Oleh: Akbar Enra*)
Nama pria jangkung berwajah tampan itu tiba-tiba mencuat dan menjadi perhatian banyak orang, di saat warga Sulawesi Selatan (Sulsel) buntu mencari figur pemimpin sesuai selera dan nalar.
Dialah politikus energik Partai Demokrat: H. Ni’matullah SE Ak. Namanya membuncah, dilirik dan menjadi perhatian banyak orang. Siapa sesungguhnya Ni’matullah yang akrab dipanggil Ullah?
Saya mengenalnya sejak menjejakkan kaki, di Kampus Merah, Tamalanrea, Universitas Sultan Hasanuddin (Unhas) , sejak tahun 1992. Ni’matullah adalah tokoh mahasiswa Unhas yang populer. Dia aktivis, gagah ,dan smart. Tak heran, jika ia menjadi idola mahasiswa — terutama mahasiswa baru — ketika itu.
Seiring waktu, silih bergantinya siang dan malam, saya bersua kembali dengan senior saya di kampus itu, awal tahun 2000. Bersama Reza Ali dan sejumlah aktivis Unhas, Ullah merintis berdirinya Partai Demokrat di Sulsel.
Tahun 2004, di Warkop Golagong, Panakukang, Makassar, saya ngobrol sambil ngopi bersama Kak Ullah (begitu ia biasa disapa yuniornya d Unhas). Ia bicara soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Menkopolhukum RI di Kabinet Megawati.
Gaya bicara Ullah, tentu sesuai ciri khasnya, cerdas tapi ringan. Sehingga tak bosan kita bicara dengannya. Ullah juga menyebut Partai Demokrat sebagai solusi dalam kancah perpolitikan, yang ketika itu sangat ribet.
“Masuklah ke Partai Demokrat. Di sini kita nyaman berpolitik. Niat SBY mendirikan PD semata-mata mengejawantahkan sebuah visi dan misi yg mulia untuk bangsa ini,” kata Ni’matullah, ketika itu.
Akhirnya saya tertarik. Saya menghubungi sahabat-sahabat yang sudah berada di PD. Supriansa Anca, Ikrar Opu, Hidayat Hafied, Muhammad Aslan Dg Nai, serta beberapa sahabat dan aktivis di kampus. Saya mendorong mereka masuk ke PD. Ajakan saya berhasil karena Ullah adalah magnet yang banyak menarik aktivis kampus ke PD.
Minggu (2/4), Ni’matullah dilantik sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, di Rusun Nawa, jalan Rajawali, Kampung Lette, Makassar.
Sesungguhnya, Ullah tak hanya dilantik sebagai Ketua Partai Demokrat Sulsel. Ullah juga didapuk menjadi solusi bagi Sulsel.
Kiprah Ullah lainnya ada di DPRD Sulsel. Saat ini Fraksi Demokrat DPRD Sulsel, memiliki 11 kursi. Demokrat Sulsel Menempati posisi pemenang kedua setelah Golkar di Pemilu 2014. Dan Ullah didaulat menduduki jabatan Wakil Ketua I DPRD Sulsel.
Formasi politik Partai Demokrat sekarang, adalah salah satu kekuatan politik yang diperhitungkan. Tentu, sebagai nahkoda Demokrat Sulsel, Ullah memilikj pesona tersendiri. Jika dibanding dengan ketua partai di kancah politik Sulsel kini, hanya Ni’matullah yang memiliki latar belakang aktivis heroik dan tokoh intelektual.
Hanya Ullah pula yang memiliki latar belakang tokoh kampus. Yang lainnya, hanya pernah kuliah di perguruan tinggi tanpa mendapatkan pengalaman keaktivisan.
Minggu pagi saat Ullah dilantik sebagai Ketua DPD-PD Sulsel, saya mendengar histeria warga penghuni Rusunawa. Mulai dari penjual bakso sampai penjual es poteng yang berjejar, meneriakkan yel, “Ni’matullah Gubernur Pilihanku!”
Teriakan yang disambut pula oleh ribuan ibu-ibu sederhana, “Hidup Ni’matullah!”.
Saya terharu. Ullah adalah politisi yang menjauhi kemewahan. Darah aktivisnya masih kental. Tak silau dengan kemewahan. Beda dengan politikus mengandalkan kemewahan dan backing. Ullah meraih sesuatu dengan jerih payah tanpa backing dan tanpa membawa nama-nama pembesar.
Terbukti. Sejarah mencatat. Politikus yang memamerkan kemewahan, datang hanya merusak. Ni’matullah tetap dengan gayanya. Ngopi di warkop dan ogah makan di restoran mewah. Ia lebih senang bergaul dan bersenda gurau dengan sahabatnya yang sederhana ketimbang mereka yang hanya pamer kemewahan.
Gaya bicara Ullah lugas dan terukur. Langkah politiknya tegas. Ia beranjak dari bawah tanpa backing dan tanpa menenteng nama orang-orang besar.
Itulah Ni’matullah, di mata saya. Mutiara yang terpendam. Di selokan mana pun ia terdampar, dia tetap mutiara yang berkemilau.
Selamat atas pelantikannya, Pak Ullah. Semoga Pak Ullah senantiasa dilindungi dan diridhai Allah SWT. Amin…
*)Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kab. Maros, Sulsel
dik