Pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal (LUKMEN) didampingi simpatisan dan pendukungnya saat mendaftar ke KPU Papua kemarin, dan burung Mapase yang jadi maskot Pilkada Papua 2018. (Foto: Titie/LingkarPapua)

Bakal Calon Gubernur Papua periode 2018-2023, Lukas Enembe menegaskan komitmennya untuk tetap akan merawat dan menjaga Papua menjadi miniatur dari Indonesia,dan rumah bagi semua kalangan dan suku bangsa. Hal ini bukan sebatas rencana, atau simbolis belaka, tetapi ia telah mewujudkan hal itu dalam beberapa kebijakan dan terobosannya di periode pertama.

“ini kita Indonesia ada di Papua, tidak ada istilah saya orang gunung dan bawa orang-orang saya, itu tidak ada, seluruhnya di Kantor Gubernur diisi oleh semua latar belakang yang ada di  Indonesia. Oleh sebab itu ini perlu dijaga,” kata Lukas Enembe, Gubernur Petahana Papua yang juga Ketua Partai Demokrat Papua, kepada sejumlah wartawan usai prosesi pendaftaran di KPU Papua, Selasa (9/1/2018).

Menurutnya seorang pemimpin harus bisa mengayomi dan menjadikan Papua sebagai rumah bersama, apalagi untuk wilayah Papua saja sudah terbagi atas 275 suku ditambah lagi saudara dari pulau lain dan ini jumlah yang sangat luar biasa, dan sebuah potensi yang harus disinergikan untuk memajukan Papua.

“Pemimpin ke depan harus mengerti tentang ini, jangan asal jadi Gubernur untuk kejar kekayaan, tidak ada itu, tidak ada yang bisa jadi kaya di sini,” kata Lukas Enembe.

Menurutnya, tujuan utama memimpin Papua adalah bagaimana mengatur Papua secara baik, banyak hal yang perlu dikerjakan.

“Kita jadi Gubernur bukan untuk menjadi kaya atau mencari usaha maupun bisnis lain, tapi bagaimana menjaga NKRI utuh dan lebih baik, itu tujuan kami. Selama ini di Pemprov Papua sudah jelas. Penempatan birokrasi di Papua diisi oleh berbagai latar belakang, dan ini membuktikan bahwa inilah Indonesia,” kata Lukas Enembe.

Selain tujuan mulia di atas, Lukas Enembe menegaskan majunya ia bersama Klemen Tinal kembali di periode kedua juga bertujuan untuk menuntaskan beberapa agenda besar untuk menyelamatkan orang asli Papua. Bila terjadi pergantian pucuk pimpinan bisa jadi apa yang sudah dirintis LUKMEN pada periode pertama, tidak akan ada kepastian keberlanjutan.

“Jadi seperti Rumah Sakit regional yang belum dibangun, karena syaratnya harus dilengkapi alat serta dokter yang memadai. Saat ini yang baru dilengkapi di Jayapura dan Nabire. Masih ada  tiga wilayah yang akan diselesaikan. Itu menjadi program prioritas kita untuk menjawab kebutuhan orang Papua dan semua yang bermukim di Papua,” kata Lukas Enembe.

Biara soal Sumber Daya Manusia (SDM) menurut Lukas, bila orang lain baru berwacana untuk mencerdaskan orang Papua, dirinya bersama Klemen Tinal sudah melakukan program tersebut, melalui program-program pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan orang Papua.

“Salah satu bukti, hari ini sudah dikirimkan 1.600 orang ke luar negeri, dan ini akan dilanjutkan sehingga ke depannya makin banyak orang Papua yang cerdas dan punya kualitas lebih bagus, karena SDM itu sangat penting,” jelas Lukas Enembe.

Ia juga menyinggung beberapa agenda LUKMEN Jilid I yang belum tuntas, dimana ia berharap di periode kedua LUKMEN bisa menuntaskan agenda-agenda besar yang ke depannya bisa jadi warisan generasi Papua dan merubah wajah Papua.

“Seperti pelaksanaan PON, untuk suksesi ini kita mengejar pembangunan stadion PON yang diperkirakan rampung antara akhir 2018 atau 2019 mendatang. Jadi inilah yang akan diwariskan untuk generasi selanjutnya. Banyak tugas dari Papua Bangkit Jilid II untuk meningkatkan dan menambah apa yang sudah ada saat ini,” kata Lukas Enembe.

Menyinggung prosesi pendaftarannya yang dipadati oleh simpatisan dan pendukungnya dari berbagai kalangan, Lukas Enembe dan Klemen Tinal mengucapkan terima kasih atas antusiasme yang di tunjukkan oleh warga masyarakat yang secara sukarela mengantarkannya mendaftar ke KPU.

“Kita tidak pakai undangan, karena sebenarnya ini hanya agenda Tim Koalisi Papua Bangkit saja, karena kami tidak ingin membebani rakyat dengan agenda ini. Tapi terima kasih, puji Tuhan ternyata rakyat berbondong-bondong memberikan dukungan meski tidak diundang. Lintas budaya, berbagai suku bangsa ikut hadir. Itu menunjukkan bahwa ada suka cita dan kebersamaan di antara sesama kita suku bangsa yang ada di Papua, tidak ada perbedaan, semua sukarela mendukung dan siap memenangkan LUKMEN,” kata Lukas Enembe.

Menurutnya sekian banyak kelompok masyarakat yang ikut mengantar, dengan identitas budaya dan suku bangsa masing-masing menunjukkan representasi dukungan terhadap LUKMEN dari semua kelompok masyarakat yang hidup berdampingan di Papua.

”ini adalah kemauan rakyat. Ini terjadi di kabupaten-kabupaten juga dan pasti lebih dahsyat. Kita berterimakasih dan bersyukur atas dukungan kepada kami, karena memang kami sudah lakukan apa yang dinginkan rakyat Papua. Sampai hari ini NKRI tetap terjaga. Aman. Itu sudah kami buktikan. Jadi saya pikir sudah jelas, dan berharap ke depan dapat berjalan tertib dan aman,” kata Lukas Enembe lagi.

(lingkarpapua/dik)