Oleh: Tommy Rusihan Arief*)
Jenderal Besar John Joseph Pershing, panglima perang angkatan darat paling berpengaruh dalam sejarah angkatan perang Amerika Serikat mengatakan: “…pemimpin yang tidak kompeten dapat menurunkan semangat pasukan terbaik.”
Kalimat Jenderal Pershing yang terkenal ini merupakan isyarat kuat bahwa ada pemimpin yang kompeten dan tidak kompeten.
Bagi saya sebagai kader Partai Demokrat, Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pemimpin yang sangat kompeten. SBY dikenal luas sebagai salah-satu pemikir terbaik yang pernah dimiliki TNI.
Membangun Partai Demokrat dari nol di tengah banyaknya keraguan saat itu. Demokrat bahkan kemudian mekar di tengah taman politik Indonesia.
SBY juga diakui masyarakat dan dunia atas keberhasilannya selama dua periode menjadi Presiden Republik Indonesia (2004-2014). Siapa yang bisa menyangkal bahwa Jenderal SBY bukan seorang maestro.
Sebagai pemimpin yang sangat kompeten, bukan berarti tanpa kekurangan. Siapakah manusia yang sempurna? Tetapi sebagai pemimpin yang sangat kompeten dengan pengalaman panjang mengagumkan, SBY tahu persis bagaimana menakhodai kapal besar yang bernama Partai Demokrat.
Dia tahu persis titik koordinat yang harus dilalui untuk menyiasati tingginya gelombang laut, hujan dan badai. Dia tahu bagaimana melakukan manuver cerdas untuk menjaga kenyamanan, keamanan bahkan keselamatan para penumpang di kapal Partai Demokrat.
Dengan kecerdasan dan pengalamannya sebagai nakhoda yang sangat kompeten, SBY tidak patut mengekor siapa pun.
Politik juga memberi pemahaman filosofis tentang persandingan sejajar. Apalagi jika didasarkan pada kepentingan bangsa dan negara. Sebagai sesama anak bangsa saya memberikan apresiasi atas segala bentuk upaya rekonsiliasi politik yang hari-hari ini terjadi. Semua orang tahu politik bukan hanya seni membangun kekuasaan, tetapi politik juga adalah seni merajut kebersamaan rekonsiliasi atas dasar kepentingan yang sama untuk membangun bangsa.
Politik juga adalah seni mencari dan menemukan pemimpin yang kompeten. Karena tidak sedikit dari kita kadangkala merasa berkompeten untuk banyak hal yang sebetulnya belum atau tidak kita pahami. Apalagi hanya didasari pada angan pribadi dan dahaga kelompok.
*)Kader Partai Demokrat