Oleh: Farkhan Evendi Ketum DPN Bintang Muda Indonesia

Menghadapi agenda besar politik nasional yakni perhelatan pemilu 2024, Partai Demokrat menggelar Musyawarah Daerah (musda) untuk menentukan arah politik di 2024 mendatang.

Musda merupakan momentum konsolidasi, harmonisasi dan rekonsiliasi dengan tujuan memperkuat dan menyolidkan struktur kepartaian mengahadapi perhelatan politik mendatang.

Musda Demokrat adalah dalam rangka mencari figur-figur yang mampu membawa partai sebagai rumah perlindungan dan pembelaan rakyat, partai yang bisa menyediakan ruang diskusi rakyat mengenai ide-ide pembaruan dan perbaikan bangsa.

Demokrat saat ini menjadi salah satu partai oposisi yang terus menyuarakan aspirasi rakyat. Demokrat saat ini dikenal partai yang bikin jengkel oligharki dengan menolak Revisi UU KPK, menolak Omnibuslaw, menolak UU Minerba dan lainnya yang merugikan rakyat dan melenggangkan oligharki. Maka wajar jika Demokrat dikerjain habis-habisan oleh oligharki.

Namun, Demokrat juga menjadi tempat orang-orang loyal berjuang dan bertarung memenangkan Demokrat dan aspirasi rakyat. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga dikenal sebagai Ketum partai yang pandai menjaga solidaritas dengan kadernya.

Kader demo, AHY ikut demo, kader berpanas-panasan, AHY juga ikut berpanas-panasan, membela demokrasi, solidaritaspun terbangun sampai pada pelaksanaan musda yang diganggu para pengkhianat dan komprador kekuasaan ternyata “lemak-lemak” tersebut sebagian besar disingkirkan di Musda.

Demokrat berhasil menyelenggarakan Musda secara aman dan damai mulai Aceh sampai Papua dengan terpilih otot-otot terbaik yang setia pada parpol. Memiliki loyalitas dan integritas kepada Demokrat.

Daerah merupakan ujung tombak perjuangan Demokrat. AHY sangat menaruh perhatian bagi mereka yang menjadi garda depan menjaga kader-kadernya di daerah sampai tingkat ranting.

AHY tentu mengevaluasi hasil pileg, loyalitas dan kesetiaan pada partai saat musibah dan kinerja pada rakyat dari para kandidat, sebagian terpilih lagi, sebagian akhirnya istirahat

Musda melahirkan pemimpin pilihan kader dan teruji loyalitasnya pada AHY, kalau tak loyal lalu konstribusi apalagi yang diharapkan bagi Demokrat

Maka pasca Musda Diharapkan kader terbaik yang menjadi pemimpin tersebut memberikan yang terbaik buat kemenangan Demokrat.

Demokrat bukan Gerindra, PDIP, PKS, PAN, NasDem, Atau partai lain yang bertahan karena loyalitas pada ketum tapi melalui Musda yang benar-benar bertarung, di ruang terang-benderang, Demokrat benar-benar mencari petarung dan loyal.

Demokrat paham dunia demokrasi milik orang yang mau bekerja sampai bawah sekaligus punya loyalitas pada garis partai maka itulah wajah-wajah yang kini memimpin Demokrat di daerah.

Musda justru juga menjadi ajang terujinya politik santun Demokrat yang semuanya diselesaikan AHY dengan tangan rahmatan dan membuat para muka dua kepanasan menunjukkan belangnya sama seperti terjadi saat upaya mengambil paksa Demokrat akhirnya ketahuan mana kader loyal dan mana kader lemah loyalitas, AHY paham mana yang dikehendaki kader dan mana yang punya kehendak “orang lain”atau kekuasaan dan seterusnya

Rakyat melihat pertarungan musda dengan berbagai figur yang ada tentu akan semakin tertarik dengan Demokrat tatkala Musda terpilih sosok yang pintar merawat basis dan membela Rakyat

Musda sesungguhnya hanya peralihan kekuasaan biasa secara smart revolution karena dimanapun posisi kader Demokrat bisa tampil maksimal dan berorientasi pada menunaikan tugas dengan baik

Selamat dan sukses atas terselenggaranya Musda Partai di berbagai daerah, saya selaku ketum BMI mengajak kader daerah untuk ikut serta mendoakan dan memilih yang terbaik bagi kemenangan Demokrat

Pintu kemenangan rakyat tersebut karena Musda-Musda tersebut melahirkan para demokrat sejati yang berkoalisi dengan rakyat, bukan berkoalisi dengan oligharki dan kekuasaan

Terimakasih Ketum AHY, telah menunjukkan musda terbaik partai politik.