Presiden RI ke-6, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sehabis makan nasi Grombyang di Pemang, Jumat (13/4/2018). (Sthevanie Morensya/kumparan.com)

Pemalang: Hari mulai beranjak malam ketika saya dan Nita, teman traveling saya, menikmati keindahan alun-alun Kabupaten Pemalang. Di akhir pekan begini alun-alun memang jadi destinasi yang asyik buat berehat bersama teman atau keluarga setelah sepekan penuh bekerja.

Lalu tiba-tiba saya mendengar ibu-ibu berteriak riuh, “Pak SBY! Pak SBY!” Orang-orang sudah mengangkat kamera ponsel masing-masing mengabadikan bis besar dengan gambar SBY di badannya.  Ada juga tulisan besar-besar di badan bis itu.  Yang Baik Lanjutkan,  Yang Belum Baik, Perbaiki.

Sewaktu bis itu berbelok ke kiri masuk Jl. RE Martadinata, langsung maklum saya, rombongan SBY hendak makan di warung nasi grombyang H. Warso.

“Ayo kita ke sana,  aku mau foto sama Pak SBY, ” kata Nita,  yang langsung mengejar bis itu.

Tapi apa daya. Ternyata yang mau bertemu SBY bukan cuma kami.  Di depan warung H. Warso, orang-orang sudah berkerumun. Banyak banget. Dari laki-laki-perempuan,  tua-muda,  sampai anak-anak sudah menunggu di sana. Jumlahnya seratusan orang lebih.

Semuanya orang berebut untuk bisa bersalaman dengan SBY. Yang ada di belakang kerumuman,  kayak kami cuma bisa foto dari jauh saja.

SBY dan Ibu Ani santai saja, ramah dan hangat malahan. Semua orang yang dilewatinya disalami. Bahkan ada anak kecil yang ketiban rejeki dibelai kepalanya oleh SBY.

Kedatangan SBY membikin masyarakat Pemalang senang. Kalau biasanya mereka cuma melihat SBY dan Ibu Ani dari layar televisi, sekarang bisa bertemu secara langsung.  Tapi rindu kami kepada SBY belum lagi lepas. Makanya, kami masih berkumpul di depan warung H. Warso itu.

Pak Warso, si pemilik kedai, yang lagi duduk di belakang meja kasir juga senang banget. Iseng-iseng saya ajak ngobrol sambil menunggu SBY dan rombongan mengudap semangkuk nasi grombyang yang harganya cuma Rp15 ribu itu.

“Seneng banget. Moga-moga Pak SBY sekeluarga selalu sehat dan dilindungi Allah. Moga-moga datanganya Pak SBY, usaha saya makin maju,” kata Pak Warso yang sudah membuka usahanya sejak 2 Februari 1978 ini.

Pas SBY keluar, kami langsung kembali berebutan buat salaman. Teman saya itu, Nita sukses salaman dengan SBY. Saya yang kecil mungil cuma bisa ngambil foto dari jauh. Soalnya ramai banget. Tapi tidak apa-apa. Yang penting  malam tadi bisa beruntung bisa bertegur sapa dengan SBY dan Ibu Ani.

Doa setulus hati juga saya sampaikan untuk SBY sekeluarga. Semoga selalu sehat, panjang usia, dan selalu berada dalam lindungan Allah. Jujur saja, saya ini termasuk yang kena sindrom rindu SBY, rindu pemerintahan era SBY.

(Sthevanie Morensya/kumparan.com)