Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono menghadiri panen raya di Desa Sungai Genang, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (3/4/2018). (Foto: SBY Team)

Lamongan: Para petani di Desa Sungai Genang, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur, mengeluhkan sejumlah persoalan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (3/4/2018). Di antaranya adalah kurangnya pasokan listrik dan berhentinya subsidi bibit.

“Kenapa Pak, di jaman now ini tak ada lagi listrik masuk desa? Padahal bagi kami, petani sawah dan tambak (ikan), sangat membutuhkan listrik untuk menjalankan kincir dan pengendalian hama,” sebut Ahmad Mualif, petani Sungai Genang.

Ia mengatakan, kendala utama yang dihadapi petani di daerahnya adalah banyaknya hama tikus. Untuk mengatasi hal itu, petani terpaksa menggunakan setrum dari genset.

“Dengan memakai genset, kami mesti membeli BBM (bahan bakar minyak) tak kurang dari Rp80 ribu perhari. Jika dikali 80 hari, atau minimal 40 hari, berapa banyak itu pengeluaran petani untuk pengendalian hama ini,” terangnya.

Kondisi yang sama, kata dia, juga dirasakan oleh petambak ikan. Untuk mengolah air agar sesuai standar pembibitan ikan dan pengaturan debit air, maka dibutuhkan kincir, yang selama ini dijalankan dengan tenaga listrik dari genset.

“Ditambah lagi, dulu pada 2008 ada yang namanya subsidi bibit ikan. Sekarang sudah tak terdengar lagi. Kami berharap, jika Demokrat menang 2019 nanti, mohon program-program ini dilanjutkan lagi,” kata Ahmad.

Menanggapi hal itu, SBY meminta para kadernya untuk mencarikan solusi guna mengatasi persoalan tersebut. Baik itu kader di tingkat eksekutif, seperti gubernur dan bupati, maupun anggota Demokrat yang berada di legislatif.

“Demokrat wajib membantu. Sesuai slogan dan tujuan Tour de Jatim ini, Demokrat menyerap aspirasi, untuk mencarikan solusi. Jangan hanya berjanji tetapi berikanlah bukti,” ujar Presiden RI ke-6 itu.

Menurut SBY, Lamongan merupakan lumbung pangan nasional. Produksi padi dan ikan dari daerah itu, merupakan yang terbesar di Jawa Timur, dengan hasil panen mencapai 1,1 juta ton gabah kering giling dan 128 ribu ton ikan per tahun.

“Karena itu, pemerintah, melalui Menteri Pertanian wajib membantu. Wakil-wakil rakyat dari Demokrat, ingatkan pemerintah. Lamongan ini lumbung pangan, jangan sampai pasokan nasional menjadi terganggu,” jelasnya.

SBY mengatakan, pada era pemerintahannya dulu, ia menyalurkan banyak subsidi untuk rakyat kecil. Mencapai puluhan triliun setiap tahun. Termasuk pembangunan infrastruktur listrik ke desa-desa, hingga penyaluran bibit bagi petani.

“Sejak Indonesia merdeka hingga saya menjabat (presiden) di 2004, pasokan listrik kita hanya 25 ribu megawatt. Dalam 10 tahun, jumlah itu meningkat 100 persen menjadi 50 ribu megawatt,” jelas SBY.

“Begitu pula dengan subsidi, termasuk subsidi benih. Dulu saya disalahkan karena terlalu banyak memberi subsidi. Saya jawab, subsidi ini untuk membantu rakyat kecil yang kesusahan, kok dibilang salah?” imbuhnya.

Pada era saat ini, kata SBY, pemerintahan Joko Widodo cukup gencar membangun infrastruktur. Di antaranya akan menambah pasokan listrik sebanyak 35 ribu megawatt lagi.

“Ini bagus, pembangunan infrastruktur baik, tapi jangan cuma fokus ke proyek yang besar-besar saja. Perhatikan juga kebutuhan rakyat kecil di pedesaan. Mereka juga butuh listrik, perbaikan jalan dan bantuan-bantuan permodalan guna meningkatkan kesejahteraan,” harap SBY.

(Rilis/dik)