Aktivis Lintas Generasi Pro-Demokrasi menyerukan agar masyarakat Jakarta jangan memilih Calon Gubernur DKI yang mengganggu kebhinnekaan dan kerukunan umat beragama. Pernyataan itu mereka sampaikan dalam pernyataan pers di Kompleks Epicentrum Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017). (foto: mcpd/ist)

Jakarta: Aktivis Lintas Generasi Pro-Demokrasi menyerukan agar masyarakat Jakarta jangan memilih Calon Gubernur DKI yang mengganggu kebhinnekaan dan kerukunan umat beragama. Mereka berharap agar masyarakat Jakarta bersikap matang dengan memilih pemimpin yang memiliki “DNA” merah putih dan mampu mengelola keberagaman.

“Inilah kata kunci agar negara ini bisa tetap utuh dan lestari,” demikian dinyatakan Juru Bicara Aktivis Lintas Generasi Pro Demokrasi, Jansen Sitindaon dalam pernyataan pers di Kompleks Epicentrum Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2017).
Berikut seruan dan pernyataan sikap selengkapnya dari Aktivis Lintas Generasi Pro-Demokrasi:

SERUAN dan Pernyataan Sikap: “AKTIVIS LINTAS GENERASI PRO DEMOKRASI”

“Jangan Pilih Calon Gubernur yang Mengganggu Kebhinnekaan dan Kerukunan Umat Beragama”

“Pemimpin yang memiliki “DNA” merah putih dan mampu mengelola keberagaman. Inilah “kata kunci” agar negara ini bisa tetap utuh dan lestari..

UJUNG dari tahapan pilkada. Khususnya pilkada DKI Jakarta yang “panas” ini akhirnya tiba juga. Esok. 15 Februari 2017 bersama kita akan menyalurkan hak pilih. Ini bukan sembarang hak. Ini adalah “hak spesial”. Saking spesialnya, hak ini tidak setiap hari ada “di badan kita” seperti jenis hak lainnya. Dia hanya “datang” 5 tahun sekali.

Untuk itulah kami MENYERUKAN jangan sampai kita salah menggunakan hak “spesial” ini. Pilihlah pemimpin yang spesial juga menggunakan hak yang spesial ini.

Pemimpin yang dalam tubuhnya memiliki “DNA” merah putih, berjiwa prajurit sehingga mampu menjaga bangsa ini (Jakarta ini) tetap utuh, “tidak terkotak-kotak” seperti saat ini.

UNTUK itulah, sebelum kita menyalurkan hak pilih yang spesial ini, kami dari “AKTIVIS LINTAS GENERASI PRO DEMOKRASI” ingin mengingatkan kita bersama (sebagai refleksi) beberapa hal berikut ini:

1. Di dalam “tubuh” Indonesia ini, kita memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya adat istiadat, suku, budaya, seninya, dan ribuan pulaunya, tapi juga termasuk agamanya.

Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama. Kita harus terus menjaga kerukunan dan kebhinnekaan ini. Di tangan “pemimpin yang tepat”* dan mampu mengelola dan mengharmonisasikan semua perbedaan ini, keberagaman ini “sesungguhnya” adalah kekuatan kita;

2. Keutuhan negeri ini sepenuhnya ditentukan oleh kita. Bukan oleh orang lain. Bangsa asing. Negara lain. Apalagi mahluk dari planet lain. Kita adalah kuncinya. Apalagi dalam kalam konteks pilkada ini, kuncinya ada di hak pilih kita!

3. Kita dan “terutama” pemimpin yang kita “seleksi melalui pilkada” inilah yang akan bertanggungjawab untuk menjaga semua perbedaan ini menjadi kekuatan.

Bukan seperti keadaan saat ini, dimana karena “ulah satu orang pemimpin” perbedaan yang sejak dulu menjadi kekuatan bangsa ini, “terlihat” malah menjadi masalah. Menjadi jalan kita menuju perpecahan.

Akankah kita terus mempertahankan pemimpin sejenis ini?

4. Pemimpin yang mampu mengelola keberagaman. Dan tidak pernah menjadi masalah dalam hubungan antar agama. Inilah kata kunci agar negara (Jakarta) ini bisa tetap utuh dan lestari. Sehingga kita bisa kembali ke-keadaan seperti sediakala.

Perbedaan adalah kekuatan. Toleransi dan kerukunan sesungguhnya adalah hal yang tidak perlu “diatur” negara. Karena telah menjadi bagian yang “hidup”*dalam kehidupan masyarakat. Tidak terasa “mati”* seperti saat ini;

5. Seorang pemimpin di tengah keberagaman ini haruslah mampu menjaga “lisan” dan komunikasinya dengan baik untuk membangun suatu hubungan yang berpengaruh positif dalam kehidupan masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin harusnya “SOLUSI”. Bukan malah menjadi “MASALAH” seperti yang saat ini terjadi.

Untuk itu kami MENYERUKAN bagi saudara-saudara di Jakarta (dan ukuran ini juga bisa dipakai di seluruh daerah di Indonesia) yang akan menggunakan hak pilihnya besok:

1. JANGAN PILIH PEMIMPIN yang berpotensi mengganggu kebhinnekaan kita;

2. JANGAN PILIH PEMIMPIN yang berbahaya bagi hubungan antar-agama. Apalagi saat ini menjadi MASALAH bagi kerukunan antar-agama ini;

3. JANGAN PILIH PEMIMPIN yang tidak peduli dengan kebhinnekaan dan kerukunan ini dan malah hanya peduli dengan ego dirinya sendiri yang akhirnya mengorbankan kebhinnekaan dan keragaman kita;

4. JANGAN PILIH PEMIMPIN yang suka berlaku kasar di depan publik. Yang karena perkataan dan tindakannya akhirnya mengotori “sungai-sungai” kehidupan sosial dan ruang publik kita di Jakarta dan Indonesia ini;

5. JANGAN PILIH PEMIMPIN yang telah membawa Jakarta ke arah menjadi: JAKARTA UNTUK KONGLOMERAT;

6. PILIHLAH PEMIMPIN yang akan membawa kembali Jakarta kita ke arahnya (ke khittohnya) yaitu: JAKARTA UNTUK RAKYAT”!!

Pemimpin yang akan melayani rakyatnya dengan “hati”* BUKAN “caci-maki”. Yang akan melayani rakyat dengan *”tegas”, BUKAN dengan “kasar dan amarah”.

Hubungan antar-umat di Indonesia (khususnya Jakarta) ini “wajib” dan harus tetap berjalan dengan baik. Dan kebhinnekaan serta keberagaman yang ada dalam “tubuh” Indonesia ini harus terus kita jaga. “Karena keberagaman ini adalah kita”.* DAN di tangan pemimpin yang tepat, dia menjadi kekuatan bangsa ini. 

JAUHKAN JAKARTA (dan Indonesia) dari pemimpin yang bisa membawa kita ke jalan menuju perpecahan dan terus membuat negeri ini gaduh penuh ketegangan.

MARI KITA HENTIKAN LAHIRNYA PEMIMPIN SEJENIS INI MELALUI PILKADA DKI INI!

MARI KITA PILIH PEMIMPIN yang di dalam dirinya terpatri “NKRI harga mati”. Dan darahnya jelas ber “DNA” merah putih dan berjiwa prajurit.

Dan yang baginya “nomor satu” yang harus diutamakan adalah *menjaga bangsa ini tetap utuh dan menjauhkan bangsa ini dari terpecah-belah dan “terkotak-kotak” bersama perbedaan yang ada! Seperti keadaan di bawah pemimpin Jakarta saat ini.

Jakarta, 14 Februari 2017

Atas nama kami “AKTIVIS LINTAS GENERASI PRO DEMOKRASI”

CP: Jansen Sitindaon (081.2238.222.40); Jemmy Setiawan(081.2838.77877)

KAMI SEMUA:

Sangap Surbakti,
Jemmy Setiawan,
Hery Sebayang,
Jansen Sitindaon,
Setya Dharma,
Andrianto,
Eki Girsang,
Jan Prince Permata, Santoso,
Japrak Haes,
Imelda Pandiangan,
Mehbob,
Hilman Firmansyah,
A. Hakim,
Renanda Bachtar,
Saifuddin Roem,
Guido Dewa,
Aswin Nasution,
Bambang Rony,
Sismanu Rusmin,
Denni,
Arya,
Irwan RB,
Kay Achmad,
Hakim Muzzayian,
Agus Setia B,
Maruli Silaban,
Dewa Made,
Ndokum Surbakti,
Roni,
Saut Sinaga,
Standartkiaa Latief,
Eko Dananjaya,
Aria Wayan,
Hasan Azhari,
Sabar Hutahaean,
Joko,
Timbul,
Nanang,
Jove. M,
Hari,
Anwar Syadat,
Hanata,
Arifin,
Johnson,
Oka,
Timur,
Rajoki Sinaga,
Rahmah Hasjim Adnan, Musyanto,
Heru Purwoko,
Kasmin Humul,
Habibie Ali Sadhikin,
Ivan Kaban,
Kamhar Lakumani,
Andes Soesman,
Karman BM,
Farhan Effendi,
Bernadus,
Patar Nainggolan,
Irwansyah (Iing),
Dody Rivaldi, Yulianto, Agung Wibowo Hadi,
Yesaya Tiluata,
Dimas Trinugroho,
Candra Ariesta,
Muhammad Syakir,
Lutfi Nasution,
Kevin FL,
Ilham Nurcahya,
Timur Mauruan,
Wahyuni Revi,
Julianto.
(rilis/didik)