Oleh: Fahmi Rizal*)
Bagi yang pernah ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tentu tahu keindahan panorama alam yang indah, juga kulinernya. Bahkan banyak yang nenjuluki keindahan alamnya bagai surga.
Julukan itu tak berlebihan. Saya ke Pacitan puluhan kali. Begitupun untuk daerah sekitarnya seperti Yogyakarta, Solo, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Magetan, Madiun, Surabaya dan lainnya.
Di Pacitan, saya sudah berkeliling ke berbagai tempat, termasuk ke Pantai Teleng Ria. Pantai yang indah dengan bisikan ombaknya. Bermain bola pantai, berenang, bersenda gurau dengan beberapa teman yang tinggal di sana. Kami cukup akrab hingga saat ini.
Begitupun di daerah Ploso. Rumah yang beberapa kali saya datangi adalah rumah masa remaja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI ke-6. Sekarang rumah tersebut sudah menjadi museum dan terbuka untuk umum.
Kini Pacitan berduka.
Berduka karena banjir bandang dan longsor sejak 28 November lalu. Banjir dan longsor meluluhlantakkan beberapa wilayah Pacitan, seperti di Pantai Teleng Ria, Ploso, dan lainnya. Puluhan orang telah meninggal, ratusan rumah hancur, ribuan warga mengungsi, jalan, jembatan serta kebun dan sawah tergenang.
Duka yang di alami warga Pacitan saya rasakan karena saya dan warga di sana cukup familiar.
SBY dan keluarga (Ibu Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, dan Edhe Baskoro Yudhoyono atau Ibas) beserta rombongan ke Pacitan, Kamis (30/11). Mereka mengunjungi lokasi banjir dan longsor. Mereka mendatangi tempat pengungsi serta memberikan bantuan ke masyarakat.
Didampingi Bupati Pacitan, Indartato dan pejabat daerah, SBY mendengar langsung kronologis bencana tersebut.
Kamis kemarin, saya dan para senior, sebenarnya akan bertemu AHY, jam 15.00 WIB. Tetapi AHY selaku Direktur The Yudhoyono Institute harus segera ke Pacitan. Ia take off jam 11an. Akibatnya, pertemuan pun dimajukan ke Kamis pagi. Jam 10.00 pagi, AHY dan rombongan menuju bandara, selanjutnya meninjau korban banjir di Pacitan, Yogyakarta, dan wilayah lainnya. Sebelum AHY berangkat ke bandara, saya sampaikan salam, turut empati ke warga yang terkena musibah.
Di Pacitan, berbekal pengalamannya, AHY mendatangi warga, menyapa, berdialog, ke dapur umum, ikut memasak, bahkan membungkus nasi. Ia tampak tak canggung menghadapi semua kesibukan itu.
Semoga musibah banjir bandang, longsor, letusan gunung berapi di negeri ini segera berakhir. Pada akhirnya, pemulihan di segala bidang segera dilakukan. Sehingga kehidupan normal yang diinginkan masyarakat akan terwujud.
Amin YRA…
*)Fungsionaris Departemen Urusan Pers dan Media DPP Partai Demokrat