*Hadiri Perayaan Natal Nasional Partai Demokrat, AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Kedamaian Menuju Pemilu 2024*
*Medan, Sumatera Utara:* Hangatnya Perayaan Natal Nasional Partai Demokrat di Regale International Convention Centre begitu terasa, Rabu (27/12) sore. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kehadirannya di tempat itu sebagai bentuk ekspresi suka cita.
“Kami semua mengekspresikan suka cita bersama dengan berbagai kalangan masyarakat Sumatera Utara, termasuk tadi saudara-saudara kita penyandang disabilitas yang hadir dalam acara doa sekaligus merayakan Natal,” kata AHY.
Sesuai dengan tema besar perayaan natal nasional ‘Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi’, AHY berharap ini menjadi pengikat untuk terus bersama dalam keragaman.
“Kita berbeda suku agama, ras, etnis, sungguh ini merupakan kekuatan, anugerah Yang Maha Kuasa. Tapi kita juga tahu sejatinya pebedaan jika tidak kita rawat bersama maka keberagaman bisa menjadi sumber masalah. Karena itu semoga acara ini bisa jadi pengikat kita dalam keragaman,“ terang AHY.
Menuju pemilu 2024, AHY juga mengajak semua untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi dan sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Mari turut serta menghadirkan kemajuan dan kebaikan untuk Indonesia yang sama-sama kita cintai.
“Saya mengajak kita semuanya untuk terus menjaga situasi yang damai, yang stabil, walaupun mungkin menghangat tetapi tetap teduh di hati kita damai di hati kita. Sejatinya itulah yang menjadi kekuatan kita semua,” ajak AHY.
Usai memberikan sambutan, AHY bersama Ketua Panitia Acara Natal Nasional Demokrat Hinca Panjaitan dan Ketua DPD Demokrat Sumut Lokot Nasution memberikan bantuan dan bingkisan secara simbolis kepada 14 penyandang disabilitas.
Sementara itu SBY turut menghibur umat kristiani yang sedang melakukan perayaan natal dengan menyanyikan lagu ‘Everything I Do’ yang dipopulerkan Bryan Adams pada tahun 1991.
“Saya berpandangan semua agama mengajarkan kebaikan, mengajarkan kepada umatnya apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Artinya, kalau kita melihat agama sebagai hakikat, sebagai nilai-nilai, maka kita akan mudah untuk rukun, bersatu, saling menghormati, saling bertoleransi, karena ajaran agama-agama manapun selalu mendatangkan kebaikan dan kebajikan,” pungkas SBY. (dna/csa)