Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pembicara kunci Konferensi Junior Chamber International (organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi pada PBB) di Mongolia 8-11 Juni 2017 lalu. (twitter/ @VisualTVdotLive)

Oleh: Usman Prakoso*)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lahir di Bandung, 10 Agustus 1978. Putra sulung Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut suami dari artis Anissa Pohan dan ayah dari Almira Tunggadewi Yudhoyono. AHY membuat jagad politik Indonesia geger saat memutuskan mundur dari TNI dan ikut Pilkada DKI Jakarta menjadi calon gubernur.

Meski sempat unggul di berbagai survei dalam beberapa bulan pertama, AHY tidak lolos ke putaran kedua pilkada yang diikuti tiga pasang calon. Tidak seperti calon yang kalah dalam pilkada, AHY dalam usia muda dan baru di dunia politik mampu dewasa dalam menyikapi hasil pilihan masyarakat. Dalam pidatonya, AHY secara kesatria mengakui kekalahannya dan tidak menyalahkan siapa pun. Pidato tersebut menarik simpati masyarakat, karena dia dengan tenang dan telah matang menyikapi hasil dari sebuah kompetisi.

Kematangan AHY ternyata tidak tiba-tiba datang. Sejak dari bangku sekolah, AHY ternyata telah bergelimang prestasi dan punya dasar kepemimpinan yang kuat. Saat sekolah di SMP 5 Bandung, AHY ternyata pernah menjabat sebagai Ketua OSIS. Lalu AHY diterima di SMA Nusantara.

Karena otaknya yang encer, AHY diterima di Akademi Militer (Akmil). Perlu diketahui, tidak semua orang dapat masuk Akmil, karena seleksinya ketat. Dari ribuan yang ikut, hanya sebagian kecil yang diterima. Akmil sendiri merupakan akademi untuk calon perwira TNI, syaratnya masuknya harus punya standar nilai tinggi, sehat fisik dan psikologis.

Jika demikian ketatnya masuk, boleh dikatakan pemuda yang lolos masuk Akmil adalah orang-orang terpilih dari seleksi ketat. Bayangkan saja, dari sekian banyak taruna pilihan, AHY merupakan peraih Adhi Makayasa. Penghargaan ini hanya diberikan kepada satu orang lulusan terbaik TNI/Kepolisian. Wow, ini menjadi bukti kualitas AHY telah terlihat sejak dari taruna.

Bukan hanya di Akmil, kakak dari Edhie Baskoro Yudhoyono ini mengantongi empat status sebagai lulusan terbaik di Kursus Dasar Petugas Infanteri (2001), Kursus Intelejen Tempur (2001), Kursus Petugas Operasi Batalyon (2004) dan Kursus Manuver Karier Kapten, Fort Benning (2011). AHY juga pernah bertugas di Aceh hingga pasukan Garuda XXIII-A di Libanon.

Itu prestasi dalam bidang militer, bagaimana dengan prestasi AHY dalam bidang pendidikan? Pada 2006, AHY meraih gelar Master di bidang Pendidikan Strategis dari Institut Pertahanan dan Pendidikan Strategis, Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura. AHY kembali menjadi salah satu lulusan terbaik di NTU.

Tahun 2009, AHY mengambil program Master Administrasi Publik di salah satu kampus terbaik dunia, yaitu Harvard. Lagi-lagi, AHY mendapatkan hasil menakjubkan, dia menjadi salah satu yang terbaik di kampus impian banyak orang di dunia.

Pada tahun 2014, AHY juga meraih gelar Master of Arts (MA) dalam Kepemimpinan dan Manajemen dari Universitas Webster. AHY lulus dengan meraih nilai IPK 4,0, nilai itu sama dengan sempurna. Saat kuliah di Universitas Webster, AHY sedang mengikuti tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSG) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. AHY juga lulus dengan hasil sempurna, yakni IPK 4,0.

Melihat fakta di atas, sangat jelas AHY punya modal kuat menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Punya rasa cinta besar terhadap Indonesia, pintar, lulusan kampus terbaik dan berpengalaman memimpin. Apalagi beberapa waktu lalu AHY menjadi pembicara kunci dalam pertemuan organisasi pemuda terbesar dalam naungan PBB.

Di salah satu postingan instagram AHY menuliskan “Semua permasalahan pasti ada jalan keluar yang baik. Apa pun situasi yang sedang dihadapi bangsa ini, kita tidak boleh terpecah belah. Kita harus terus bersatu, kita semua merah putih”. AHYforALL.

Kata-kata itu sangat jelas mengajak semua masyarakat Indonesia terutama pemuda untuk tidak berseteru atau terpecah belah karena sesuatu hal. Sebagai mantan tentara yang tidak asing dengan daerah konflik, AHY tentu sangat paham siapa yang akan menjadi korban terparah jika terjadi perpecahan. Karena itu dia mengajak semua warga Indonesia untuk terus bersatu.

Memang AHY bikin iri saja.

*)dimuat di Kompasiana

(dik)