Jakarta: Empat puluh hari berlalu sejak wafatnya Ibu Negara RI ke 6, Ani Yudhoyono 1 Juni 2019 lalu, kenangan tentangnya terus mengisi perbincangan banyak orang yang mengenalnya. Ibu Ani wafat setelah berjuang melawan kanker darah. Jasadnya dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta, 2 Juni 2019 diiringi doa dan keharuan rakyat Indonesia.
‘’Beliau tak terlupakan. Tak tergantikan. Teladan bagi ibu-ibu dan wanita Indonesia umumnya,’’ kata anggota Fraksi Partai Demokrat Aliyah Mustika, beberapa waktu lalu.
Taburan ucapan duka disampaikan di mana-mana. Umumnya masyarakat mengingat Ibu Ani sebagai sosok yang cinta keluarga. Ibu Ani, sosok pendamping yang luar biasa bagi Susilo Bambang Yudhoyono, presiden RI selama dua periode. Ia juga tentu, ibu yang luar biasa bagi dua puteranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Memori-memori tersebut tercatat sejak kelahirannya hingga masa terakhirnya.
Fakta bahwa Agus dan Ibas memiliki karier dan saat ini eksis sebagai politisi muda yang diperhitungkan, menunjukkan bahwa mereka memang ditempa oleh seorang ibu yang luar biasa. Hari-hari pun, baik melalui media konvensional maupun media sosial, masyarakat Indonesia bisa menyaksikan keluarga ini memiliki hubungan yang hangat.
Kristiani Herawati lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952. Ia adalah putri tokoh nasional Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah. Nama Kristiani disematkan karena sang ayah terinspirasi tokoh Krisna (atau Kresna), dan pada saat itu juga bertugas di Batalyon Kresna, Yogyakarta.
Dibesarkan ayah seorang tentara, Ibu Ani tumbuh dengan didikan penuh disiplin, sehingga sejak kecil mentalnya sudah terlatih. Tercatat ia sempat beberapa kali pindah sekolah karena pekerjaan ayahnya yang berpindah-pindah tempat. Ibu Ani pernah mengenyam pendidikan di SMP Immanuel, Medan, Sumut, dan SMAN 24, Jakarta. Setelah lulus SMA, beliau melanjutkan studi di Universitas Kristen Indonesia (UKI), namun tak sempat menyelesaikan studinya lantaran orangtuanya berpindah tugas ke Korea Selatan sebagai Duta Besar RI. Kelak, ia melanjutkan studinya di Universitas Terbuka, dan lulus sebagai Sarjana Ilmu Politik.
Kisah cinta dengan Susilo Bambang Yudhoyono dimulai ketika Ibu Ani sering ikut ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Gubernur AKABRI. Bu Ani tidak pernah absen mengikuti acara ayahnya. Tahun 1973, Bu Ani pertama kali bertemu SBY, bertepatan dengan acara peresmian barak taruna di Magelang. SBY datang ke rumah Ibu Ani setelah pertemuan tersebut. Dari sinilah, mereka mulai menjalin hubungan dan kerap saling berkirim surat.
Ibu Ani dan SBY resmi bertunangan setelah SBY menjadi perwira lulusan terbaik pada tahun yang sama. Karena Ibu Ani berada di Korea Selatan pada saat itu, keduanya terpaksa menjalin hubungan jarak jauh selama 1,5 tahun. Namun, hubungan jarak jauh itu terbayar oleh pernikahan mereka pada 30 Juli 1976, di Ballroom Hotel Indonesia. Buah pernikahannya adalah kedua putranya; Agus Harimurti Yudhoyono (10 Agustus 1978) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (24 November 1980).
Kiprah Ibu Ani mulai meluas ketika 29 Oktober 1999 SBY menjadi Menteri Pertambangan dan Energi di era Presiden Abdurrahman Wahid. Status ini berlanjut ketika SBY menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarno Putri. Selain itu, beliau aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Persit (Persatuan Istri Tentara) Kartika Chandra Dharma Pertiwi, dan Dharma Wanita selama SBY menjabat sebagai Menteri.
Pada 20 Oktober 2004, Ibu Ani resmi menyandang status sebagai Ibu Negara Republik Indonesia. Pada saat itu, SBY resmi menjadi Presiden RI pertama setelah memenangkan Pemilu. Ibu Ani juga sempat memegang jabatan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, selain menjabat sebagai Ibu Negara.
Ibu Ani memiliki hobi fotografi. Beliau gemar memotret berbagai macam obyek dan mengunggah hasil jepretannya ke dalam akun Instagram-nya. Ibu Ani mengaku hobi fotografinya itu muncul ketika beliau melihat sang ayah sedang mencuci kertas foto. Sejak saat itu, Ibu Ani tertarik dengan fotografi dan mulai belajar secara otodidak. Bahkan sampai saat SBY tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI, Ibu Ani tetap meneruskan hobi fotografinya.
Pada 2 Februari 2019, Ibu Ani divonis mengidap penyakit kanker darah. Ia dirujuk ke National University Hospital (NUH), Singapura, atas rekomendasi dokter kepresidenan. Keadaannya sempat membaik dan sempat diizinkan untuk keluar dari rumah sakit untuk menikmati udara segar. Namun, kondisinya kembali kritis, dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada 1 Juni 2019.
Kami akan terus mengenang jasa dan kebaikanmu, Bu. Terima kasih untuk segala pelajaran hidup yang kau ajarkan kepada kami.
(CHY/MediaFPD)