Menyetir sendiri mobil yang membawa bantuan, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga merupakan pendiri AHY Foundation mengunjungi posko pengungsian erupsi Gunung Agung di Bali, Selasa (5/12). (foto: theyudhoyonoinstitute.org)

Bali: Menyetir sendiri mobil yang membawa bantuan, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga merupakan pendiri AHY Foundation mengunjungi posko pengungsian erupsi Gunung Agung di Bali, Selasa (5/12).

AHY mengunjungi tiga tempat yang menampung para pengungsi, yaitu Kecamatan Rendang dan Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem, serta GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung.

Lokasi pertama yang dikunjungi AHY adalah Kecamatan Rendang. Tempat pengungsian yang berada paling dekat dengan Gunung Agung itu menampung lebih dari delapan ribu pengungsi. Warga yang mengungsi di sana sangat senang dikunjungi AHY. Ketika AHY datang, mereka langsung berhamburan keluar dari tenda-tenda tempat tinggal mereka sementara.

“Tengok tengok tempat saya Mas Agus … ,” kata seorang Ibu sambil menarik tangan AHY.

Tak canggung, AHY menuruti permintaan para warga untuk mengunjungi tenda-tenda mereka.

“Ayo dong ini dimainin, pengen denger,” ujar AHY menunjuk satu set gamelan khas Bali yang sengaja ditaruh di tempat pengungsian sebagai hiburan dan agar anak-anak dapat belajar musik.

Anak-anak pun dengan lihainya memainkan gamelan. Bonusnya, AHY memberikan jajanan kepada mereka untuk dimakan bersama.

Wayan Sudiarta, pegawai kecamatan yang bertugas sebagai petugas logistik di posko pengungsian Rendang mengapresiasi bantuan yang dibawa AHY.

“Dengan bantuan ini, kami akan merealisasikannya sesuai dengan jumlah pengungsi yang ada di kecamatan Rendang. Saat ini totalnya sudah mencapai 8.000 lebih,” ujar Wayan. “Bantuan ini sangat bermanfaat,dan mudah-mudahan ini berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,” tutupnya.

Dari posko pengungsian Rendang, AHY melanjutkan perjalanan menuju tempat kedua yaitu posko pengungsian di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung. Tiba di posko ini, AHY dibantu para relawan menurunkan bantuan yang dibawa AHY Foundation.

Perlahan-lahan bantuan berupa sembako, alas tidur, selimut, dan bantal ini diturunkan dari mobil yang dikemudikan AHY. Ada sekitar 1.300 pengungsi di tempat itu.

Saat AHY datang, kebetulan anak-anak sedang bermain-main di halaman GOR. AHY yang datang membawa bola sepak, mengajak anak-anak bermain bola.

“Ayo ayo kita main bola,” seru AHY disambut antusias anak-anak yang langsung membentuk dua tim. Rupanya setiap sore mereka juga sering bermain bola untuk mengusir kepenatan selama berada di pengungsian.

Tempat pengungsian ketiga yang dikunjungi AHY terletak di Desa Tenganan, Karangasem Selatan. Desa Tenganan ini adalah salah satu desa wisata andalan pariwisata Bali. Bale wantilan tempat biasa para warga berkumpul, diubah menjadi tempat tidur para pengungsi yang berasal dari desa-desa sekitarnya. Posko ini menampung sekitar 400 orang yang berasal dari Desa Tanah Aron.

AHY tiba di posko pengungsian ini sekitar pukul 19.30 WITA. Hujan deras yang mengguyur tempat itu, tidak menyurutkan semangat AHY untuk bertemu para pengungsi. Untuk mencapai bale tempat pengungsi berkumpul, AHY harus berjalan menanjak sekitar 200 meter. Senter menjadi salah satu sumber penerangan selain lampu-lampu yang berasal dari rumah penduduk sekitar.

“Bapak Ibu sekalian, saya datang bersama teman-teman dari Jakarta, ingin melihat secara langsung kondisi Bapak dan Ibu sekalian,” tutur AHY. “Kami juga membawa bantuan, mudah-mudahan bermanfaat. Dan saya tentu mendoakan semoga Bapak Ibu sekalian, adikadik, anak-anakku senantiasa sehat, senantiasa sabar dalam menghadapi musibah ini. Dan semoga bisa kembali segera ke rumah masing-masing. Tetap semangat ya,” seru AHY.

AHY kemudian menyerahkan bantuan kepada I Made Sukarta, Kepala Lingkungan Desa Tanah Aron. AHY mengapresiasi upaya yang telah dilakukan pemerintah, instansi-instansi, serta organisasi-organisasi yang telah memberikan bantuan kepada para pengungsi.

“Tentu bantuan materi itu penting, tetapi tidak hanya itu. Saya juga mengapresiasi upaya tanggap darurat dan segala hal yang telah dilakukan oleh pemerintah, baik Provinsi Bali maupun kabupaten, dan juga yang lainnya, termasuk TNI, Polri, BNPB atau BPBD yang telah bekerja bersama-sama dengan berbagai komunitas yang secara sukarela berupaya untuk meringankan kesulitan warga yang sedang mengungsi,” jelas AHY.

“Mudah-mudahan kehadiran saya di sini juga dapat membangkitkan semangat, dan saya senang kalau bisa berinteraksi dengan masyarakat, kaum lansia, ibu-ibu, anak-anak, dan juga yang lainnya,” ungkap AHY. “Karena saya ingin juga terus bisa membangkitkan harapan bahwa mudah-mudahan situasi Gunung Agung juga semakin membaik dan pada akhirnya mereka semua bisa kembali ke rumah masing-masing,” tambahnya.

Ketika ditanya wartawan mengapa AHY memilih mengendarai sendiri salah satu mobil yang mengangkut bantuan, ia menjawab bahwa itu yang dulu sering dilakukannya.

“Iya, sebetulnya saya menikmati dalam setiap perjalanan. Saya juga jika memungkinkan nyetir sendiri. Saya juga kadang-kadang bernostalgia, sambil ingin melihat secara langsung keindahan alam di Bali yang luar biasa, yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” puji AHY. “Selalu memiliki nilai tersendiri berada di Bali,” lanjutnya.

“Dan saya tadi sambil menyusuri jalan-jalan dari Ubud menuju ke Karangasem dan sekarang di Klungkung sambil kemudian juga bisa menyapa masyarakat,” tandasnya.

Foto-foto di bawah ini menggambarkan aktifitas AHY saa mengunjungi pengungsi korban erupsi Gunung Agung, Bali.


(theyudhoyonoinstitute.org/dik)