Oleh: Al-Kautsar*)
Situasi pagebluk dan paceklik yang dihadapi hampir seluruh negara bangsa di dunia, memaksa semua unsur yang terlibat dalam pertentangan untuk berdamai. Tindakan gotong royong (solidaritas) merupakan hal penting untuk dilakukan agar melewati situasi sulit tersebut.
Kepentingan kemanusiaan membuat kepentingan individu, golongan, ataupun kelompok berhasil dibekukan. Tetapi masih saja ada pemerintahan ignorant, mengambil kesempatan dalam kesempitan, setidaknya begitu kata pepatah, dalam suatu negara dengan memaksakan kepentingan kelompoknya. Keadaan tersebut terjadi di Indonesia. Pemerintah bersama faksi partai politiknya yang ada di parlemen memaksakan keberlanjutan pembahasan omnibus law, yang sudah jelas sejak awal perumusannya banyak mendapatkan kritikan dari berbagai pihak baik itu secara individual maupun organisasional.
Menanggapi hal diatas, Partai Demokrat yang sejak awal melakukan gerakan nasional melawan Covid-19 dengan menggerakkan semua kekuatannya (struktur, kader, anggota, simpatisan dan relawan) diseluruh Indonesia atas intruksi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY) melalui ketua fraksinya di parlemen yaitu Edhie Baskoro Yudoyono (Ibas) , menghimbau pemerintah, partai politik, organisasi sektoral-non sektoral, semua kalangan untuk fokus menangani pandemi Covid-19.
Keseriusan ini terlihat dengan menarik semua anggota Partai Demokrat yang terlibat dalam panja pembahasan maupun perumusan RUU melalui surat instruksinya yang berbunyi,
Perhatian Bapak/Ibu/Saudara-saudaraku Anggota FPD YTH:
Melihat situasi Dunia dan Indonesia yang boleh dikatakan genting, memprihatinkan dan belum membaik ini, maka FPD harus konsisten untuk hadir Bantu Rakyat dan Pemerintah di setiap tingkatan. Untuk itu setiap Pembahasan RUU apakah itu inisiatif dan atau non inisiatif DPR mesti kita TUNDA/TOLAK (Menarik Keanggotan Panja sementara ini) kecuali RUU yang berkaitan dengan penanganan #PandemiCovid19.
Sekali lagi Mari kita bersama curahkan pikiran, tenaga dan perhatian untuk mengurangi bahkan mencegah dampak #VirusCorona. Demikian untuk menjadi Perhatian kita bersama.
Melihat isi surat tersebut menunjukkan keberpihakan Demokrat terhadap rakyat dan kemanusiaan. Pasalnya akibat keberadaan pandemi Covid-19 banyak rakyat yang kehilangan pekerjaan. Pandemi yang menuntut manusia untuk hidup bersih, sehat dan membatasi jarak, memaksa pemerintah untuk mengambil keputusan agar masyarakat melakukan aktivitas di rumah tidak terkecuali pekerjaan. Kebijakan yang terbarupun tentang pelarangan mudik belum maksimal terlaksana. Kabarnya masih banyak transportasi udara, darat dan laut yang masih beroperasi. Sementara di sisi lain, secara faktual, ada banyak pekerjaan yang memaksa kehadiran fisik manusia di berbagai sektor. Hal itu juga telah banyak disampaikan oleh berbagai pihak. Selain itu, belum ada kepastian tentang berakhirnya pandemi Covid-19, ini otomatis akan memperpanjang penderitaan rakyat. Partai Demokrat sadar bahwa partai politik harus menjadikan dirinya sebagai corong untuk menyuarakan keadaan rakyat. Dengan penuh kesadaran dan serius mengajak semua pihak tidak terkecuali pemerintah untuk fokus melawan Covid-19 dan memberi insentif masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip melawan pandemi Covid-19, berupa bantuan sembako, uang tunai dll, seperti yang sudah dilakukan oleh Partai Demokrat atas arahan terbaru Ketua Umum AHY sebagai penunjang untuk keberlangsungan hidup mereka yang sangat terdampak atas keberadaan Covid-19 di Indonesia.
Jadikan momentum ini untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa dengan peduli dan berbagi.
Sebagai penutup tulisan ini, saya mengutip adagium, “Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan berjiwa kriminal, walaupun dia sarjana” (Pramoedya Ananta Toer).
*)Kader Partai Demokrat