Oleh: Irfan Suryanagara*)
Ratusan tahun sudah bangsa Indonesia, yang dulu disebut-sebut sebagai Nusantara, terbelenggu dengan penjajahan bangsa-bangsa di luar sana, seperti Eropa dan Jepang. Tak jemu-jemunya pahlawan Indonesia menumpahkan darah dan cucur keringat memperjuangkan bangsa. Peperangan bersenjata terlucuti di mana-mana.
Tiap detiknya pertempuran berdarah menggelisahkan putra putri bangsa, memikirkan dengan teguh cara mengusir penjajah. Sampai pada akhirnya, sebuah titik terang ditemukan untuk mengibarkan sang saka merah putih. Berkibar nan megah di seantero negeri ini.
Dengan tekad dan semangat melalui pemikiran yang mendalam, bangsa Indonesia berjuang melalui jalur pemikiran dan diplomasi. Mereka berjuang mati-matian, mewujudkan tekad bangsa Indonesia merdeka. Bangkitlah bangsaku, bangkitlah putra putri negeriku.
Prosesi kebangkitan nasional tidak saja diagungkan saat itu. Saat ini, bangsa Indonesia masih memperjuangkan dan berusaha bangkit dari keterpurukan.
Sejarah membuktikan, dalam periode Kebangkitan Nasional, peranan dan sumbangan masyarakat Jawa Barat sangat besar. Bahkan dalam beberapa hal Jawa Barat menempati kedudukan pelopor dalam perjuangan itu.
Hal itu bukan saja ditandai oleh awal pergerakan nasional dimulai dari Jawa Barat (pada masa itu Jakarta termasuk dalam wilayah Jawa Barat), tetapi juga dalam peningkatan tahap-tahap perjuangan selanjutnya dimulai dari provinsi pertama di Indonesia. Semua itu dimungkinkan oleh letak geografis Jawa Barat yang berada di pusat kekuasaan kolonial Belanda dan Jepang., karena lebih lengkapnya sarana perekonomian serta kehidupan dibandingkan dengan daerah-daerah lain, terutama dalam hal pendidikan.
Jawa Barat menjadi tempat berkumpul pemuda-pemuda dari hampir seluruh Indonesia, yang melanjutkan pendidikan mereka. Inilah yang kelak menjadi pelopor dan penggerak kebangkitan nasional.
Kebangkitan nasional Jawa Barat tahun ini juga terlihat dan diawali di Kabupaten Garut. Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang, Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC PD) Garut membentuk Panitia Konvensi Bakal Calon (Balon) Bupati. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC PD) Kabupaten Garut, Ahmad Bajuri menyebut, empat kandidat dipastikan telah mendaftar mengikuti konvensi Balon Bupati Garut 2018. Mereka yang ikut konvensi wajib menyampaikan visi, misi dan program kerjanya sekaligus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Konvensi ini sifatnya terbuka bagi umum. Artinya, tidak hanya dari internal PD, namun tokoh masyarakat yang mempunyai keinginan membangun Garut bisa mengikutinya. Inilah yang mencerminkan adanya perjuangan kebangkitan yang terefleksi dari keikutsertaan tokoh masyarakat bersama calon-calon bupati bersama-sama mengutarakan pendapat untuk membangun dan memajukan Garut ke depannya. Ditambah lagi adanya fakta bahwa pemilihan dilaksanakan dalam bentuk roadshow, sehingga, calon pemilih (masyarakat) bisa memberikan penilaiannya terhadap mereka.
Salam kebangkitan!
*) Wakil Ketua DPRD Jabar dari Fraksi Demokrat