Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta sebagian anggota Komunitas Indonesia Bersatu (KIB) di Surabaya. (Foto: Dokpri Abi Permana/Kompasiana)

Generasi milenial saat ini cenderung mengidolakan atau mengagumi figur atau sosok yang berkecimpung di dunia hiburan. Namun, jika berbicara mengenai sosok pemimpin negara, saya rasa jumlahnya belum sebanding dengan sosok yang saya sebutkan sebelumnya. Memang itu dalam kaca mata saya pribadi. Tentu, anda bisa setuju atau bisa juga tidak.

Akan tetapi, perihal mencari figur yang menjadi panutan bagi kaum milenial, saya rasa sosok Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah orangnya.

Tak bisa dimungkiri bahwa sosok SBY nyatanya masih melekat di hati dan sanubari masyarakat Indonesia. Setelah tak lagi menjabat sebagai presiden, SBY tetap dipandang sebagai bapak bangsa yang kharismatik, punya prinsip, berpengaruh, dan punya wawasan serta pengetahuan yang sangat luas.

Kekaguman dan kerinduan masyarakat terhadap beliau nyata tecermin ketika ia berkunjung ke daerah. Ia selalu disambut meriah dan dikerubungi masyarakat. Rakyat rindu dengan SBY, meski bisa diungkapkan dengan sekadar ingin berfoto, namun bagi mereka tidak ternilai harganya.

Kembali lagi soal generasi milenial, kesimpulan mengenai kekaguman generasi milenial itu saya tarik, ketika suatu hari saya bertemu sekelompok anak muda yang tergabung dalam Komunitas Indonesia Bersatu (KIB) di Surabaya.

Komunitas ini diprakarsai atas dasar satu rasa dan kagum terhadap figur SBY. Dirintis tiga tahun yang lalu, komunitas ini berdiri hampir seluruh provinsi di Indonesia. Sampai saat ini, jumlah pengikut KIB di instagram mencapai 35 ribu orang.

Tak sampai di situ, KIB ternyata juga melakukan kegiatan positif. Tak hanya mengikuti perjalanan SBY dan keluarga, komunitas ini juga melakukan aksi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat luas, seperti penggalangan bantuan untuk korban bencana, pelayanan kesehatan, dan penanaman pohon yang bekerja sama dengan organisasi lingkungan.

Jauh dari hingar bingar politik, kumpulan anak muda ini bersinergi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kembali lagi ya, kita itu mengagumi bapak SBY. Sosok beliau menjadi teladan buat kita semua, sehingga yang kita lakukan di tengah masyarakat harus sesuatu yang bermanfaat dan pastinya tidak terikat pada langkah politik,” ujar salah satu anggota KIB, Bambang.

Maka dari itu, seyogyanya dari KIB kita bisa memetik pelajaran bahwa menjadi pengagum tak harus menutup mata dan telinga. Mengagumi sosok yang kita rasa pantas menjadi panutan harus diiringi dengan akal sehat. Tak melulu soal politik, ada hal yang lebih penting yaitu keteladan dan menyebarkan keteladanan itu kepada masyarakat luas.

Sosok SBY memang sampai saat ini masih melekat dalam pikiran dan hati masyarakat Indonesia. Dikaguminya beliau oleh generasi milenial sudah semestinya, karena beliaulah sumber inspirasi akan lahirnya generasi baru yang mampu berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Salam

(Abi Permana/Kompasiana/dik)