Presiden ke-6 RI (2004-2014), yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan orasi politik dengan tema “Demokrasi dan Pers” saat menerima mendapatkan Anugerah Prapanca Agung di acara puncak peringatan Hari Pers Nasional yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Rabu 29 Maret 2017. SBY merupakan tokoh pertama yang menerima penghargaan itu. (twitter/@isari68)

Surabaya: Presiden RI ke-6 (2004-2014), yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta agar media tidak membentur-benturkan dirinya dengan pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SBY mengaku hubungannya dengan pemerintah maupun Presiden Jokowi berjalan baik.

“Jangan bentur-benturkan saya dengan pemerintah dan Presiden Jokowi. Saya sudah bertemu dengan Pak Jokowi, dan berdiskusi tentang negara secara konstruktif,” katanya saat memberikan orasi ilmiah pada perayaan Hari Pers Nasional tingkat Jawa Timur, Rabu (29/3/2017).

Media kata SBY, kerap tidak memahami pernyataan secara menyeluruh, sehingga pemahamannya sepotong-sepotong.

“Itu yang menimbulkan berita-berita hoax,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, SBY menyampaikan orasi politik dengan tema “Demokrasi dan Pers”.

Pers sebagai salah satu pilar demokrasi, kata SBY, punya peran penting dalam membangun peradaban demokrasi di Indonesia.

“Tapi harus diakui, sedikit banyak pers masih punya kepentingan. Entah itu kepentingan politik, atau pemodal,” kata dia.

Dalam kesempatan itu SBY juga dianugerahi penghargaan Anugerah Prapanca Agung.

Penghargaan itu adalah penghargaan pertama untuk tokoh nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur. Presiden keenam RI itu disebut sebagai tokoh asal Jawa Timur yang memiliki dedikasi membangun bangsa.

(kompas/dik)