Ketua Fraksi Demokrat DPR-RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) membuka Seminar Nasional Generasi Milenial bertajuk “Tantangan dan Peluang Pemuda Indonesia untuk Membangun Indonesia yang Maju, Kuat dan Sejahtera” di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017). (Foto: Web Fraksi Demokrat)

Jakarta: Mengutip kata-kata penting yang menarik dari sejumlah tokoh dunia, Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD), Edhie Baskoro Yudhoyono—yang biasa disapa Ibas—membuka Seminar Generasi Milenial “Tantangan dan Peluang Pemuda Indonesia untuk Membangun Indonesia yang Maju, Kuat, dan ejahtera” di Ruang KK2 Gedung MPR/ DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017) . Di awal pidato, misalnya, Ibas mengutup Mohammad Yamin: “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul, pada akar sejarah bangsa kita sendiri.“

Seminar ini menghadirkan pembicara Menpora Imam Nahrawi, Anggota Komisi X DPR RI/ FPD, Muslim; Direktur Eksekutif Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono; dan Rico Rustombi, dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Dihadiri sekitar 450 peserta, diskusi dipimpin moderator Putu SupadmaRudana, MBA, Anggota Komisi X DPR RI, Dapil Bali.

Usai Seminar, Ibas juga menerima ucapan selamat ulangtahun dari sang kakak, rekan dan para tamu. Tumpeng besar menandai usia 37 tahun Ibas yang tepatnya jatuh beberapa hari lalu.

‘’Kita mesti mengingat dan bersyukur di masa lampau tahun 1928 sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air berkumpul untuk mengikrarkan diri  sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu, Indonesia. Sungguh, sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan Bangsa Indonesia hingga hari ini negara kita dapat tegak berdiri melanjutkan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan,’’ kata Ibas, memberikan garis bawah pada peristiwa sejarah terpenting terkait pemuda.

Dia, lalu menyampaikan kalimat legendaris Bung Karno: “BERI AKU 10 PEMUDA, NISCAYA AKAN KUGUNCANG DUNIA”

Poinnya, ‘’Bukan hanya segenap tokoh, pejuang, dan para orang tua saja yang mesti memikirkan bangsanya, akan tetapi peran serta generasi muda menjadi penting dalam mempertahankan keutuhan, kemajuan, dan kesejahteraan negeri ini. Seperti semangat yang terpancar dari para narasumber dan peserta seminar pada siang hari ini…..Betul?’’ tukas Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai  DPP Partai Demokrat itu.

Terkait dengan Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan tantangan kesejahteraan yang masih berat, Ibas mengingatkan untuk membangun Indonesia dari desa.

“Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Ibukota Jakarta, tetapi Indonesia baru akan bercahaya karena lilin-lilin di desa” – Bung Hatta.

‘’Apa yang ingin saya sampaikan adalah ‘WE ARE THE FUTURE’, kita harus yakin dan percaya bahwa Indonesia akan menjadi “a strongnation, a strong economy and a strong human capital” ditambah lagi kita juga dianggap negara yang memiliki resourcebase (sumber daya alam dan energi) dan marketbase(konsumen/demand) yang sangat baik. Generasi mudalah yang akan menjadi tonggak utama masa depan Indonesia….Setuju?’’

Selanjutnyadikatakan, kita patut bersyukur karena Pemerintahan Presiden ke VI RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil membawa Indonesia diakui dunia. Indonesia memiliki profil dan kedudukan baik sebagai anggota G20,  dan dipandang di dunia internasional serta sukses sebagai tauladan demokrasi. Ekonomi kita tumbuh, pendidikan bermutu, peran aktif generasi muda semakin dirasakan dalam bidang seni, budaya, organisasi, usaha/bisnis, olahraga, kepemimpinan, dan prestasi lainnya.

‘’Dengan kata lain, telah banyak yang dilakukan secara nyata oleh pemerintahan terdahulu dalam hal ini Pemerintahan Presiden SBY, harapan kami Fraksi Partai Demokrat tentunya Presiden Jokowi dapat menjaga dan melanjutkannya.’’

Berikut sejumlah kutipan lain dan penjelasan Ibas yang juga terbilang sebagai politisi zaman now, karena usianya masih sangat muda dalam posisinya seperti saat ini.

THE SECRET OF CHANGE IS TO FOCUS ALL OF YOUR ENERGY, NOT ON FIGHTING THE OLD, BUT ON BUILDING THE NEW – SOCRATES

COMING TOGETHER IS THE BEGINING, KEEPING TOGETHER IS PROGRESS, WORKING TOGETHER IS SUCCESS – HENRY FORD

Dari sejumlah rujukan, disebutkan bahwa setidaknya ada 5 generasi yang bisa kita pelajari dan diskusikan yaitu: Generasi silent, Generasi boomer, Generasi X, Generasi Milenial (Y), Generasi Z (Gen-Z). Siang hari ini kita fokus membahas Generasi Milenial (Gen-Y) yang sering diperbincangkan oleh banyak kalangan didunia di berbagai bidang.

‘’Apa dan siapa generasi milenial itu? Generasi yang lahir pada tahun 1980–2000 atau kisaran usianya saat ini adalah 27-37 tahun. Seperti saya dan mungkin beberapa teman–teman yang ada dihadapan saya. Bedanya mungkin saya peralihan antara generasi X dan Y, tapi adik – adik saya yakin banyak yang masuk dalam generasi Milenial (Gen – Y).’’

Bagaimana perilaku umum kid zaman now? Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jatim VII itu, memberikan ilustrasi dengan mengutip Steve Jobs terlebih dahulu.

“LET’S GO INVENT TOMMORROW INSTEAD OF WORRYING ABOUT WHAT HAPPENED YESTERDAY“

Kalo kata anak zaman now: “bos ada internet ngga di sini??” “Sosmedlo apa sob??” “udah donlod software ini belum coi?” “selfie yuk”, “jangan lupa update status bro”, “kirimin linknya brai” “tolong comment sama likenya ya”, ”Facetime – an yuk”, dan seterusnya…Itulah kata – kata yang sering kita denger bagi generasi milenial zaman now. Artinya bahwa, kehidupan generasi milenial tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertaimentatau hiburan yang menjadi kebutuhan pokok dari generasi ini.’’

Bagaimanapun, akhirnya, tutur Ibas, THE FUTURE BELONGS TO THOSE WHO PREPARE FOR IT TODAY sebagaimana dikatakan Malcolm X. Atau pada Gandhi kita berguru: THE FUTURE DEPENDS ON WHAT WE DO IN THE PRESENT.

Masih banyak hal-hal menarik dan kutipan-kutipan seru dari Ketua FPD.  Pembukaan seminar, jadi terasa milenialnya.

(Web Fraksi Demokrat DPR/dik)