membuka mata semua orang mengenai potensi anak muda satu ini untuk memimpin Indonesia. Belum lagi Rapimnas hari pertama selesai dibahas, jadi lagi Rapimnas hari ke-2 ini menjadi pembahasan baru di publik.

Bukan lagi sekadar AHY cocok jadi Wapres Jokowi, kata orang, tapi malah muncul juga suara-suara dan analisis, jadi alternatif Calon Presiden penantang Jokowi pun AHY ini sudah cocok. Karena dari sudut “content”, pidato AHY kemarin memang berhasil memotret keadaan Indonesia hari ini secara tepat. Serta di dalamnya sekaligus menawarkan solusi dan program untuk menyelesaikannya. Bukan sekadar kritik, namun dibarengi solusi. AHY menjelaskan lima sasaran utama dan sembilan strategi mencapainya dalam pidato  berjudul “Demokrat Siap”. Lantaran disampaikan “anak muda” malah nilainya ternyata menjadi lebih mahal di mata publik.

Apakah AHY akan menjadi Calon Presiden atau Wakil Presiden, sepenuhnya mari kita serahkan pada jalan sejarah. Terpenting, melalui pidatonya di Rapimnas kemarin, kita tahu, dia terus mempersiapkan dirinya. Jikalaulah nanti panggilan sejarah itu akan tiba untuk memintanya.

Pasca-Rapimnas kemarin, saya sepenuhnya yakin, bukan lagi kita yang akan capek mendatangi orang, tapi orang yang akan antri ingin bertemu Demokrat, Pak SBY, dan AHY.

Empat (4) bulan menuju 10 Agustus memang pendek. Tapi ibarat pertandingan bola, bola Demokrat sekarang sudah tidak dibelakang lagi, tapi sudah di tengah lapangan. Tinggal bersama kita sekarang terus menggiring bola ini sampai ke ujung gawang, dan mencetak Gol. Apakah gol-nya karena tendangan penalti, sundulan kepala, tendangan bebas, umpan dari sayap, sepakan pojok, atau bahkan lawan sendiri yang membuat gol bunuh diri, terpenting Gol.

Mari kita tunggu!

Tapi keyakinan saya, perjuangan kita ini pasti akan berujung Gol. Kalau tidak, gawangnya kita angkat sekalian, biar semua tidak bisa buat gol.

Terima kasih Rapimnas, dari panggungmu, kau telah memulihkan kembali keunggulan kami sebagai sebuah partai. Semoga Ketum Demokrat Pak SBY; Bu Ani, Mas AHY; dan Mas Ibas sehat selalu. Dan kita semua kader Demokrat juga dilimpahi kesehatan.

Demokrat.. S14P!

Kader.. S14P!

*)Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP-PD