
Jakarta: Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR-RI di Komisi VI, Herman Khaeron mengatakan, Presiden keenam RI, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menulis panjang terkait gagal bayar Jiwasraya karena menyangkut kerugian negara. Berdasarkan penghitungan sementara Kejaksaan Agung, nilainya sebesar Rp 13,7 triliun.
Hal itu disampaikan Herman Khaeron dalam acara diskusi di Warung Upnormal, Jakarta Pusat, Minggu (2/2/2020).
“Apakah ini bisa kemudian juga menjadi pemicu sistemik krisis ekonomi di indonesia? Ya ini peringatan, ini lampu kuning, jangan dianggap enteng,” tuturnya.
Kemudian, hal lain yang menjadi perhatian adalah munculnya keresahan para nasabah Jiwasraya terkait pengembalian kerugian.
Lebih lanjut, Herman juga meminta agar kasus tersebut dibahas berdasarkan data. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar publik turut mengetahui kasus tersebut.
“Berbicara sesuatu hal harus berdasarkan terhadap data, kalau kemudian menyalahkan 10 tahun yang lalu tidak ada data, ya akhirnya kita ayo buka saja kepada publik,”
Sebelumnya, SBY buka suara perihal perkembangan terkini kasus dugaan korupsi di Jiwasraya lewat tulisan yang diunggah di akun Facebook resminya.
Ia merasa heran mengapa semua pihak menyalahkan pemerintahannya atas kasus tersebut.
SBY mengatakan, awalnya dia tidak merasa terusik dengan keberadaan kasus Jiwasraya.
Termasuk, ketika Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu.
Namun, SBY mulai merasa terusik ketika muncul upaya membangun opini bahwa kasus Jiwasraya terjadi di pemeritahannya.
SBY tidak menyangka isu kasus Jiwasraya malah dialihkan ke soal kinerja pemerintahan pada masa ia memimpin.
Dalam tulisannya itu, SBY juga menyarankan pemerintah melakukan 7 hal untuk penyelesaian kasus Jiwasraya.
(Kompas/dik)