Oleh : Ferdinand Hutahaean*)
Jika ingin berlari jauh, berlarilah bersama-sama. Karena dengan bersama-sama, semua bisa saling dukung dan saling bantu. Jangan kaya sendirian, jangan maju sendirian, jangan senang sendirian, jangan sampai terjadi ketimpangan sosial, karena hal itu akan menjadikan pertentangan antar kelas sosial. (AHY)
Saya mengutip penggalan kalimat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Sabtu sore, saat berjumpa dengan insan-insan pers yang diprakarsai oleh Persatuan Wartawan Indonesia Propinsi Kepulauan Riau bersama Tanjung Pinang Post yang diselenggaran di CK Hotel sebagai sebuah rangkaian acara Demokrat Keliling Nusantara bersama AHY.
AHY atas pernyataanya tersebut ingin mengirimkan pesan kepada seluruh Indonesia dan menegaskan sikap bahwa AHY yang menghendaki adanya kebersamaan dalam kehidupan, maju bersama, senang bersama dan makmur bersama. Sebuah cita-cita dan harapan yang hanya lahir dari seorang sosok berkarakter pemimpin, pemimpin yang mencintai semua lapisan masyarakat.
Siapapun di republik ini tidak boleh menikmati kekayaan bangsa sendirian atau hanya oleh sekelompok saja. Namun seluruh kekayaan bangsa harus digunakan untuk kemakmuran bersama tanpa membedakan kelas atau kelompok. Semua untuk Indonesia, Indonesia untuk semua, begitulah pesan SBY yang terikat dan searah dengan pemikiran AHY sebagaimana kalimat yang saya kutip diatas.
Saya telah mengalami fase kehidupan yang tidak enak. Masa kecil saya hidup sederhana dan berpindah-pindah sebagai anak seorang Tentara. Bahkan hidup di daerah pertempuran seperti di Timor Timur ketika SBY ditugaskan ke Timtim menghadapi upaya separatisme disana kala itu. Saya lahir bukan sebagai anak seorang presiden.
Tampaknya kehidupan masa lalu itu membekas dihati AHY sehingga mampu merasakan getirnya hidup ketika status sosial masyarakat tertinggal sementara sekelompok orang begitu berlebihan dalam segala hal. Ini menguatirkan dan tidak semestinya terjadi di sebuah bangsa yang serba kaya seperti Indonesia.
Maka ketika Panglima TNI Jend. Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa AHY adalah Perwira TNI yang memiliki masa depan cukup cemerlang di militer, tidak mampu menahan AHY untuk terus berkarir dan mengabdi kepada bangsa sebagai seorang prajurit TNI.
Ada panggilan dari rakyat yang saya dengar, ada panggilan pengabdian untuk rakyat, maka saya putuskan untuk mengambil sikap jalan pengabdian diluar Tentara kepada Rakyat, nusa dan bangsa.
Itulah kalimat yang menjadi jawaban atas pertanyaan selama ini mengapa AHY meninggalkan karir di militer dan memilih menjadi politisi yang ikut dalam kontestasi Pilkada di Jakarta.
Seturut pernyataan itulah mengapa AHY mencanangkan AHY Berlari Menuju Indonesia Emas 2045. Cita-cita besar dicanangkan tanpa keraguan, bahwa Indonesia harus memasuki era keemasan dimana kemakmuran menjadi milik bersama, sumber daya manusianya terpelajar, ditakuti lawan dan disegani kawan, yang mana hal itu hanya bisa diwujudkan oleh generasi-generasi muda bangsa saat ini.
Cita-cita besar kemerdekaan bangsa yang belum terwujud sejak para pendiri bangsa menghantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan. AHY punya impian dan harapan besar untuk mengisi kemerdekaan ini dan memparipurnakan kemerdekaan dengan membawa Indonesia menjadi Indonesia Emas 2045.
Dan untuk itulah hari ini 23 April 2017 di Bintan Kepulauan Riau, AHY akan berlari bersama 2045 anak muda yang diiringi puluhan ribu massa sebagai simbol Berlari Bersama Menuju Indonesia Emas 2045.
Jayalah Indonesia, adil, makmur, sentosa!
Tanjung Pinang, 23 April 2017
*)Komunikator Partai Demokrat